kembali ke lalu

3 1 0
                                    

Malam hari telah tiba.
Aku dan shaifa terus bertukar cerita tentang pengalaman kuliah kita.
Aku dan shaifa beda fakultas.
Dia bercerita tentang pengalaman pertamanya mengikuti lomba pidato. Kata shaifa dia sangat gugup sekali sebelum maju. Teman-temannya juga sangat khawatir shaifa tidak menang. Tapi usaha tidak membohongi hasil. Dia menang. Dan dia sangat senang. Aku juga ikut senang.

Namun,
Disaat aku sedang menikmati obrolan kami. Ada yang mengetuk pintu dengan keras. Aku beranjak dari ranjangku. Shaifa juga mengekoriku.
Aku terkejut saat membuka pintu rumah.

Ternyata.

Sudah banyak polisi serta wartawan berbondong-bondong mendatangi rumahku.
Aku heran.
Mengapa?
Kata itu terus memutari otakku.
Salah satu polisi pun memutuskan untuk berbicara kepada kami. Namun, kami meminta berbicara pribadi didalam rumah. Shaifa memutuskan untuk menutup pintu dengan sopan agar wartawan tidak ikut mendengar pembicaraan ku. Aku mempersilahkan duduk polisi itu di ruang tamu.
Polisi itu bercerita.

'Ayah dan ibu sedang berjalan-jalan di desa nenek. Mereka menjenguk nenek yang sedang sakit. Setelah ayah dan ibu menjenguk nenek. Mereka memutuskan untuk pulang.

Tapi. Tuhan memilih mereka pergi menemui-Mu.

Ayah dan ibu tertabrak oleh truk bermuatan besar. Sungguh nahas. Mereka tak bisa diselamatkan.

Yang tersisa hanya...
Ayah.

Dan ayah berpesan sebelum pergi pada seseorang yang menolongnya

'shaila dan shaifa'
Kalian adalah bintang hidup untuk ayah dan ibu.
Kalianlah cahaya untuk ayah dan ibu.
Tolonglah. Kalian harus menjaga satu sama lain.
Disaat kalian saling menyakiti,
Ayah dan ibu tak bisa apa-apa
Karna ayah dan ibu hanya bisa melihat kalian dari jarak jauh.

Harapan ayah adalah shaila menjadi wanita yang kuat.

Harapan ibu adalah shaifa menjadi wanita yang hebat.

Semua itu yang ayah dan ibu pesankan pada kalian adalah pesan terakhir dari kami.

Dan terkhusus untuk shaila anak pertama ku.
Kaulah yang akan banyak mendapat cobaan.
Tapi suatu hari nanti kaulah yang akan mendapat semuanya.

Dan terkhusus untuk shaifa. Kaulah anak kedua ku.
Kau yang akan mendapatkan semuanya. Jadi,
Jangan terburu-buru untuk melakukan sesuatu.

Dan jadilah seseorang wanita yang benar.
Kalianlah harapan terakhir kami.

Salam cinta terakhir.
Ayah dan ibu.


Aku menangis tersedu-sedu.
Shaifa menenangkan ku seraya sesegkukan menangis.
Kami berpelukkan erat.






Hay...

Haduh. Gimana nih ceritanya.
Aneh?
Gaje?
Emang soalnya msih amartiran.
Fellnya kerasa blom?
🙉

Maaf banget yah gak bisa Up setiap hari
😬
Tugas menumpuk kek kerjaan rumah aja.
🤐

Jangan lupa vote, coment, follow
(me 😅) and share this story 🤓

See you...

Xoxo

Aurellyya istri park jimin 💕

kemarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang