"Kalian bukan security, kan?! Siapa kalian? Tidak mungkin kalian tidak tahu ini tempat apa kalau kalian security gedung ini! Aku panggil security gedung sungguhan nih ya!" teriak Sujeong. Kedua laki-laki itu mulai terlihat ragu melangkah, namun belum berniat pergi.
Sujeong mengeluarkan ponsel dari saku. "Atau polisi sekalian?!"
Kedua laki-laki itu akhirnya menyerah. Setelah keduanya pergi, Sujeong mendengus kasar. Sesungguhnya Sujeong pernah lihat kedua preman tersebut. Bukan pernah malah, tapi sering.
Keduanya, biasanya berlima atau berdelapan, berkeliaran di sekitar gang belakang cafe tempat Sujeong bekerja part-time. Mereka sudah terkenal sering memalak dan mengganggu orang-orang di pinggir jalan dengan kondisi setengah mabuk.
Sujeong kadang tidak habis pikir dengan orang-orang jahat yang mencari keuntungan dengan merugikan orang lain. "Bagaimana mereka bisa tidur ketika tahu ada orang yang terluka karena perbuatan mereka?"
Menggeleng, Sujeong tidak mau naif bahwa kadang ia bertanya-tanya apakah hidupnya akan lebih mudah jika ia merampas hak orang lain?
Atau, pertanyaan yang lebih berhubungan dengan kondisi Sujeong saat ini, apakah Sujeong akan senang jika ia membocorkan rahasia Bae Joohyun yang ia ketahui ke orang-orang di akademi? Apakah ia akan tersenyum setelah orang-orang tahu bahwa Bae Joohyun yang diagung-agungkan itu bersembunyi di balik topeng seorang penyanyi klub malam dan berciuman dengan laki-laki yang berbeda tiap malam?
Menggeleng lagi, Sujeong menampar pikirannya sendiri. "Tidak tidak, Sujeongie, kamu harus bahagia tanpa menyakiti orang lain! Kamu pasti bisa bahagia tanpa menyakiti orang lain!"
Sujeong melirik jam tangannya. Sudah waktunya untuk kembali ke hall dan menghadiri penutupan. Meskipun, Sujeong tahu tidak ada yang benar-benar mengingat penampilannya, pun yang menanti Sujeong di luar hall untuk memberinya karangan bunga, atau sekedar ucapan selamat.
Sujeong melangkah menuju pintu, namun berbalik ke dalam ketika ia menyadari kartu tanda pengenalnya tertinggal di atas sofa. Setelah Sujeong berhasil mengambil benda itu, tepi penglihatannya tidak sengaja menangkap sosok manusia, sedang meringkuk di balik sofa dengan wajah nyaris menempel pantat sofa.
"YA! SIAPA KAU?!" pekik Sujeong kaget.
Sosok itu, seorang laki-laki berjas coklat muda, berbalik perlahan, lalu tertawa kaku. "Ha ha, halo?" Namanya Kim Taehyung, omong-omong, dan ini pertama kalinya ia ketahuan sedang bersembunyi, berjongkok, mati gaya di belakang sofa.
"Kau pencuri ya!?" tanya Sujeong, masih dengan nada tinggi. Taehyung menggeleng cepat. Sujeong mengernyit, lalu berputar cepat menuju pintu. Ia tidak mau berurusan dengan hal aneh hari ini, lebih baik langsung ia laporkan ketimbang ia yang akhirnya kena masalah.
Sujeong sudah siap berteriak ketika tubuhnya tertarik ke belakang, lalu terdorong kembali ke pintu yang sudah kembali tertutup. Tangan Taehyung mengunci pergelangan tangan kiri Sujeong, dengan tangan lainnya menahan kenop pintu.
"YA!! KAU-"
Lalu satu telunjuk Taehyung itu menempel di bibirnya. "Maafkan aku. Dan terima kasih, berkat kau, aku berhasil kabur dari senior-seniorku," ucapnya, tersenyum.
Sujeong langsung menepis tangannya, menariknya kencang dari genggaman laki-laki asing itu. "Lepasin ih. Aku panggil security nih!"
Taehyung langsung mengangkat kedua tangannya di udara. "Roger!"
Sambil mengernyit, Sujeong menatap laki-laki itu dari atas hingga ke bawah. Dengan wajah yang menurut Sujeong di atas rata-rata, sulit bagi Sujeong untuk menebak apa profesi laki-laki itu. "Senior?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcana (BTS x Lovelyz) (on hold)
Fanfictionarcana: a mystery, a secret of nature that human sought to discover --- Bagaimana kalau manusia memang ditakdirkan untuk terus berjalan mencari? Arcana, tentang kehidupan tujuh agen bayangan. Oh, dan orang-orang yang mereka temui.