1

21.1K 2.1K 663
                                    

Suara ayam berkokok terdengar bak alarm pagi yang selalu membuat si pemuda bersurai hitam kecoklatan terbangun. Pemuda itu duduk lalu mengacak rambutnya sambil sesekali menguap, ia juga merentangkan kedua tangannya lalu bangkit dan mengambil handuk yang tergantung di pintu kamarnya.

"Tumben udah bangun"

Jaemin, pemuda yang baru saja membuka pintu kamar mandi menoleh pada sang ayah yang sedang menggoreng makanan yang baunya begitu nikmat.

"Iya hari ini kan senin jadi gak boleh telat nanti aa dihukum lagi kaya minggu kemarin" jawab Jaemin lalu berlalu meninggalkan sang ayah yang menggelengkan kepalanya

"Dek tolong bawain gorengan yang udah mateng ke depan!"

"Iya pah!"

Suara teriakan dari dalam kamar terdengar, hingga munculah sosok anak bertubuh tinggi menghampiri sang ayah.

"Pagi Papah" ucap si bungsu, Jisung

"Bawain ke depan ya dek sama kopi si abah"

"Neng chitta, sepatu abah dimana?"

Jisung berjalan kedepan sambil membawa kopi dan sepiring gorengan lalu menaruhnya diatas meja. Disana sang ayah sedang mencari sepatunya di rak sepatu dekat tv.

"Kan kemarin Papah simpen di rak sepatu!"

"Gak ada !"

Ten berjalan sambil menatap suaminya kesal, sedangkan Johnny yang sudah lengkap memakai seragam polisinya cuma senyum kecil ke suaminya yang mulai ngedumel perihal sepatu.

"nih! masa segede gini gak kelihatan ih si abah mah! Udah ah Papah mau masak dulu, jisung jangan lupa langsung mandi abis aa kamu. Jangan telat!"

Jisung yang lagi makan gorengan merengut sambil ngeiyain ucapan ayahnya, johnny sendiri langsung duduk disebelah sang anak dan menikmati kopi beserta gorengan yang ada.

"Mandi gih, aa udah selesai" ucap Jaemin sebelum naik ke lantai 2

"Iya!"

"Adek nanti berangkat sendiri?" tanya Johnny

"Iya pah, lagian males bareng sama aa" jawab Jisung lalu segera
Jaemin yang sudah lengkap dengan seragam sekolah beserta jaket bomber hitamnya langsung menyambar gorengan yang baru saja adiknya ambil.

"aa!!!"

Jisung merengut kesal dengan kelakuan kakaknya itu lantas melempar tisu ke muka sang kakak.

"Papah, aa berangkat dulu Assalamualaikum!"

Jaemin yang sudah selesai memakai sepatu dan helmnya segera memanaskan motornya, sesekali ia menyapa orang-orang yang lewat didepan rumahnya. Yah tinggal dipemukiman padat penduduk membuatnya akrab dengan hampir semua warga, apalagi Abahnya adalah anggota kepolisian yang cukup disegani.

"eh ujang Jaemin, baru mau bernagkat? sapa penjual bubur yang biasa nangkring didekat rumahnya"

"iya nih mang, berangkat dulu ya takut telat" ucap Jaemin lalu berlalu dengan motor Beat hitam kesayangannya

Jalanan di kota bandung pagi hari belum terlalu padat jadilah Jaemin mengendarai motornya dengan cukup santai. Bandung pagi hari memang terasa sangat sejuk apalagi jalan yang ia lewati adalah jalan Tamansari, melewati kampus ITB dan Kebun binatang bandung yang mana pepohonan besar dan tinggi masih banyak disana sehingga menambah segarnya pagi hari.

Ia membelokkan motornya kearah kiri menuju jalan Cihampelas lalu segera mengambil jalur kanan, kemudian ia masuk kelingkungan sekolahnya salah satu SMA terfavorite di kota Bandung.

SMAN 2 Bandung.

Jaemin memparkirkan motornya lalu membuka helmnya, ia bercermin sebentar merapihkan rambut hitamnya kecoklatannya agar tidak acak-acakan.

"hey bro! Baru datang maneh?"

Sebuah tangan merangkulnya saat berjalan menuju pintu utama sekolah, ia berusaha melepaskan rangkulan itu karena harus membuka jaketnya.

"masih pagi sia udah berisik aja" ucap Jaemin pada Hyunjin yang juga teman sekelasnya

"wess, santuy atuh boss. Eh tumben gak bareng adek maneh?" tanya Hyunjin

"males, lagian nantikan kita mau pergi abis balik sekolah" jawab Jaemin

"JAEMIN!! HYUNJIN!!"

"aanying ada pak Taeil" ucap Hyunjin pelan

"hayu samperin aja dulu anjir, ah dicarekan deui ieu mah (dimarahan lagi)" ucap Jeamin pelan

"Kalian! Kan udah bapak bilang pake atribut yang lengkap! Paham teu kalian teh? "

"iya pak ini nanti pas upacara dipake kok" jawab Jaemin

"yaudah sana masuk" ucap Taeil

"iya pak"



-00-


"RENJUN!!"

Renjun yang sedang berjalan menuju kelasnya menoleh pada sang teman yang memanggil namanya begitu kencang. Bukan hal baru kalau Haechan berteriak pagi-pagi membuat sepanjang koridor berisik.

"apa??"

"nanti pulang sekolah free?",tanya Haechan

"iya, kenapa? Mau ngajak belanja ke PVJ lagi? Enggak ah, males gak ada duit" jawab Renjun lalu jalan menuju kelasnya diikuti Haechan

"soudzon ih! Kagak, si felix sama Guanlin ngajakin main sekalian kenalan sama kabogoh mereka. Gimana? Mau ya ya ya???"

"males ah chan, mending dirumah nonton neflix" ucap Renjun lalu duduk dibangkunya

"atuh njun please lah, lo jarang nangkrong sama kita lagian sekalian nambah temen juga" ucap haechan ikut duduk disebelah Renjun, mereka sebangku

“temen gue kan banyak, ngapain nambah temen lagi?" tanya Renjun  yang dibalas dengusan kesal dari haechan

"sekalian cari cowok lah, biar lu gak digangguin si Jeno lagi" bisik Haechan sambil menyenggol Renjun, bermaksud untuk menyuruh sang sahabat melihat kedepan

"hai, pagi renjun"

Pria bermata sabit itu tersenyum sambil menyimpan sebuah bingkisan diatas meja Renjun.

"apaan tuh?" tanya Haechan sedangkan Renjun tampak tak peduli

"ini oleh-oleh buat kamu, kebetulan minggu kemarin aku baru jalan dari Ausi. semoga kamu suka ya" ucap Jeno pada renjun

"jeno, udah gue bilang berapa kali lo gak usah ngasih gue hadiah mahal kaya gini",ujar Renjun sambil menatap papperbag berlogo Gucci tersebut

"kamu gak suka ya? Mau yang lain?" tanya Jeno

"gak usah Jeno, mending lo bawa lagi hadiah ini. Ayo chan"

Renjun langsung menarik Haechan pergi dari sana menuju lapangan karena upacara akan segera dimulai, meninggalkan pria bermata sipit itu dengan tatapan sendunya.

"gila anjir si Jeno ngebet pisan sama maneh!" ucap Haechan

Renjun Cuma diam, jujur dia lelah karena dari dulu Jeno ngejar dia dan membuat dia risih. Apalagi Jeno itu terkesan membelinya dengan barang-barang mahal dan bermerknya, cih sungguh Renjun tidak suka. Bukan hanya itu, sifat Jeno juga banyak yang tidak ia sukai. Mentang-mentang kaya jadi bisa berbuat sesukanya? Ck, maaf-maaf saja Renjun tidak suka yang seperti ini.

"gue ikut deh chan"

"hah???"

"iya nanti gue ikut pergi sama lo, felix, guanlin"

"NAH GITU DONG!! ITU BARU SAHABATKU!!"

TBC

Pemanasan dulu gais hehe

Asmarandana | Jaemren {TELAH TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang