one

512 38 0
                                    

Pagi ini begitu cerah, secerah wajah lelaki tampan yang tengah berjalan di sebuah koridor kelas sebelas SMA NUSA JAYA. Dengan tubuhnya yang betbalut kemeja dan celana berwarna hitam membuat lelaki itu terlihat begitu berkharisma. Sekarang ia tengah menjadi buah bibir para siswa yang ada disana.

"Siapa itu?"

"Wah ganteng banget!"

Begitulah kalimat yang diucapkan oleh para siswa. Semuanya begitu kagum pada lelaki itu. Tetutama kaum wanita. Mulut mereka pun tak berhenti diam sampai tringg.. semuanya tersadarkan oleh bunyi bel yang bertanda seluruh siswa harus masuk kelas. Raut wajah mereka pun langsung kusut karena tak bisa berlama-lama melihat ketampanan lelaki itu.

Dug

"Eh maap pak" ucap lelaki mungil yang tengah berlari dan menabrak lelaki jangkung di depannya tak sengaja.

"Ck, makanya pakai mata biar keliatan ada orang di depan kamu!"

"Lah? Kok marah? saya kan gak sengaja pak." protes si mungil.

"Hmm. Yaudah cepet masuk kelas."

Lelaki mungil itu menurut dan segera duduk dibangkunya. Dan seseorang yang tadi ditabrak olehnya pun memasuki kelas yang sama, XI IPA 2. Si mungil merasa bingung siapa lelaki itu karena ini baru pertama kalinya ia melihat sosok lelaki jangkung dan tampan yang kini sudah duduk di bangku guru.

"Apa dia guru baru?" Pikir si mungil.

Lelaki yang tengah duduk di kursi guru itu pun berdiri dan menatap ke arah para siswa yang ada di sana, "Selamat pagi anak-anak. Perkenalkan nama saya Jeon Jungkook guru kimia baru kalian."

"Ternyata bener guru baru, pantes aja asing mukanya."

Sudah satu jam mereka belajar dengan guru baru tersebut. Semuanya memperhatikan. Lebih tepatnya memperhatikan wajah tampan guru baru itu. Tapi tidak dengan si mungil. Ia justru tengah asik mengobrol dengan teman-teman rempongnya. Sepertinya ia tidak tertarik dengan ketampanan seorang Jeon Jungkook.

"Park Jimin!" Bentak Jungkook yang tengah menerangkan materi di depan. Nama si mungil itu ternyata Park Jimin. Ia tahu karena tadi sebelum pelajaran dimulai, guru baru itu mengabsen murid-muridnya.

"Ke-kenapa pak?" Tanya Jimin polos.

"Saya perhatiin dari tadi kamu ngobrol terus. Kamu denger ga apa yang saya terangin di depan?!"

"De-denger kok pak denger."

"Kalo denger, coba jelaskan lagi apa yang saya sampaikan tadi!"

Jimin terdiam. Ia bingung harus jawab apa. Karena sebenarnya ia tidak mendengarkan sama sekali apa yang gurunya terangkan tadi.

"Kenapa diam? Kamu tidak tau kan huh?" Jimin mengangguk pelan.

"Dengar ya anak-anak saya tidak suka dengan murid yang tidak memperhatikan ke depan." Tegas guru tampan itu.

"Sekarang, Park Jimin tolong keluar kelas."

"Hah? Keluar kelas?" Jawab Jimin terkejut bukan main.

"Iya. Ini hukuman karena kamu tidak memperhatikan saya."

"Jangan dong pak. Saya janji deh sekarang bakal merhatiin bapak. Gak akan ngobrol lagi. Beneran deh. Cius." Sambil mengangkatkan tangannya dengan jarinya yang menunjukan tanda peace.

"Tidak. Kamu tetap keluar!"

Jimin menghela napas kesal. Karena seumur hidup ia sekolah, ini pertama kalinya ia dikeluarkan dari kelas pada saat jam pelajaran. Jimin pun beranjak dari kursinya dan diikuti kedua temannya, Taehyung dan Hoseok.

First Sight; jikook/kookmin ffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang