four

226 20 5
                                    


Sudah tiga setelah kejadian dimana Jungkook meminta nomor telepon Jimin, Jungkook terlihat selalu menghindari Jimin di sekolah. Saat dirinya mengajar di kelas Jimin pun ia tidak peduli dengan Jimin yang terus mengobrol dengan kedua temannya. Walau Jimin terlihat tidak peduli dengan Jungkook, tapi sebenarnya ia diam-diam memperhatikan tingkah guru kimianya itu.

Jimin penasaran kenapa tiba-tiba sikap Jungkook berubah setelah meminta nomor teleponnya. Padahal dirinya pun tidak pelit dan memberikan nomornya pada Jungkook. Tapi mengapa sikap Jungkook jadi berubah dan seolah tak kenal saat mereka tak sengaja berpas-pasan di koridor sekolah.

"Dorr." Jimin terkejut saat seseorang menepuk kedua bahunya.

"Kak Mingyu.. ngagetin aja ih." Jawab Jimin sedikit kesal karena Mingyu sudah mengagetkannya.

"Maaf. Habisnya kamu sih ngelamun terus dari tadi, lagi mikirin apa sih hm?"

"Gak lagi mikirin apa-apa kok. Jimin di sini cuma lagi nyari udah segar aja."

"Bohong. Raut wajah kamu kaya berkata kalau kamu lagi mikirin sesuatu dan itu buat kamu sedih. Betul apa betul?"

"Engga ih kakak yaampun gak percayaan banget sama Jimin."

"Iya deh iya percaya. Terus kamu kenapa gak ke kantin? tumben banget."

"Gak laper." namun tak lama perutnya berbunyi.

"Hahaha tuh perut kamu teriak-teriak minta diisi. Nih kakak bawain kamu susu sama roti, dimakan ya. Kakak mau ke kelas duluan ya gapapa?" Jimin hanya membalas dengan anggukan dan mengucapkan kata terima kasih pada Mingyu. Mingyu pun tak lama segera meninggalkan Jimin.

Tanpa Jimin dan Mingyu sadari, sedari tadi ternyata ada memerhatikan mereka berdua dari ujung lapangan tepat dimana ruang guru berada. Guru muda itu kini tengah menikmati kopi hitamnya sambil memandangi si mungil yang duduk di kursi taman. Ya itu Jungkook. Jungkook terus memandangi pemandangan yang menurutnya indah itu tanpa mau menoleh ke arah lain. Raut wajahnya seperti mengatakan bahwa dirinya tengah bersedih dan merasa bersalah pada lelaki mungil yang tengah ia perhatikan saat ini.

"Maaf.. tapi aku juga gak mau ada masalah sama kakakmu."

"Pak Jungkook sedang apa?" ujar salah satu guru senior yang mana membuat Jungkook terkejut.

"Eh eh maap pak waduh kopi nya jadi tumpah."

"Ah iya gapapa pak Dadan, salah saya juga melamun terus."

"Bapak perhatikan kamu dari tadi liat ke sana terus, ada apa hayo?" goda pak guru itu.

"Engga ada apa-apa kok pak hehe."

"Itu bukannya Jimin ya?"

"Loh bapak tau?"

"Ya tau lah. Siapa yang engga tahu Jimin. Dia itu jadi murid kesayangan para guru karena tingkahnya yang lucu kaya anak kecil. Dia juga baik dan ramah pula. Apalagi kalau sudah sangat dekat dengannya huh cerewetnya minta ampun."

"Ah begitu ya pak. Tapi dari pertama saya lihat juga kelihatan kalau dia anak yang lucu." ujar Jungkook yang tanpa sadar wajahnya menampilkan senyuman yang merekah.

"Wah jangan-jangan pak Jungkook naksir nih sama Jimin."

"Eh e-engga p-pak." Pak Dadan hanya tertawa karena Jungkook yang salah tingkah atas candaannya itu. Tak lama bel pun berbunyi yang mana mereka harus bersiap-siap untuk kembali mengajar murid-muridnya karena waktu istirahat telah selesai.







Di tengah perjalanan, Jimin hanya melamun menatap luar kaca jendela mobilnya. Sampai sekarang ia tak henti-hentinya memikirkan tingkah Jungkook yang berubah padanya. Sejujurnya ia sudah sedikit merasa nyaman dengan Jungkook semenjak dirinya ditraktir makan oleh Jungkook walau mereka belum kenal terlalu lama. Tapi ternyata rasa nyaman yang baru saja datang itu harus segera dihilangkan karena Jungkook yang telah berubah padanya. Jimin memikirkan dua hal atas sikap Jungkook itu, antara Jimin punya salah dengan Jungkook yang tidak ia sadari atau karena Jungkook yang telah mempunyai kekasih jadi harus jaga jaraknya dengannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

First Sight; jikook/kookmin ffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang