Seperti biasa setiap part di vote dulu readers n komen setelahnya,, have fun
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.Author Pov
5 tahun kemudian
Tapp,,tapp,,tapp,,hoopp,,
"Setelah ini apa"
"Nona bisa melompat kedalam kotak segitiga dengan kedua kaki merenggang di tiap kotaknya nona"
"Baiklah"
Tap,,hopp,,bruuukk
"Aaaahhh,,"
"Nona,, astaga,, apa nona tidak apa - apa?" Raut wajah cemas dan ketakutan jelas terlihat diwajah sendu wanita setengah baya yang sudah mengurus putri kecil majikannya dari sejak lahir itu.
"Hiks,, hikss,, kaki ku berdarah bibi"
"C-coba bibi lihat,, oh tuhanku,, kaki nona berdarah,,kalau begitu tunggu lah disini sebentar, bibi akan ambilkan obat".
Lexa kecil duduk bawah batang pohon pinus yg menjulang tinggi, daun nya tidak lah terlalu rimbun namun lexa kecil suka sekali bermain disini.
"Astaga lexa kenapa kamu disini sendirian, mana pengasuhmu!".
Nyonya Angele datang dengan didampingi dua orang penyihir huggle yang kemampuannya cukup tinggi.
"B-bibi sedang mengambilkan obat untukku mommy".
"Dan dia meninggalkanmu sendirian disini?".
Langkah lari tergopoh - gopoh dari arah belakang terdengar semakin mendekat.
Bibi emma terlihat kecapekan, dia berusaha mengatur nafasnya yang terengah - engah.
"Kamu,,! Seenaknya meninggalkan Lexa sendirian disini".
"M-maafkan saya nyonya, nona Lexa tadi terjatuh saat bermain dan saya pergi kedalam mengambilkan obat nyonya". Ucapnya terbata.
"Kamu tau saya tidak suka dengan apa yang kamu lakukan".
"T-tapi nyonya--".
"Mommy bibi emma hanya...".
"Petrificus totalus".
Booomm....
Kumpulan asap hitam berkelompok mengelilingi tubuh wanita setengah baya itu.
Dan tiba-tiba tubuh bibi emma berubah menjadi serpihan pasir halus dan luruh di tanah.
"Nooooo,, mommy !!! Apa yang mommy lakukan". Lexa seakan tak percaya dengan apa yang di lihatnya.
"Sesuatu yang tidak seharusnya ada memang sebaiknya hilang". Ucapnya dengan nada sinis.
Lexa kecil sangat terpukul dengan apa yang telah dilakukan ibunya, bibi emma yang selalu menemani hari-hari telah pergi.
Hal itu membuat Lexa tumbuh menjadi anak yang dingin, sinis dan tak pernah mempunyai rasa kasihan.
Dia tak pernah mencicipi rasa cinta kasih belaian seorang ibu, ibu yang di harapkan untuk menjadi sosok ibu yang hangat dan penyayang hanyalah bualan baginya.
***
12 tahun kemudian
Lexa tumbuh menjadi seorang gadis remaja berparas cantik, dengan mata kecil dan sedikit sayu, hidung mungil dan bibir tipis berwarna pink muda sungguh membuat beberapa pasang mata tak lepas meliriknya.