Patah Hati Terhebatku.

14 3 0
                                    

Kalian masih ingatkan tentang aku dan dia yang masih dekat walaupun sudah tidak ada hubungan? Oiya aku lupa bercerita, setelah aku pulang dari Banyumas aku menyempatkan diri untuk jalan-jalan bersama Yoshua. Tapi dia mulai berubah. Dia bukan Yoshua yang aku kenal dulu. Dia yang mulai sibuk dengan HPnya asik bercakap dengan orang yang ada disebrang sana. Aku tak tahu orang yang sedang dekat Yoshua karena memang dia tidak pernah cerita apapun. Padahal ada janji yang seharusnya kita sepakati, janji yang kita buat setelah kita putus. Salah satunya adalah untuk saling terbuka satu sama lain kalau sedang dekat dengan seseorang.

Pulang dari jalan-jalan kita berhenti untuk makan, disitu aku memberikan sebuah gelang. Gelang yang sengaja aku beli kembaran dengan dia atas persetujuan dia. Ku pasangkan gelang itu di tangan kirinya sedangkan tangan kanannya sibuk mengetik kata demi kata untuk dikirimkan kepada orang yang aku tidak tau siapa.

Oke lanjut di tanggal 14 Desember 2019, jam 6 pagi aku bangun dari tidur membuka HP dan melihat sosial mediaku betapa terkejutnya melihat orang yang masih aku sayang memasang foto dengan wanita baru. Wanita yang tidak pernah aku ketahui itu siapa, dan sudah berapa lama dekat dengan dia. Hatiku hancur, hancur sehancur-hancurnya. Secepat itukah dia menemukan pujaan hatinya padahal terakhir kali aku menyapanya dia masih dengan perasaan yang sama. Atau mungkin aku yang masih terlalu mengharapkan dia kembali bersama ku padahal aku tahu jawaban apa yang aku dapat apabila aku menanyakan hal itu. Yang jelas saat itu hatiku masih sepenuhnya untuknya dan aku tidak terpikir olehku kalau dia akan menemukan pengganti ku secepat itu. Inilah jawaban kenapa dia lebih asik dengan HPnya ketika ketemu aku. Tidak ada penjelasan apapun dari dia. Hingga akhirnya akulah yang meminta penjelasan dari dia tentang apa yang sudah dia lakukan. Jawaban dari dia hanyalah "aku harus jelasin apa ke kamu" begitu terus sampai akhirnya aku capek bertanya ke dia lagi. Aku bilang ke dia "sudah aku lelah mendengar jawaban yang tidak jelas ini, biarlah aku menerka-nerka sendiri apa jawabannya".

Aku sangat berterima kasih kepada teman-teman ku yang sudah menguatkan ku waktu itu. Karena mereka aku jadi belajar apa itu mengikhlaskan dan berdamai dengan diri sendiri. Namun faktanya memang sulit untuk ikhlas dan damai.

Seminggu setelah kejadian itu aku tidak berhubungan lagi dengan dia. Sebagai seorang wanita aku masih menyimpan rasa benci dan kecewa. Dan rasa itu ku tuangkan dalam story-story ku sampai akhirnya aku menyadari bahwa aku tidak boleh seperti ini dan aku menjadi merasa bersalah ke dia. Aku memberanikan diri untuk menghubungi dia lagi, dan apa kalian tau dia masih sama. Sama seperti dulu, dan dengan bodohnya rasa sayangku ke dia muncul lagi. Aku tidak bisa berdamai dengan diriku, berdamai dengan gejolak rasa sayang dan cinta itu. Seketika benci ku ke dia hilang padahal dia sudah mematahkan hatiku. Dia juga patah hati terhebatku.

Aku, Kamu dan Kisah Kita. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang