Tukang Marah.

13 2 0
                                    

Hari demi hari berlalu, hubunganku dan dia semakin lengket saja.

Aku lupa untuk memberi tahu satu sifatku, pemarah. Ya aku memang suka marah-marah tidak jelas terlebih ketika suatu hal tidak sesuai dengan ekspetasi ku. Tapi marahku tidak sampai yang membentak orang ataupun memukul orang itu terlalu kejam tapi akan ku lakukan bila orang tersebut sudah sangat keterlaluan. Diam dan cuek, ya begitulah diriku bila sedang marah bahkan Yoshua sangat memahami itu.

Setiap hari ada saja pesan dari Yoshua yang membuatku marah, entah karena dia lama membalas pesanku atau karena dia menjawab pesan tidak sesuai harapanku. Pasti jawabanku hanya "hm" "ya" dan sejenisnya. Aku tau seharusnya aku tidak seperti itu ke dia mengingat diantara kita tidak ada ikatan apapun, aku tidak punya hak untuk menuntut lebih padanya namun dia juga tidak mempermasalahkan hal itu. Apabila sudah seperti itu Yoshua akan membalas pesanku seperti ini "sayang jangan marah to" "sayangku yang manis jangan marah" dan masih banyak lagi kata-kata mesra yang akan dia berikan atau kalau dia sedang diluar dia pasti akan langsung menelepon ku dan bilang "sayang kamu kenapa".

Suatu ketika aku marah dengan Yoshua, dia mengirim pesan "marah-marah terus sayang tuh" aku pun menjawab pesan itu seperti ini "nanti kalau aku pergi kamu kangen loh sama marah-marah ku". Ya karena cepat atau lambat ketika kita memutuskan untuk pergi mungkin salah satu sifatku ini akan membuat rindu. Terkadang aku berpura-pura marah ke dia hanya karena ingin mendapatkan kata-kata mesra dari Yoshua. Iseng memang.

Bukan hanya lewat pesan, ketika kita bertemu langsung pun aku sering marah ke dia. Diatas motor, didalam mobil, bahkan duduk bersampingan. Kalau sudah begitu Yoshua biasanya akan menggodaku, entah apapun itu biasanya berhasil membuatku tersenyum dan diakhiri dengan cubitanku di perut buncitnya. Hahaha iya aku suka mencubit perut buncit Yoshua bagiku itu adalah bagian paling menggemaskan ditubuhnya.

Bila ada 2 keinginan ku yang bisa diwujudkan saat itu juga, pertama aku ingin kebahagiaan orang tua ku dimanapun mereka berada, kedua aku ingin berhasil dalam segala hal di kehidupan ku termasuk berhasil memiliki Yoshua sampai masa kehidupan kita didunia ini habis. Namun sepertinya keinginan ku untuk memiliki Yoshua seutuhnya itu terlalu mustahil.

Aku, Kamu dan Kisah Kita. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang