Ocean

38 8 1
                                    


Rasanya iterasi selalu menjumpainya. Taehyung dengan pradigmanya sendiri akan kata 'pulang dan rumah'. Lalu diantara kedua pradigma, Jeon Jungkook menemuinya. Pemuda seluas laut yang masih Taehyung sendiri gali kedalaman akannya. Karena Jeon Jungkook terlampau luas, dalam dan terlalu sulit untuk Taehyung mengerti.

Tapi Jeon Jungkook selalu ia temui dibelakangnya dengan senyumnya. Memberinya sepatah semangat yang seharusnya Taehyung juga beri. Salah Taehyung yang menganggap Tuhan paling membencinya.

Hari inipun Taehyung mendapat sepatah semangat selepas ucapan selamat. Ujian astronominya mendapat nilai sempurna. Jeon Jungkook orang pertama yang mengucapkannya.


"Selamat Taehyung. Kau sudah bekerja keras." Jungkook mengatakannya dengan bibir terangkat padanya.


Jungkook itu berarti segalanya bagi Taehyung. Pemuda yang akan Taehyung jadikan rumah ketika ia lelah akan semuanya. Pemuda yang akan jadi pertama yang akan mendengar bahagianya. Pemuda yang akan Taehyung selalu rindukan.


Jungkook tempatnya pulang.


Taehyung berbohong satu hal juga. Pada Jungkook dan pada dunia bahwasanya Taehyung bukan pemuda seperti apapun yang mereka maupun Jungkook definisikan. Taehyung tidak punya rumah untuk berpulanh sebelumnya.


Dalam ingatannya, Taehyung selalu berada dijalan. Tersesat diantara arus dan ombak setiap malam. Tercekik dan terjepit ketika matahari diatasnya.


"Tae, kau itu lebih hebat daripada ini."

Hari itu Jungkook pernah mengatakannya bahwa ia bisa lebih daripada apa yang ia dapat sekarang. Karena manusia tidak pernah puas, Taehyung juga haus akan point-point nilai dimata orang-orang, butuh lebih banyak perhatian dan sayang.


Kim Taehyung setamak itu.


Dan Jeon Jungkook seperti api. Membakar dan membuatnya ingin lebih dan lebih.  Mungkin Jeon Jungkook itu memang ingin membuatnya seperti itu.


Satu waktu Taehyung ingin merasa begitu bebas. Lupa akan semua akan ambisi, menangis keras-keras, berteriak bahwa ia begitu lelah, dan tertidur dengan nyenyak. Dan saat-saat seperti itu, Taehyung menemukannya pada Jungkook.

Karena baginya Jungkook selepas laut, begitu bebas dan tenang.

Selalu membuatnya terpaku. Bahkan selepas ucapan selamat itu, Taehyung tetap masih terpaku dengan senyum bodoh. Lalu pada akhirnya, Taehyung akan berucap,

"Terima kasih Jungkook-ah."


Jungkook tersenyum. Mengangguk dan mengalihkan pandangan darinya. Tatapannya lurus keluar jendela, begitu kosong dan begitu banyak  binar.


Taehyung jadi ingin tahu. Jungkook setiap membiaskan tatapan itu, apa yang akan dipikirkannya?


Apakah laut lepas yang selalu Taehyung gambarkan untuk Jungkook atau hal lebih rumit dan jauh dari apa yang Taehyung bayangkan dari yang lalu-lalu?


Jeon Jungkook punya sisi seperti ini juga. Memang seperti laut lepas, masih begitu misterius kedalaman yang disimpan. Tapi tak apa, Taehyung sanggup menunggu Jungkook mengungkannya.

Bahkan ketika diakhir nanti Jungkook tidak akan pernah mengungkapkannya, Taehyung tidak akan pernah pergi.

Karena Jeon Jungkook itu satunya-satunya tempatnya berpulang.

Satu-satunya laut kesukaannya.

Satu-satunya makhluk Tuhan yang ia begitu damba dan Taehyung terlampau begitu dalam mencinta.


Taehyung akan pergi kemanapun Jungkook pergi. Bahkan ketika langkah Jungkook menuntunnya dalam neraka.


Tak apa, ia akan buat surga sendiri bersama Jungkooknya.


T.B.C

Lunette ▪︎ VKookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang