BIASANYA Jungkook akan bangun tidur jam delapan atau sembilan pagi, namun yang bunda nya dapati hari ini adalah anak lelakinya itu terbangun dini hari, masuk ke kamarnya yang masih gelap, melesakkan tubuh kecilnya dalam rengkuhan hangat sang bunda yang masih terbalut dengan selimut. Tak hanya sampai situ, bahkan Jungkook ikut masuk ke dalam selimut.Bunda hanya tertawa kecil merasakan pergerakan sang anak lalu membuka perlahan matanya dan mengusak rambut Jungkook sayang. Jungkook sendiri dalam kegelapan mendongak menatap wajah sang bunda dengan tatapan polos dan senyuman yang begitu riang.
"Mowning, bunda~"
Bunda mengecup kecil pucuk hidung membulat milik Jungkook.
"Morning too, sayang~!" Dipeluknya tubuh berisi sang anak yang harum seperti bayi. "Kenapa Kookie sudah bangun jam segini, hm? Apa Kookie lapar?"
Jungkook menggeleng, terasa geli kala rambut gondrong nya menyapu leher sang bunda yang dibalut piyama.
"Koo main sama Yuyung Minmin!" Lalu menepuk-nepuk girang tangannya. "Mana Yuyung sama Minmin, bunda?"
Bunda tersenyum, ternyata alasan sang putra manisnya begitu antusias pagi ini adalah karena ia ingin bermain dengan dua lelaki yang mereka kenal kemarin. Wajar saja jika Jungkook begitu antusias, mengingat ia tidak memiliki teman yang 'real' sebelumnya selain mainan yang selalu dibelikan oleh bunda.
Bunda begitu sensitif jika mengenai orang yang akan menjadi teman sang anak, ia tak ingin jika anak tunggalnya yang precious terluka karena perilaku dan ucapan orang lain yang terlontar pada lelaki yang masih begitu murni seperti Jungkook.
Jadi, bunda tak sembarang mengizinkan oranglain masuk ke dalam dunia kecil Jungkook, namun entah kenapa dengan Taehyung dan Jimin bunda begitu percaya, terlebih lagi pada Taehyung....
"Mungkin mereka datang agak siangan, sayang. Mereka pasti ada urusan masing-masing jadi gak bisa main sama kamu sepagi ini, kamu sabar sebentar ya, sayang? Kita tunggu mereka."
Bunda tidak ingin menjelaskan yang terlalu ribet pada Jungkook, tahu jika anaknya tak bisa mencerna perkataan yang kalimatnya begitu panjang dan rumit. Jadi sebisa mungkin ia buat kalimatnya sederhana.
Dan Jungkook mengangguk, ia dapat memahami itu membuat bunda tidak bisa menahan senyumnya bangga terhadap perubahan baik Jungkook dari hari ke harinya. Sudah lama juga bunda tidak konsultasi pada psikolog terkait dengan perubahan Jungkook yang membaik, jika Jungkook mau maka akan segera bunda atur jadwal konsultasinya.
Krucukk
"Koo lapar bun, hehe."
Di tengah sesi bunda sedang melamun, terdengar suara perut Jungkook yang timbul karena cacing di perut sudah pada demo minta diasupi nutrisi.
Maka bunda menyingkap selimut lalu berusaha membangkitkan sang anak juga dirinya untuk bergegas ke dapur membuat sarapan lalu makan bersama seperti biasanya. Berdua saja sudah cukup.
"Jungkook mau bantuin bunda bikin apa hari ini?"
Jungkook menaruh telunjuknya di dagu, berpose layaknya sedang berpikir. "Soseji trus nugget ayam, bunn!! Koo suka! Koo suka!" Jungkook lompat kesana kemari, bunda tertawa melihat tingkah gemasnya.
"Baiklah, baiklah. Jungkook jangan lompat seperti itu, kalau lompat seperti itu nanti di sulap menjadi kelinci. Mau gak hayo?"
Jungkook menggeleng kencang sambil pout. "Nda mao, bun! Kinci tu makannya wortel orenji, Koo nda suka! Koo sukanya warna pinkeu pinkeu!"
Bunda bahkan tidak menyangka anaknya memiliki pemikiran seperti itu.
Memangnya ada wortel berwarna pink?
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO, KOOKIE! [taekook]
Fanfictionretardasi mental! au © mozarl taekook alternative universe.