Again

50 5 0
                                    

Saat hujan merintik, ada rindu yang ikut terhempas.
Hanyut perlahan, bersama derai yang semakin menderas.
Hingga saat tiba di pembatas,
kau hilang bersama janji yang kau lepas ~

Langit pagi ini kembali meneteskan air hujan. Membuat suasana hatiku menjadi kian memburuk. Sejujurnya aku selalu senang ketika hujan turun, namun hal lain membuatku jadi membenci hujan.

Hujan membuat otakku kembali mengingat kejadian kemarin. Kejadianya sangat menyakitkan bagiku. Karena orang yang selalu disampingku di kala apappun justru malah menyakitiku dan hampir meninggalkanku. Dia teman masa kecilku sekaligus pacarku Kim Namjoon.

Flashback on

"Tumben sekali Joon mengajakku jalan-jalan. Mau kemana kita?"ucapku terheran sambil terus berjalan menyeimbangkan langkah kami.

Sayangnya pertanyaanku tidak digubris sama sekali oleh Namjoon. Memang sikapnya akhir-akhir ini selalu begitu kepadaku. Tak seperti dulu, Namjoon yang dulu sangat menyayangiku. Dia selalu membelaku ketika ada teman yang membullyku. Memang aku mungkin yang terlalu lemah akan cemoohan teman-temanku dulu. Selalu saja aku yang menjadi bahan cemoohan.

Teman-temanku selalu menentang hubunganku dengan Namjoon. Alasan mereka menentang di karenakan mereka tidak rela yang menjadi pacar Namjoon adalah aku. Maklum saja Namjoon termasuk orang yang sangat populer disekolah. Namjoon adalah ketua ekstrakulikuler basket.

Namjoon juga sangat pintar pelajaran fisika. Setiap ada kompetisi olimpiade fisika selalu ia menangkan.

Teman-temanku mungkin menganggap aku ini tak pantas bersanding dengan Namjoon.

Sikap Namjoon sangat manis terhadapku misalnya saja ketika hujan tiba sepulang sekolah. Namjoon selalu mengajakku pulang bersama. Di bawah rintik hujan kita pulang sambil berbincang.

Sebenarnya Namjoon merupakan orang yang cukup pendiam bagi teman-temannya tapi tidak bagiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebenarnya Namjoon merupakan orang yang cukup pendiam bagi teman-temannya tapi tidak bagiku. Namjoon tak pernah sekalipun menunjukkan sikap pendiamnya kepadaku.

Namjoon sesekali menceritakan peristiwa apapun yang terjadi di kelasnya begitupun aku. Maklum saja kelas kita berbeda.

Aku sangat suka ketika Namjoon bercerita begini kepadaku. Membuatku nyaman sekali menjadi pacarnya. Tetapi sekarang semua itu hilang, Namjoon sama sekali tidak pernah bercerita apapun lagi kepadaku.

Sikapnya ini pernah menjadi pertimbanganku saat Namjoon pertama kali menyatakan perasaanya kepadaku.

Aku dulu bingung ingin menerima perasaannya atau tidak. Jika aku menerimnya, maka aku harus mau mengorbankan persahabatanku yang terjalin sejak kita kecil.

Namjoon juga tetanggaku. Itu adalah sebab aku sangat mengenal Namjoon dibanding dengan teman laki-lakinya.

Setelah aku yakin akhirnya akupun menerima pernyataan cinta Namjoon. Keputusan itu kuambil berdasarkan pertimbangan sikap Namjoon yang selalu baik kepadaku tak pernah buruk maupun membuatku benci terhadapnya.

Healer  [Jeon Jungkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang