Chapter 2

322 27 0
                                    

(Niall's POV)

Aku menggendong Lena turun dari lantai dua. Membawanya kedapur untuk masak bersama. Tawa canda kita terhenti saat asisten rumah berdiri dihadapan kita.

"Maaf.."
Lena turun dari gendonganku sambil tersenyum malu.

"Tidak apa-apa, Miss. Lena." Asistenku tersenyum.

"Lena. Panggil aku Lena saja." Aku mengangguk memberikan isyarat pada asistenku. "Namamu siapa?"

"Carina, Miss.. Lena." Dia keceplosan memanggil Lena dengan Miss.

"Lena." Lena memintanya lagi.

"Baik, Lena. Kalian ingin makan apa untuk sarapan?" Lena melihatku bingung.

Ini pertama kalinya Lena bertemu dengan Carina. Dia yang selalu memasak dan membersihkan rumahku setiap hari tapi tidak menginap disini.

"Sepertinya kita akan masak sendiri hari ini, Carina." Aku menjelaskan.

"Kamu yakin? Aku sudah menyiapkan beberapa menu dan bahan-bahannya. Biar aku saja." Carina memaksa.

"Ga apa-apa. Bahan apa yang ada?"
Aku menggandeng Lena kedapur, diikuti oleh Carina.

Carina menunjukkan beberapa bahan untuk pancake, well sudah menjadi adonan, telur, bacon, sayur, dll.

"Kamu bersihkan rumah saja."
Aku meminta Carina meninggalkan kami didapur dan dia berjalan pergi.

"Aku ga tahu ada asisten rumah selama ini."
Lena bersuara sambil menguncir rambutnya.

"Aku memintanya untuk ga datang setiap kamu disini."

"Kenapa?"

"Aku cuma ingin ada sedikit privasi untuk kita."
Niall mengangkat kedua alisnya.

(Lena's POV)

"Niall?"
Aku masuk ke studio musiknya. Niall sedang bermain dengan gitarnya.

"Ada apa, Na?"

"Besok aku harus kuliah. Malam ini aku tidur apartemen ya?"
Niall menaruh gitarnya lalu membuka tangannya dengan lebar. Memintaku untuk mendekat dan memeluknya. Aku duduk dipangkuannya.

"Haruskah?" Aku mengangguk.
"Tapi aku ga bisa mengantarmu. Aku ada meeting melalui video call dengan semuanya untuk membicarakan sesuatu."

"Ga apa-apa, Niall. Aku bisa balik sendiri."

"Kamu diantar Taylor ya? Sudah malam, Na."
Niall mengkhawatirkanku adalah hal baru dimana aku harus membiasakan diri menghadapinya. Itu cute sih.

"Iya, Niall."

Niall menggendongku kepintu depan.

"Niall, turunkan aku."
Aku memprotesnya dengan bercanda.

"Taylor!!!' Niall berteriak. "Antarkan princess ku ini balik!"

"Baik, Niall."

"Niall, memalukan!"
Aku mencoba lompat. Niall menurunkanku lalu memelukku.

"Jaga diri ya, Na. Jangan nakal-nakal. Kalau perlu apapun, telfon aja aku atau Taylor. Dia akan disana."
Niall menciumku.

"Ga perlu repot-repot, Ni."

"Aku memaksa! Kamu tanggung jawabku sekarang!"
Aku tersenyum malu mendengar perkataannya.

"Goodnight, babe."
Aku menciumnya tanpa malu walaupun Taylor berada disamping mobil dengan pintu terbuka menungguku masuk.

"Goodnight, love."

They Dont Know About Us IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang