Chapter 4

126 21 4
                                    

(Lena's POV)

Semakin hari rasanya semakin banyak yang melihatku setiap kali aku berjalan dikampus. Jujur, aku sangat tidak nyaman apalagi saat aku berjalan sendiri. Yang dulu aku tidak begitu peduli tentang penampilanku tetapi sekarang rasanya aku sudah harus mulai berpenampilan baik. Aku tidak boleh hanya memakai sandal jepit dan kaos yang aku pakai dua hari berturut-turut. Kasihan Niall kalau harus diperbincangkan karena pacar - tunangannya yang sangat tidak menawan ini.

"Aku benci dilihatin."
Aku bergumam saat duduk disamping Lala dan Emily.

"Sudah terkenal nih.." Lala menggodaku. "Lagipula nih Len, enak tahu pacaran sama orang yang terkenal, kamu bisa jadi pusat perhatian orang-orang."

"Iya kalau itu kamu!" Emily mendorong kepala Lala.

~

"Len!" Troye berlari kearahku saat dikantin.

"Hey... Ayo duduk sini."
Aku meletakkan nampan makananku dan duduk bersama Troye.
Aku selalu makan bersama Troye karena Lala dan Emily makan bersama Nash dan teman-temannya. Aku tidak ingin berada dilingkup mereka.

"Kamu ga menonton talkshow One Direction tadi?"
Troye masih terengah-engah karena berlari tadi.

"Engga. Kenapa wajahmu ketakutan seperti itu sih?"
Aku melahap makananku.

"Aku dengar mereka menanyakan tentangmu!"

"Kamu berani bersumpah?!" Aku meletakkan sendokku dengan lengah sampai jatuh kelantai. Shit.

"Len! Serius!"
Troye memukul meja, membuat murid disekitar kamu menengok.

"Ga mungkin, Troye. Itu privasi. Ga mungkin mereka menanyakan hal itu."
Aku mencoba menenangkan diriku sendiri.

"Well, kalau kamu sudah jalan-jalan dipublik dengan dia, namanya bukan privasi!"

Troye sudah seperti asisten pembawa berita untukku. Dia selalu dengan cepat memberitahuku apa yang sedang ramai terutama tentang One Direction. Apa lagi sekarang aku bertunangan dengan Niall. Well, dia belum tahu mengenai hal itu. Aku belum berniat untuk memberitahu siapapun.

Tibe-tiba Troye menunjukkan fotoku dengan Niall yang sedang sarapan tadi pagi.

Oh tidak.

(Niall's POV)

"Well.. sulit dipercaya."
Dia menggelengkan kepala, tidak menerima jawabanku. Lalu membuka laci mejanya dan mengambil sebuah kertas.
"Karena aku memiliki prasangka, hari ini kamu sangat bahagia karena...ini"
James membalikkan kertasnya.

Gambarku dengan Lena yang sedang sarapan tadi pagi.

Seketika pikiranku blank. Aku berpura-pura tertawa dan menoleh pada Louis, Harry dan Liam. Berharap mereka membantuku menjawab mengenai hal ini. Tapi sepertinya merekapun sama blank nya denganku.

"Oh lihat. Fotoku sedang sarapan."
Aku mencoba mengalihkan perhatian orang-orang dan lebih membahas diriku.

"Yup. Itu tadi pagi ya?" James bertanya. Aku mengangguk.
"Kamu menjadi pendiam sekarang, Niall. Kamu tidak ingin menjelaskan lebih banyak tentang foto ini?" James mulai menggodaku lagi yang seketika tidak bisa berkata apapun.

"Itu hanya aku, sedang sarapan. Tidak ada yang perlu dibesar-besarkan kan? Pasti kita semua pernah sarapan di restaurant. Pagi ini pasti kamu juga sarapan. Ya kan, James?"
Aku menjawabnya dengan melantur, tidak tahu harus menjawab seperti apa.

"Iya, aku tahu. Tipikal sarapan dipagi hari. Tapi... kamu sarapan bersama seorang wanita. Well... kita tidak mau berpura-pura tidak tahu karena memang sebenarnya sudah beberapa kali ada foto beredar kamu pergi makan dan jalan-jalan bersamanya."
James mengeluarkan foto-foto lain ku bersama Lena yang diambil oleh paparazzi.
"Aku kira sekarang saatnya kamu memperkenalkan siapa dia, ya kan?" James memaksaku.

They Dont Know About Us IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang