Chapter 3

219 17 4
                                    

(Lena's POV)

"Niaaaall!"
Aku berteriak saat masuk kedalam rumahnya.

"Disini!"
Aku mendengar teriakannya dari halaman belakang rumah. Dia sedang duduk diatas matrasnya dan melakukan yoga. Meletakkan kedua tangannya didepan dada seperti sedang berdoa dan memejamkan matanya. Dia terlihat sangat menggemaskan namun juga sangat menyebalkan.

"Hey.."
Aku duduk disampingnya sambil menunggunya membuka mata. Tidak ada jawaban.
"Hello..."

"Hm?"
Jawabnya singkat tanpa membuka mata.

"Mengapa kamu memindahkan Taylor ke apartemenku?"
Niall membuka matanya sambil tersenyum meliharku.

"Lena ku sayang..."
Dia mulai memeluk dan menciumku.

"Ew! Keringat!"
Aku menjauhkan tubuhnya.

"Kamu sudah dari tadi disini? Kamu sudah makan sayang? Mau makan apa? Kamu terlihat lebih kurus sekarang."
Niall berubah menjadi perhatian dengan memainkan rambutku.

"Ga perlu memujiku. Aku tahu akal busukmu Niall!"
Aku menunjuk kepalanya dan dia hanya tertawa sambil menjulurkan lidahnya.
"Niall! Itu berlebihan!" Protesku.

"Berlebihan apa? Kamu ga senang aku memperlakukan Taylor dengan baik? Aku memberinya apartemen yang sangat mewah. Aku hanya ingin berbuat baik sesekali."
Niall memanyunkan bibirnya.

"Simpan alasan palsumu, Niall Horan."
Aku mencubit lengannya dan dia teriak kesakitan.

"Aku ga berbohong... itu salah satu alasanku.."
Niall berkata pelan. Aku tahu dia menyembunyikan sesuatu ketika dia tidak berkata dengan pelan seperti itu.

"Apa alasan satunya?" Aku protes.

"Men... jaga seseorang..." Aku menaikkan satu alisku. "Menjagamu." Lanjutnya.
Aku diam tanpa memberikan jawaban apapun sambil melihatnya tak percaya.
"Aku ga ingin kamu kenapa-kenapa. Aku ingin ada yang menjagamu. Dunia ini sangat kejam Lena. Aku ga mau dunia ini menyakiti orang tersayangku."
Niall merengek berpura-pura menangis sambil memelukku.

Aku tidak percaya anak gila ini tidak bisa menyikapi hal ini dengan serius.
Bagaimanapun aku membicarakan hal ini dengannya, tidak mungkin dia akan memindahkan Taylor apa lagi dia terlihat sangat senang dipindahkan disana. Dan aku tahu, Niall akan keras kepala untuk tetap meminta Taylor menjagaku.
Jika memang harus dipindahkan, aku yakin 100% kalau Niall akan memindahkan Taylor di apartemen yang berseberangan denganku.
Sepertinya aku hanya bisa bersyukur dan bersabar atas semua ini.

~

Niall memang sangat tidak bisa dipercaya. Bagaimana bisa dia membelikan aku baju seperti ini? Aku malu untuk memakainya didepan Niall.

Setelah mandi, aku bergegas naik keatas kasur dan menutupi diriku dengan selimut. Baguslah Niall tidak ada disini.

Tidak lama kemudian Niall memanggilku. Suara teriakannya dari bawah.

"Ya?"
Aku berjalan keluar dengan selimut yang membalut tubuhku.

Niall duduk dikursi piano sambil memainkannya.
"Duduk sini, Na."

Niall melanjutkan alunan musiknya yang indah. Ia menatapku dengan syahdu.
Sinar bulan memasuki ruangan yang gelap ini membuat suasana menjadi semakin romantis.

Niall berhenti memainkan piano dan menatapku. Perlahan dia membuka selimutku.
"Niall." Aku memegangnya lebih erat.

"Kenapa, Na?"

"Aku... belum siap."

"Aku juga kedinginan."
Niall menjulurkan lidahnya dan membalutkan selimutnya untuk kita berdua.
Sial.

They Dont Know About Us IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang