LDR "LEBIH DARI RINDUKU" PART. 1

44 3 2
                                    

" Sama saja aku mengiyakan apa yang tak pernah bisa ku iyakan saat ini,
Takdir begitu cepat hadir dan mempertemukanku dengannya.
Hanya saja aku takkan mengelak ataupun pergi.

Ini takdir yang indah bagaimanapun juga, segalanya adalah hal paling indah.
Meski pahit Tuhan akan memberikan manis pada setiap waktu yang bergulir.

CINTA?? Bisa saja itu namanya. Namun ini cinta yang diuji kesetiaan oleh jarak dan waktu.. menguras perasaan untuk berjuang dan bertahan, akankah sanggup?? Entahlah..
sekuat tenaga aku akan berjuang."

"drrrrtttt....drrrrtttt " hp berwarna biru tua di sampingku terus bergetar tanpa henti disusul dengan nada dering lagu dari BTS_ Butterfly membangunkanku dari tidur,

masih dalam keadaan mata tertutup tanganku meraba sekitar tempat tidur berukuran kecil ini hingga tanganku menemukan benda kesayanganku.
Dengan mata setengah terbuka ku genggam hp biruku dan menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan tanpa nama dari seberang telfon sana,
ku letakkan telpon genggamku di telinga dengan malasnya, "hmm,hallo" sapaku dengan nada malas.
"siapa?? Tanyaku lagi.
Hampir lama tak ada jawaban diseberang telfon sana,, hanya diam tak ada jawaban.
Saat ingin ku tutup telfonnya terdengar suara seorang gadis meyebut namaku..
" Ken, apa kabar?" sapa dia dari seberang telfon. Seketika mataku terbangun mendengar suaranya yang tak asing di telingaku. tenggorokanku serasa tercekat.
Suaranya begitu familiar di telingaku, suaranya membuatku membelalakkan mata namun juga seketika itu hatiku hancur,

Aku hanya diam tak menjawab sapaannya, lidahku rasanya kaku ingin mengatakan apapun, "Ken,," panggilnya lagi
"hallo, ken , bisakah kau menjawabku?" panggilnya lagi memastikan.
"hmm" jawabku singkat,
hanya itu yang bisa ku ucapkan, entahlah mengapa bibir ini susah untuk berucap padanya.

"mian, ku mohon maaf atas apa yang ku lakukan padamu beberapa bulan lalu" ucap gadis itu dengan nada berat,
yang beberapa waktu lalu mengisi hatiku, namun saat ini aku benar benar membencinya bahkan tak ingin lagi mengenalnya.

Sepertinya dia menahan tangis di seberang telfon sana, namun hatiku sudah terlanjur dingin padanya . aku sudah tak peduli lagi.

"aku,,ak..." belum sempat dia melanjutkan bicaranya, ku tutup telfonnya.

Lalu ku masukkan nomornya pada daftar blacklist.

Ku letakkan kembali hp ku di atas tempat tidur, aku bersandar pada dinding kamarku,, merasakan segala hal yang tlah berusaha ku kubur dalam dalam itu muncul kembali.

Rasanya... bagaikan dihantam benda tajam jantungku hingga berdarah,
Sedari tadi ku pegangi dada sebelah kiriku, merasakan nyeri yang tiba - tiba datang menyakiti.

Kenanganku kembali lagi pada saat dia pergi meninggalkanku dulu, , pada saat dia menggenggam tangan lain di hadapanku dan meninggalkanku dalam perasaan benci.

Ya..Anggita Nadia Aku benci mengingatnya,
aku benci dan berusaha lepas dari rasa sakit ini.
Rasa sakit yang dia tinggalkan saat aku benar - benar menginginkannya dan membutuhkannya,

dimana saat itu hanya dia sandaranku dan orang yang ku cintai,, namun dia seenaknya pergi dan meninggalkanku dengan mudah.

Setiap saat yang ku lalui hanya ingin pergi dan pergi yang jauh tanpa bayangannya, hingga pada akhirnya sedikit demi sedikit perih itu tak terlalu sakit, perih itu masih membekas namun sudah tak seperih dulu..

Ku hembuskan nafasku, sekuat tenaga ku kumpulkan tenagaku untuk menguatkan diri yang sekarang mungkin rapuh kembali.. dan hujan sekarang turun deras menemani pagiku yang kacau.
"masalalu,, kau kembali menyakitiku."

FAN FICTION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang