Bayang-Bayang

30.1K 636 37
                                    

Hula, seperti yang tadi Mimi bilang, Mimi mau netesin anak Mimi yang baru. Dan inilah dia!

Jangan lupa untuk add ke library kalian, karena seperti Baskara dan Kartika, cerita ini akan Mimi update setiap hari. Seneng enggak neh?!

Ah, cerita ini juga bakal Mimi posting di lapak sebelah Mimi yakin pada ngerti yaw

Jangan lupa yang punya akun di sana, mampir ke lapak Mimi dan tekan love untuk mendukung Mimi di sana ya. Sebaiknya, kalian segera dowload dan follow Mimi di sana, karena ada kejutan yang akan Mimi posting, khusus di sana aja ehe.

intinya, Mimi sayang kalian semua

Jangan lupa voementnya dan share cerita ini ya

MIMI BAHENOL

.

.

.





Edelia mengusap kening putrinya yang berkeringat dingin. Perempuan berusia empat puluh lima tahun itu mendesah dan menatap netra indah milik putrinya yang kini tengah mengatur napasnya yang memburu. "Kamu tidak apa-apa? Apa perlu Mama menghubungi Yafas untuk memberikan konseling melalui sambungan telepon, atau lebih baik Mama panggil dia untuk datang dan memberikan konseling secara langsung?" tanya Edelia tidak bisa menyembunyikan rasa cemas yang ia rasakan.

Selama dua tahun ini, Edelia memang bergelut dengan perasaan cemas mengenai kondisi putrinya ini. Alasannya tentu saja berkaitan dengan putrinya yang bernama Makaila Dalila Analise. Putrinya yang tumbuh cantik, cerdas, dan periang tersebut menjadi putri kebanggaan baginya. Sejak kecil, Edelia selalu meninggalkan Makaila dalam pengasuhan orang kepercayaannya, selagi dirinya bekerja. Namun, tidak berarti Edelia tidak menyayangi dan tidak mengikuti tumbuh kembangnya. Edelia sangat bangga karena mengetahui Makaila memang tumbuh menjadi seorang gadis yang berbakat dalam beberapa bidang kehidupan.

Hanya saja, setelah Makaila remaja, Makaila yang sudah bisa ditinggal sendiri di apartemen, mengalami kejadian buruk. Makaila yang pulang dari sekolah, rupanya melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat. Makaila melihat pembunuhan. Ya, Makaila menjadi saksi dalam tindakan pembunuhan. Karena itulah, Makaila mengalami trauma sosial. Setelah kejadian itu, Makaila tidak mau melanjutkan sekolahnya. Edelia tentu saja tidak memaksa karena mengerti dengan kondisi putrinya yang masih tidak stabil. Ia memilih untuk fokus membantu Makaila untuk menyembuhkan traumanya tersebut.

Makaila yang mendengar pertanyaan yang diajukan oleh ibunya tersenyum dengan manisnya. Makaila memang memiliki paras ayu seperti ibunya yang memang memiliki darah Indonesia asli. Wajahnya yang ayu tersebut di bingkai oleh helaian rambut lebat dan panjang sewarna arang. Tentu saja, dengan penampilan tersebut, Makaila bisa menjadi primadona di kampus, jika dirinya memang melanjutkan pendidikannya. Usia Makaila tahun ini memang sudah menginjak usia dua puluh tahun. Usia yang tepat di mana harusnya ia sudah menjadi seorang mahasiswi.

Namun, karena insiden di masa lalu, Makaila berhenti sekolah tepat saat dirinya akan mengikuti ujian negara. Makaila harus fokus pada proses penyembuhan psikisnya yang memang agak terguncang dengan apa yang sudah ia lihat. Atas semua konsultasi yang sudah Makaila lalui, tahun ini Makaila sudah memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya. Tentu saja, Makaila tetap memilih untuk melanjutkan pendidikan di apartemen di mana dirinya tinggal.

"Mama tidak perlu cemas. Kaila hanya agak tegang dengan pertemuan pertama dengan guru baru Kaila nanti," ucap Makaila mencoba untuk menenangkan mamanya yang memang lebih protektif setelah kejadian di mana dirinya trauma berat hingga tidak bisa mengendalikan diri beberapa tahun ke belakang.

Edelia yang mendengar apa yang dikatakan oleh putrinya hanya bisa mendesah dan mengangguk. Ia pun memilih untuk menyisir helaian rambut lebat Makaila dan mengepangnya dengan cantik. Seperti yang dikatakan oleh Makaila, hari ini dirinya memang akan mengenalkan Makaila denga guru privat yang akan mengajar Makaila dalam homeschooling nantinya. Tentu saja, Edelia sudah mencari guru paling kompeten dan bertanggung jawab atas tugas yang ia berikan. Bahkan, Edelia tidak segan-segan untuk menghabiskan puluhan juta tiap bulannya untuk menyewa guru yang memang sudah sangat berpengalaman itu.

The Hottest Desire Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang