Firasat yang Terbukti

7.1K 400 19
                                    

Cerita ini bakal slow bgt Mimi update. Buat yang enggak sabar buat baca kelanjutannya, bisa banget buka apk sebelah dan baca di sana. Kenapa? Karena di sana udah sampe chapter empat belas lho! Wkwk

Nah yang masih bingung dengan apk sebelah yang Mimi maksud, bisa banget dm Mimi di wp atau ig. Tapi kalo di ig lebih sering Mimi buka sih hehe. Sekalian deh follow ig Mimi wkwk.

Oke, jan lupa kasih bintang kaliannn

Sayang kalian semua💜
MIMI BAHENOL🌸👸🌸

.

.

.





Makaila terlihat begitu pucat. Bagaimana mungkin dirinya tidak pucat jika saat ini dirinya tengah duduk di atas pangkuan Bara. Tentu saja, Makaila merasa jika posisinya ini sangat tidak aman. Ya, tidak aman sebagai seorang target pembunuhan, dan tidak aman sebagai seorang gadis. Ayolah, Bara itu adalah pria yang sudah dewasa, dan Makaila yakin jika Bara adalah pria yang normal. Tentu saja, sebagai seorang gadis, Makaila merasa jika posisi ini sangatlah berbahaya. Namun, Makaila sama sekali tidak bisa berutik. Saat ini Makaila berusaha untuk tidak bergerak berlebihan dan memilih untuk fokus dengan pelajaran yang tengah tersaji di hadapannya.

"Sekarang, kerjakan sesuai dengan cara yang aku jelaskan barusan. Jika salah, aku tidak akan berpikir dua kali untuk memberikan hukuman padamu. Tapi, jika kau berhasil mengerjakannya dengan baik, maka aku akan memberikan hadiah yang tentu saja akan menyenangkan," bisik Bara tepat di telinga kiri Makaila. Bisikan itu jelas membuat Makaila merinding bukan main. Namun, Makaila berusaha untuk fokus dan segera mengerjakan soal logaritma yang terlihat begitu rumit. Bahkan, Makaila memerlukan cukup banyak waktu dan kertas untuk memecahkan sebuah soal tersebut.

Namun, Bara sama sekali tidak mengganggu apa yang tengah dikerjakan oleh Makaila. Bara lebih memilih untuk melingkarkan kedua tangannya pada pinggang ramping Makaila. Ternyata saat fokus, Makaila sama sekali tidak menyadari apa yang dilakukan oleh Bara. Makaila masih saja tetap fokus dengan apa yang ia kerjakan, hal itu membuat Bara merasa tergelitik. Pria satu itu menenggerkan dagunya pada bahu mungil Makaila dan mengamati apa yang tengah dikerjakan oleh Makaila. Mau tidak mau, Bara menyunggingkan senyumnya saat melihat jika Makaila mengerjakan tugasnya dengan sangat baik.

Bara pun mulai memikirkan apa hadiah yang akan ia berikan pada Makaila, karena Bara yakin jika Makaila bisa mengerjakan tugasnya dengan baik. Meskipun niat awal Bara menyamar menjadi seorang guru privat adalah untuk melaksanakan rencananya menjerat Makaila, tetapi Bara rasa tidak ada ruginya untuk mengajarkan pelajaran yang memang dibutuhkan oleh Makaila. Tentu saja, bagi seseorang seperti Bara, kecerdasan adalah hal yang paling utama. Bara adalah seorang bos dalam dunia kriminal, jadi dirinya memang perlu memiliki ketajaman insting yang berbading lurus dengan kecerdasan yang ia miliki.

Mengingat mengenai profesinya, Bara sendiri merasa jika dirinya sudah tidak sabar untuk mengungkapkannya pada Makaila. Selama ini, tentu saja Bara bisa menebak jika Makaila hanya sekadar berpikir bahwa Bara hanyalah seorang penjahat yang tidak segan untuk membunuh seseorang. Namun, nyatanya Bara bukanlah penjahat yang memiliki kejahatan sebatas itu. Sayangnya, Bara tidak bisa mengatakannya saat ini juga. Karena Bara harus melakukan semuanya sesuai dengan rencana, agar apa yang ia lakukan terkendali dan sukses seperti yang ia harapkan.

Bara tersadar saat Makaila berseru, "Ah, sudah selesai!"

Bara pun menatap hasil kerja Makaila yang memang ditunjukkan secara bangga oleh Makaila. Bara meneliti setiap angka demi melihat apakah memang ada angka yang salah. Namun, sesuai dengan perkiraan sebelumnya, Makaila sama sekali tidak melakukan kesalahan dalam proses pengerjaan hingga mendapatkan hasil yang tepat dengan perhitungan Bara sebelumnya. Makaila yang masih duduk di pangkuan Bara yang duduk lesehan di kamar pribadinya, tentu saja merasa harap-harap cemas. Meskipun Makaila yakin dirinya sudah mengerjakannya dengan sangat baik, tetapi Makaila tidak bisa menahan diri untuk merasa gugup. Makaila tidak ingin mendapatkan hukuman dari Bara.

The Hottest Desire Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang