Tiba-Tiba Saja (21+)

16.2K 349 12
                                    

Makaila menahan rasa malunya saat Bara dengan tidak canggung memeriksa bagian intim Makaila seperti kejadian tadi malam. Setelah mendapatkan ancaman mengenai keselamatan ibunya yang tengah dinas ke luar kota, Makaila tidak memiliki kekuatan untuk melawan atau beragumen atas apa yang diinginkan oleh Bara. Makaila tidak ingin sampai ibunya berada dalam bahaya karena dirinya yang tidak bisa menghadapi masalahnya sendiri. Makaila tersentak saat merasakan sesuatu yang dingin di bagian intimnya.

Saat mengintip malu-malu, Bara ternyata tengah kembali mengoleskan sebuah obat yang tidak Makaila ketahui di bagian intimnya. Namun, yang Makaila ketahui, obat itu sangat membantu meringankan rasa sakit yang Makaila rasakan setelah apa yang dilakukan Bara kepadanya. Setelah menyelesaikan tugasnya, Bara memakaikan celana dalam Makaila. Hal itu membuat Makaila semakin merasa malu. Bara memperlakukannya seperti bayi yang tidak bisa melakukan apa pun sendirian.

"Sekarang, ayo sarapan," ucap Bara sembari menggendong Makaila menuju dapur.

Makaila sama sekali tidak membuka suara dan memilih untuk menunduk menatap jemarinya yang berada di atas pangkuannya. Entah Makaila harus bersyukur atau merasa begitu sial, karena ibunya ditugaskan dinas ke luar negeri bertepatan dengan dirinya yang jatuh ke dalam perangkap Bara. Namun, setidaknya ada hal yang patut disyukuri Makaila karena Edelia tidak mengetahui atau melihat hal ini. Karena Edelia tidak akan merasa sedih. kedua tangan Makaila semakin meremas. Jujur saja, Makaila merasa jika keputusannya untuk takluk dalam kuasa Bara, adalah keputusan yang sangat bodoh.

Sayangnya, Makaila tidak memiliki pilihan lain untuk melindungi orang yang sangat ia sayangi ini. Hanya dengan tunduk atas semua perintah dan keinginan Bara, Makaila bisa menempatkan Edelia pada posisi yang aman. Namun, Makaila sendiri tidak yakin apa dirinya bisa bertahan atas semua hal ini sendirian. Akan sampai mana Makaila bisa menahan tekanan dan rasa tersiksa yang mengikis hati nuraninya sebagai manusia? Biarkan waktu yang menjawab. Makaila yakin, jika Sang Pencipta tidak pernah tidur. Ia pasti akan mendengar apa yang selalu Makaila bisikkan setiap malamnya.

"Di meja makan, bukan tempatnya untuk melamun. Sekarang, makan," ucap Bara sembari meletakkan sepiring nasi goreng yang tampak menggugah selera di hadapan Makaila. Aroma masakan tersebut juga tercium sangat harum dan membuat perut Makaila yang sejak kemarin malam belum terisi, menimbulkan suara bernyanyi yang cukup mengganggu. Namun, Makaila sama sekali tidak merasa jika dirinya ingin makan. Sayangnya, Makaila tidak memiliki pilihan lain untuk meraih sendok dan berniat untuk memakan sarapannya.

Hanya saja, Bara merebut sendok tersebut dan mengubah posisi duduk Makaila agar berhadapan dengannya. Bara mencapit kedua lutut Makaila dengan kedua lututnya dan menyodokan sesendok penuh nasi goreng spesial yang dibuat sendiri oleh Bara. "Aku sama sekali tidak sabar dengan apa yang kau lakukan. Sekarang buka mulutmu, dan makan!" seru Bara dengan tatapan tajam yang membuat Makaila mengkerut ketakutan.

Makaila pun membuka mulutnya dan menerima suapan yang diberikan oleh Bara. Makaila terkejut dengan rasa masakan Bara yang ternyata sangat-sangat di luar perkiraan Makaila. Sesuai dengan aromanya yang menggunggah selera, ternyata masakan Bara juga sangat lezat. Jika saja, Bara adalah pria baik-baik yang juga bertemu baik-baik dengan Makaila, saat ini Makaila pasti tidak akan sungkan untuk memuji Bara yang sangat berkemampuan memasak ini. Sayangnya, Makaila sama sekali tidak memiliki minat untuk memuji Basa.

Namun, tanpa dipuji pun, saat ini Bara sangat tahu jika Makaila sangat menyukai masakannya. Makaila makan dengan lahap dengan suapan demi suapan yang diberikan oleh Bara. Saat Makaila meminum air putih di sela kunyahannya, Bara pun menanyakan sesuatu yang membuat Makaila tersedak hebat. Bara menghela napas dan mengusap tengkuk Makaila lembut. "Kenapa kau seterkejut itu? Aku hanya bertanya, apa rasa sakit yang kau rasakan di bagian intimmu sudah memabik? Lalu kenapa kau malah tersedak seperti ini?"

The Hottest Desire Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang