Chapter 4 - A Someday with ABP

0 0 0
                                    

Setelah semua selesai, Aku berangkat ke sekolah dengan diantar oleh Ayah Kandung naik motor sampai ke halaman sekolah atau hanya sampai di Cilangkap diantar untuk naik kendaraan angkutan umum 41 Cibinong. Sampai di sekolah aku pun beli minuman dingin yang aku suka yaitu milo dengan harga 5000 atau Kopi Good Day rasa apapun atau minuman dingin lainnya. Kadang beli risol, pisang cokelat,tahu martabak atau indomie kuah atau kering, beng-beng dll. Lalu aku pun ke Kelas dan duduk sambil sambil melamun. ABP pun datang dan meletakkan tas di kursi, buka sarung tangan dan menaruh dibawah meja belajar, buka jaket kulit warna hitam ke kursi, kadang pakai kaos kaki karena pernah pakai sandal swallow kedalam kelas dan sepatu di dikeluarkan dari tas yang dimasukkan di plastik hitam. Dan sandal pun diletakkan di samping kursi ABP atau bawah kursi. Lalu ABP pun beatbox ataupun setiap pagi menggambar kartun Anime. Aku dan ABP pun dari pagi ditempat duduk, tidak beranjak karena menunggu bel masuk berbunyi atau mengerjakan PR dan melihat jawaban dari YBV. Bel masuk berbunyi ABP pun menyelesaikan semua yang berantakan di meja dan diletakkan di bawah meja ABP. Hari Senin tidak ada di Upacara Bendera, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pun dimulai, datanglah Bapak Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan jam mata pelajaran. Kami pun mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) pilihan ganda. Dan dibahas dengan dari urutan depan dari Yustinus sampai urutan paling belakang  ke SW. Waktu 2 jam berlalu dengan bercanda riang dan tertawa bersama sambil mengetahui jawaban yang benar dan mengetahui jawaban yang salah dan mengetahui jumlah yang benar. Bel ganti mata pelajaran berbunyi lalu datang Ibu Guru Mata Pelajaran Sejarah dan masuk kekelas lalu Bapak Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pun membereskan dan ABP dan YBJ saling memberi kode untuk memberi salam. Lalu ABP pun memberi perintah salam dan kami mulai beri salam. Bapak Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pun pergi meninggalkan kelas dan menuju ke kelas lain untuk mengajar lagi. Lalu ABP pun memberi perintah salam dan kami beri salam lalu Ibu Guru Mata Pelajaran Sejarah pun duduk dan kami semua duduk di meja dan kursi masing-masing. Lalu kami pun belajar tentang Detik-Detik Kemerdekaan Negara Indonesia dan Perundingan-Perundingan di Negara Indonesia. Dan mencatat semua yang ditulis dipapan tulis whiteboard dan bergantian dengan RS dan CA, Y, SW, GS, RCD, AW, EF, YBJ, ABP atau dibacakan dengan lisan dan di eja. Jadi ingat ketika Sekolah Dasar, Guru sering mengeja saat Mata Pelajaran Bahasa Indonesia and it's Funny.
Aku jadi ingat saat kelas 2 Sekolah Menengah Atas pernah melihat ABP sedang sedih. Saat itu aku sedang mau pinjam kertas Mata Pelajaran Bahasa Inggris dan tapi matanya sedang tidak konsen dan fokus ke arah aku dan MLM dan hampa. Sedih lihat ABP. Dan ABP pun meminjamkan kertas Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk difotokopi. Dan Bersyukur karena telah dipinjam oleh ABP. Saat aku tahu ABP seperti itu aku jadi tidak tega karena seseorang. Dan seharusnya aku yang menghibur dengan ceria untuk ABP agar bisa melupakan semuanya. Karena ternyata dia sama dengan aku yang menginginkan sesuatu yaitu Juruslamat dan Mesias di hidup kami.
Tapi ada satu hal yang paling aku kangen dari ABP yaitu Suaranya, Flunya, Batuknya, Wajahnya, Wanginya, Beatboxnya, Suaranya yang merdu, dan Marahnya yang sangat sadis. Dan Semoga ABP bisa mendapatkan apa yang diinginkan oleh ABP. Dan bersyukur Pada TUHAN YESUS KRISTUS karena Semuanya. Karena ABP mendapatkan Apa yang dia inginkan. Dan aku berdoa untuk ABP untuk dikabulkan Harapan karena aku merasa ABP juga berdoa untuk aku. Karena aku bisa jadi sekarang karena ABP. Dan ingat semua saat disekolah SMA dan paling terkesan adalah kelas 3 Sekolah Menengah Atas. Karena Menang Banyak. Dan seharusnya aku memanfaatkan momen dengan ABP untuk saling berteman tapi aku tidak memanfaatkan waktu dengan baik. Supaya makin banyak kenangan yang bisa diingat terus menerus dan diceritakan dalam buku harian online.
Walaupun masih banyak cerita yang belum di ceritakan disini tapi inilah sebagian dari kenangan. Dan sisanya biarkan tetap jadi kenangan yang tidak akan pernah lupa. Maaf ABP jika aku jadi patung untukmu. Hanya itu yang bisa aku lakukan. Siapa aku yang bisa dekat dengan ABP dan menjadi teman akrab? Padahal masih banyak yang ingin berteman dengan ABP sedangkan aku untuk ABP bukannlah Orang Special. Karena ABP adalah Orang yang Pemilih. Dan Bersyukur atas kejadian saat NYM menyuruhku untuk duduk bersebelahan dengan ABP. Itu berkesan sampai hari ini. Dan aku hanya ingin Berteman dengan ABP tanpa harus jadi Orang yang special. Jika perlu jadi teman curhat. Karena aku ingin mendengarkan setiap permasalahan ABP. Jika Butuh teman curhat, ABP bisa curhat dengan aku. Terimakasih ABP atas dukungan yang pernah diberikan dan pembelaan untuk aku. Jangan Sedih Lagi ABP Semua Akan Indah Pada Waktunya. Dan akan Sangat Bahagia. Percayalah Pada TUHAN YESUS KRISTUS. dan jangan menyesal atas yang telah terjadi. Sampai jumpa lagi. Aku senang pernah melihat ABP dari kejauhan. Saat di Perempatan Lampu Merah dan di jalan raya dekat kampus BSI saat akan mau menyebrang jalan raya. Dan Tahu jika itu ABP. Dan di jalan menuju stasiun kereta Universitas Indonesia. And i am say "hi" and his answer "Hi too" to me. Pertama kali aku melihat wajah ABP dengan tanpa malu. Karena pernah malu pada saat ABP lihat aku pertama kali dan memalingkan wajahku dan menolak untuk melihat wajah ABP karena badannya tinggi sekali dan kekar dan pernah pegang otot lengan dengan pulpen untuk memanggil ABP karena dipanggil NF, dan aku merasa pendek untuk lihat wajah ABP dan malu karena sedang tidak menawan untuk dilihat oleh ABP. Dan sekaligus terkejut karena ABP bisa mengenali aku. Dari Kejauhan. Tapi saat itu aku tidak mengenali dan tidak lihat ABP. Padahal dari jauh saat naik motor yamaha warna biru dan jaket kulit warna hitam pun mengenali ABP. Tapi ini tidak sama sekali.
Padahal jalan kaki. Dan baju warna hijau yang pernah dipakai ABP untuk buku tahunan sekolah.
That's All.
Have Done. Thank You. Finish.

One Year Enemies Has Been Friend But Not Real !Where stories live. Discover now