6🍃

13 2 1
                                    

16.00 kst

Hari ini gwansim tengah duduk disalah satu kursi yang tersedia diteras minimarket, ditemani secangkir capucino kegemarannya.
Sangat cocok diminum pada cuaca dingin dan mendung.

Gumpalan awan hitam sudah hampir setengah jam terlihat, namun rintik hujan belum juga jatuh menyapa kota seoul.

Gadis bersurai hitam itu memakai turtleneck sweater berwarna hitam polos, dipadukan dengan coat warna hijau lumut kegemaranya. Benda itu adalah hadiah terakhir pemberian mendiang sang ayah setahun yang lalu.

Gwansim tengah melamun..
Ya, ia melamunkan perkataan Tarhyung yang masih saja tidak masuk akal, itu membuatnnya belum bisa percaya apa sebenarnya tujuan lelaki tampan itu hadir dihidupnya.
Ia merasa aneh, seperti pernah melihat lelaki itu dalam waktu yang cukup lama.

Tak berselang lama gadis cantik itu melamun, seorang namja datang dari arah belakang dan mengagetkannya.

"Heyyy"
"jangan melamun dalam cuaca seperti ini. Orang akan mengira kau sedang kemasukan setan, hehehehe"
Lelaki jangkung itu tertawa setelah melihat muka merah gwansim karena terkejut. Diikuti oleh senyum kotak khasnnya yang membuat ia semakin menawan.

"Yakk, Taehyung. Jangan mengagetkanku seperti itu, bagaimana jika aku pingsan karena jantungan."
Cerocos gadis cantik itu dengan nada merajuk.

"Mian Gwansim-ssi. Aku tidak ada niatan membuat gadis secantik dirimu mati muda. Aku masih ingin sering melihatmu"
Ucap Taehyung menggoda wanita itu.

Tanpa sadar Gwansim mengulas senyum yang samar dibibirnya, tapi Taehying bisa melihat jelas bahwa gadis itu tersipu, dia bisa membedakan wajah yang terkena udara dingin dengan wajah yang tengah malu. Ia sering melihat adegan romantis di drama yang ia tonton.
Ia yakin gadis ini malu.

"Kenapa kau selalu menggodaku tae, apa maksudmu??"
Gwansim meberanikan diri bertanya kepada Taehyung agar ia tau apa maksud dari lelaki tampan itu.

"Kau ingin tau, atau ingin tau sekali Gwansim-ssi??
Lagi -lagi namja itu menggodanya.

Sekilas gwansim mengalihkan pandangannya kesamping guna menutupi wajahnya yang tengah menahan malu.
Sebenarnya lelaki seperti apa taehyung ini??. Dia begitu terang- terangan, gumamnnya dalam hati.

"Ahh ,sudahlah. Aku pulang saja kalau begitu, aku juga tidak ada urusan denganmu tae. Kau lelaki yang menyebalkan!!
Baru beberapa detik gwansim hendak bangkit dari duduknya, Taehyung menarik lengan gadis itu pelan dan berbisik ditelinga gwansim, jaraknya sangat dekat sehingga gwansim dapat merasakan hangatnya nafas pria itu.

Jantungnya bertalu begitu kencang, pipinya lagi-lagi bersemu merah dan kali ini bulu kuduknya juga sedikit meremang.

"Kita masih punya urusan gwansim, dan kedepannya kita selalu punya urusan"
Bisik Taehyung dengan suara deepnya yang begitu memabukkan jika didengar dalam jangkauan sedekat itu.

Taehyung tersenyum kearah gadis itu lalu sedikit mengelus rambut gwansim yang sedikit menutupi kelopak matanya.
Ia sangat menyukai mata gadis ini, menyukai hidungnya yang kecil, ditambah bibirnya yang sangat Taehyung dapatkan.
Ia mengulas senyum sesaat mendapati manik gadis itu menatapnya.

"Kau sangat cantik, bisik Taehyung lagi."

Gwansim menepis tangan Taehyung yang masih bertengger dipelipisnya. Ia sudah tidak sanggup, ini terlalu gila buat jantungnya. Bisa- bisa dia pingsan jika digoda terus- menerus oleh taehyung.

"Ah, aku harus pergi tae. Ibuku sudah menyuruhku pulang"
Gwansim harus mencari ide agar ia dan jantungnya bisa terbebas dari tatapan pria gila nan tampan itu.
Ia membuat alasan atas nama ibunya agar bisa pergi.
Dan berhasil, taehyung tidak mencegatnya lagi. Dia lolos.

Romansa (KTH)|📍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang