PART 1 | Se Usus?

12 5 2
                                    



"Jadilah seperti senja
Yang tak pernah bosan menunggu
Walau Ia tau hadirnya hanya penyambung
Malam"

-peramu aksara-

-------------------------------------------------------------

Helaan napas terus keluar dari bibir mungil, seorang gadis berambut lurus sepunggung atas yang selalu di ikat ke atas dan memiliki poni tipis di bagian dahinya. Dia duduk termenung sendiri di kelasnya, dengan menelungsupkan kepalanya di antara lipatan tangannya. Tanpa ia tahu ada seseorang yang sedari tadi mengendap-endap menghampirinya menuju tempat nya berada di kelas tersebut.

"Senja!!" Teriak seorang gadis berambut sebahu yang di ikat atas dan berpenampilan sedikit tomboy, yang sedari tadi mengendap - endap menghampirinya.

"Ekh....!" Pekikkan yang lolos keluar dari mulut senja tanpa ia sengaja dan langsung menatap nyalang gadis seumuran yang ada di hadapannya itu. Sementara yang di tatap, hanya menunjukkan senyuman tanpa dosanya.

"Hai senja. Good morning" Ucap gadis yang sedari tadi berdiri di hadapan meja senja.

"Iya pagi juga Sisil" ucap senja dengan nada yang lesu dan mengalihkan tatapannya kepada papan tulis di hadapannya, yang sedari tadi terus menatap Sisil dengan kesal.

Ya, gadis tersebut adalah Renita Prisilia Maharani atau yang lebih akrab si sapa Sisil. Ia Seorang gadis yang memiliki rambut sebahu yang di ikat atas. Dia adalah gadis yang memiliki rupa yang sangat cantik akan tetapi ia memiliki sifat tomboy yang melekat dari dirinya, ia merupakan salah satu dari kedua teman yang dekat dengan senja sedari sekolah menengah pertama. Walaupun Sisil memiliki wajah yang cantik tetapi sifatnya lah yang selalu membuat orang pusing tujuh keliling dan harus berpikir dua kali untuk berhadapan dengan nya. Kenapa? Tentu saja hal tersebut di karena sifat nya yang kelewat ambyar & amuradul kadang kadang baik bak malaikat yang terjun ke bumi dan detik itu pula singa yang ada dalam dirinya pun akan bangun dari hibernasinya. Hanya sahabatnya lah yang bisa mengerti akan keadaan sikap Sisil ini.

"Eh senja. Loe kenapa sih dari tadi, diem mulu. Masih marah yah, soal yang tadi? Ya udah deh gue minta maaf. Abis loe lucu deh pas kaget noh tadi" Ucap Sisil dengan nada yang yang sedikit memberenggut kesal dan di akhiri cengegesan di akhirnya dan  yang entah sejak kapan ia  sudah duduk di sebelah senja.

"Iya aku maafin kok" Ucap senja yang masih dengan nada yg sedikit lesu dan di akhiri dengan helaan napas yg keluar dari bibirnya. Hanya sedikit melirik sekilas kesamping kanan tempat Sisil duduk.

"Loe belum makan ya ja?"tanya Sisil "Lesu amat. Ya udah yuk, skuy kita kantin!!" Ajak Sisil dengan semagat empat lima dan langsung berdiri dari duduknya.

"Kamu aja Sisil aku lagi mager buat kemana-mana. Lagian aku udah makan kok tadi sebelum ke sekolah" Jawab Senja membuat Sisil menghela napas pasrah.

"Kenapa sih loe...? Pasti loe lagi mikirin Fajar iya kan!" Tuduh Sisil membuat Senja mendelik tak suka.

"Apaan sih Sil, kamu ini main asal nuduh sembarang orang aja" Ucap Senja dengan nada kesal dan jengkel kepada Sisil.

"Ya udah, kalo loe enggak mau nemenin gue ke kantin berarti loe bukan se usus ma gue" Ujar Sisil membuat Senja heran.

"Se usus?" Tanya Senja dengan mengerinyit bingung.

MY SUNSETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang