Kesimpulan

58 11 0
                                    

Dari kumpulan beberapa hadits di atas, bisa kita simpulkan bahwa Rasulullah saw adalah pribadi yang romantis, humoris, peka dan sangat pengertian kepada istrinya. Semoga kita bisa meneladani sifat-sifat mulia beliau dalam keseharian kita, lantas menghadirkan Rasulullah saw dalam hal apapun yang bernilai ibadah. Bahkan, lebih jauh dari itu Rasulullah saw memperkenankan dusta (gombal) dalam pembicaraan suami dan istri, sebagaimana diriwayatkan oleh Ummu Kultsum Bin 'Uqbah r.a. :

« مَا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرَخِّصُ فِي شَيْءٍ مِنْ الْكَذِبِ إِلَّا فِي ثَلَاثٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا أَعُدُّهُ كَاذِبًا الرَّجُلُ يُصْلِحُ بَيْنَ النَّاسِ يَقُولُ الْقَوْلَ وَلَا يُرِيدُ بِهِ إِلَّا الْإِصْلَاحَ وَالرَّجُلُ يَقُولُ فِي الْحَرْبِ وَالرَّجُلُ يُحَدِّثُ امْرَأَتَهُ وَالْمَرْأَةُ تُحَدِّثُ زَوْجَهَا »

"Aku tidak pernah mendengar Rasulullah saw membolehkan berdusta kecuali dalam tiga hal di mana Rasulullah saw bersabda: "Aku tidak menganggapnya berdusta," yaitu: 1) Seseorang yang (berusaha) mendamaikan orang-orang (yang bertikai/bermusuhan) dengan berkata (dusta) dengan maksud mendamaikan. 2) Seseorang yang berkata (dusta) dalam (siasat) peperangan. 3) Seorang lelaki yang berbicara (dusta) dengan istrinya, begitu juga seorang istri berbicara (dusta) kepada suaminya." HR. Abu Daud (no. 4275), Ahmad (no. 27316), Nasa'i (no. 8642), Baihaqi (no. 21354) dll. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Muslim (no. 4717) dari jalur Ibn Syihab.

Imam Nawawi menyebutkan dalam Syarah Shohih Muslim (8/426) ketika mengomentari hadits ini:

"وأما كذبه لزوجته وكذبها له فالمراد به في إظهار الود والوعد بما لا يلزم ونحو ذلك، فأما المخادعة في منع ما عليه أو عليها، أو أخذ ما ليس له أو لها فهو حرام بإجماع المسلمين، والله أعلم."

"Adapun dusta seorang suami kepada istrinya begitu juga sebaliknya, maka yang dimaksud adalah bagiamana menampakkan rasa cinta, berjanji dengan hal yang tidak wajib dan sejenisnya. Adapun menipu dengan tidak memberikan hak salah satu dari keduanya, atau (dengan maksud) mengambil yang bukan haknya, maka ini adalah perbuatan haram sesuai Ijma' (kesepakatan) Kaum Muslimi. Wallahu A'lam Bish-Showab."

Ini hanya sebagian kecil yang bisa Penulis kumpulkan dari hadits-hadits yang mengisahkan teladan Rasulullah saw dalam berinteraksi dengan istri. Semoga suatu saat Penulis Allah beri taufiq untuk menulis buku yang lebih lengkap lagi mengenai kepribadian Nabi saw yang merupakan samudera tak bertepi sebagai pegangan hidup Umat Islam. Semoga buku yang sangat sederhana dan penuh kekurangan ini sedikit memberikan inspirasi, manfaat, semangat dan pandangan baru terhadap kepribadian Rasulullah saw yang bisa diteladani dalam kehidupan sehari-hari.

وصلى الله وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم، والحمد لله رب العالمين.

Ditulis di Mukalla, Ibu Kota Prov. Hadhramaut, Rep. Yaman.

Senin 19 Sya'ban 1441 H / 13 April 2020.

TELADAN NABI (Dalam Berinteraksi Dengan Istri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang