3.

2 2 0
                                    

Beneran ketipu...

Sudah hampir 3 jam riska diam di tempat yang sama di temani secangkir kopi legit favorit seniornya dan alvin sahabatnya itu. Sampai netranya menangkap dua sosok peria yang familiar untuknya. Flo dan err.. teman flo yang tadi dia melupakan nama orang itu.

"Ini?" Kata flo melihat cangkir kopi tandas di depan riska sedangkan sang empu hanya nyengir tanpa dosa.

"Lo cewek jangan dibiasain temenan ama kopi kaya gini!?" Oceh ezra.

'Etah situ saha maen semprot gue pula' batin riska yang mulai jengkel dengan ocehan ezra. Naas batin itu dapat di dengar oleh dua peria di depannya.

"Ezra adipta sahabat flo auto temen lo juga" kata ezra yang membuat riska sadar bahwa orang itu mendengar apa yang ia ucapkan secara batin.

"Flo aja nggak larang gue tu" kata riska tak mau kalah.

"Udah gue emang nggak larang lo!? Udah sono ikut ezra ke mall tar gue susul" ucap flo menjalankan rencananya yang tadi pagi tertunda.

"Lah? Kok gitu?" Protes riska

"Kunci mobil di lab" jawab flo seenak jidatnya. Mendengar hal itu riska hanya mengerutu firasatnya mengatakan seniornya itu sedang berbohong tapi ia juga tak bisa menyanggah lebih jauh.

Sampai di mall di daerah kampus..

"Kok kesini?" Tanya riska bingung melihat mereka berada di tempat parkir mall besar di daerah sana.

"Kan tadi ke mall ya kesini lah.." kata ezra dengan bergegas keluar mobil yang sepontan riska ikuti.

Merekapun memutari mall itu tanpa niatan dan tujuan saat ini sampai di depan gramedia tanpa sadar riska langsung nyelonong masuk mendahului ezra. Melihat hal itu ezra hanya mengeleng pelan dan kembali mengikuti riska masuk ke tempat penuh buku itu. Setelah puas berkeliling gramedia riska baru sadar bahwa ia kesini dengan seseorang. Ketika ia berbalik ia menemukan orang itu menatapnya tabjub.

"Udah?" Ucap ezra melihat perempuan di depanya membawa beberapa buku.

'Ya..allah kok bisa kalap gini sih?' Batin riska merutuki dirinya dan berjalan ke kasir.

"Ini mbak" ucap riska memberikan buku yang ia bawa lalu mencari dompetnya.

'Lah nggak ada!? Astaga pakek acara gue tinggal di mobil flo lagi' batin riska melihat tumpukan buku yang di serahkan tadi 3 komik terbaru, 1 buku pengetahuan umum, 1 buku inovasi, dan sebuah novel.

"Ini sekalian mbak " kata ezra menyerahkan dua buku yang ia pegang.

"Eh.. tapi.." kata riska pelan menahan malu.

"Jadiin satu aja." Saut ezra dan pergi membawa sekantung buku yang mereka beli.

"Makan tar cari flo" ucapnya lagi.

Riska pun mengekori ezra menuju resto di sana tetapi langkahnya berhenti menatap horor tangga berjalan di depanya saat ini sedangkan orang itu meninggalkannya sendiri.

"Kok pakek ke lantai atas lagi? Harus banget gue naik ini?" Grutu riska sambil menatap tangga berjalan itu pelan.

Disisi lain ezra merasa ada yang janggal dengan gadis di belakangnya itu dan membuka percakapan.

"Mau makan ap.." katanya terhenti saat tidak menjumpai seorang riska yang tadi mengikuti nya.

"Kemana dia? Perasaan ikut gue deh tadi" katanya dengan mencoba kembali melalui jalan yang sama tetapi nihil ia tidak menjumpai seorang riska di stan lantai atas.

"Masa iya masih di bawah?" Gumamnya penuh tanya kembali ke lantai 2 gramedia dan ia menjumpai riska sedang menatap horor tangga di depanya seakan tak ingin naik kesana. Ia pun mendekati gadis itu dan menepuk bahunya pelan.

"Astaga!?" Ucap riska terpelajat kaget melihat orang yang menepuknya dari belakang dengan tatapan heran penuh tanya.

"Ngapain?" Tanya ezra menahan tawanya. Iyalah anggota tim emas orang yang pernah membatingnya takut naik sarana yang sudah pasti aman.

"Nggak kok ini mau nyusul.." ucap riska terglagap.

"Ayok!?" Ajak ezra mengandeng riska menaiki tangga itu dan sepanjang naik riska memejamkan matanya kuat seakan menahan rasa takut yang dalam.

"Makan apa?" Tanya ezra memecah keheningan sampai di tempat stan makanan.

"Ha?" Ucap riska yang masih belum sepenuhnya sadar dari rasa takut.

"Samain aja" lanjut nya menahan rasa malu. Setelah ezra memesan ponselnya bergetar sebuah notif dari rakanya.

Flo..
Gue balik markas duluan..
Rafa ngamuk!!😅

Jeny..
Tar pulang sama ezra aja😘
Selamat nge date😉

Setelah melihat itu riska hanya mendengus pelan.

"Siapa?" Tanya ezra datang membawa makanan.

"Flo sama jeny" jawab riska seadanya lalu menatap makanan yang di disodorkan ezra.

"Nggak makan?" Kata ezra yang membuat gadis di depanya kembali terkejut.

"Makan kok ini" memasukan makanan terlihat sangat pedas itu.

'Tuh kan pedes.. tahan ris.. lo bisa kok.. pliss tahan.. lo udah malu-maluin banget tadi..' batin riska.

Ezra yang dapat mendengar kata batin riska pun menghentikan aktivitas makannya.

"Kenapa?" Tanya ezra memastikan.

"Nggak papa kok" elak riska sambil menahan rasa pedas yang menyiksa. Ezra tersenyum menyodorkan minum miliknya.

"Minum ih.. muka lo merah gitu" kata ezra terkekeh dan riska meneguknya sampai tandas. Presetan dengan egonya tadi pedas itu lebih menyiksa dirinya saat ini.

"Nggak suka pedes?" Ucap ezra yang baru mengetahui fakta lain orang yang ada di depanya. Riska mengangguk pelan ia tidak bisa makan pedas lebih dari biasanya.

"Bukan nggak suka tapi ini lebih dari batas" jawab riska sambil menahan rasa panas yang ia rasakan.

"Oh.. ya udah gue cariin minum sama makanan baru aja ya?" Tawar ezra yang membuat gadis di depanya menggeleng pelan. Namun ezra tetap pergi dan kembali dengan dua minuman di tangannya.

"Nih.. maaf gue nggak tau biasanya juga nggak suka sepedes ini" ucap ezra menyodorkan salah satu minuman itu.

"Iyah.. makasih ya.. emm..?" Kata riska yang masih belum bisa mengucap nama orang di depannya itu.

"Ezra.. boleh panggil apa aja asal lo nyaman😉" ucap ezra sambil menatap riska yang tengah mencoba makan makanan pedas tadi.

"Udah jangan di makan tar sakit perut loh.." larangnya sambil menarik makanan yang riska makan sedangkan yang dilarang hanya nyengir tanpa dosa.

"Udah?" Tanya ezra tersenyum tipis melihat tingkah kekanakan riska yang tak sengaja dia lakukan.

"Eh.. iya.. mas" ucap riska sepontan memelankan kata 'mas' yang terucap tanpa sengaja.

"Mas?" Kata ezra mengoda pasalnya ia jarang bahkan nggak pernah di panggil seperti itu. Menurutnya panggilan itu mirip manggil tukang ojek. Riska mengangguk pelan ia merutuki mulutnya yang mengucap kata itu.

"Nggak suka ya?" Kata riska sambil menggaruk tekuknya canggung.

"Habis namanya sulit gue ucapin dan mas itu lebih mudah di inget hehehe" lanjut riska terkekeh.

__________________________bersambung_

Sejauh Aku MelangkahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang