Gue ngedate ama dia?..
Setelah mendengar alasan itu ezra berdiri dari tempatnya.
"Kuy!!?" Ajak ezra
"Kemana mas?" Tanya riska bingung dengan melihat jam yang melingkar manis di tangannya.
"Nonton atau main time zone gimana?" Ucap ezra menatap penuh harap seorang riska. Yang ditatap pun hanya menghembuskan nafas berat ia tidak dapat menolak kali ini
"Ke mushola dulu ya!?" Pinta riska
"Ngapain?" Tanya ezra tak berfaeda membuat riska memutar matanya jengah.
" mau mabok ama judi mas😐__
Ya ibadah dzuhur lah😅" saut riska gemas sedangkan ezra hanya meringis."Lo muslim ternyata gue kira non.." ucap ezra pelan yang di respon angukan oleh riska.
"Yaudah ayok!?" Lanjut ezra melangkah menuju ke tangga berjalan yang secara otomatis mendapat tatapan horor dari gadis di belakangnya.
"Ris?" Panggil ezra saat mendapati gadis itu masih terdiam menatap horor dirinya dan tangga itu bergantian. Ia pun mendekati nya dan pluk tangannya mendarat mulus diatas kepala riska.
"Napa? Takut hem?" Ucap ezra menaikan satu alisnya lalu terkekeh.
"Ngga kok mas" saut riska dengan gelisah. Gerakannya pun terlihat lucu di pandangan ezra sehingga tawa yang ia tahan dari tadi pun lolos begitu saja sambil menarik kedua pipi gadis di depannya.
"Bwahahahaha...😂 Lo beneran takut ya? Utututu~ gemes gue sama lo" kata ezra sambil menarik kedua pipi riska.
"Saw..kwi..t mwas.. lue..pa..s!?" Pekik riska pelan sesaat ezra pun sadar dan menghentikan aktivitasnya tadi.
"Ehm.. ayok katanya mau ke mushola.. ngga usah takut ada gue" kata ezra lalu mengandeng tangan riska menariknya berjalan sejajar dengan dirinya. Setelah selesai dengan kegiatan ibadah mereka menuju ke pusat time zone.
" main apa nonton dulu?" Tanya ezra menoleh riska yang saat ini sedang gelisah tak tenang sama sekali.
"Main aja kelanjur sampek sini__
Ayok!?" Jawab riska tersenyum tipis dengan tatapan berbinar karna pertama kalinya ia bermain bebas di sana. Setelah berbagai permainan mereka coba sekarang riska melangkahkan kakinya ke mesin boneka di ikuti oleh ezra yang masih setia mengamati kelakuan gadis yang katanya jutek tetapi terlihat mengemaskan di matanya."Mau main itu?" Tanya ezra tersenyum tipis yang di respon anggukan antusias riska tapi kemudian mengeleng pelan.
"Iya apa nggak?" Ucap ezra sedikit menantang.
"Mau sih tapi__" kata riska semakin pelan.
'Kalo aja tuh dompet nggak pakek ketinggalan ' runtuk riska dalam hati.
Ezra menyodorkan tiga koin dengan tatapan menantang.
"Gue mau tau sehoki apa seorang riska" ledeknya dengan tatapan yang tak kalah sangar.
"Oke! Tapi hari ini bukan hoki gue deh keknya" kata riska sambil menyambar ketiga koin itu lalu bergerak menuju mesin boneka. Sudah 2 koin riska gunakan tapi tak berbuah hasil sepertinya memang benar hari ini hari sialnya.
"Tinggal satu bisa ngga?" Kata ezra sedikit mengejek tak di balas oleh riska ia masih terfokus dengan sekotak mesin boneka di depannya berharap salah satu boneka di dalamnya dapat ia bawa pulang.
"Taruhan gimana?" Lanjut ezra saat tidak mendapat respon dari gadis itu.
"Haram." Saut riska tanpa mengalihkan pandangannya dan berkomat-kamit membaca doa tapi jatuhnya seperti orang jampi-jampi mantra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejauh Aku Melangkah
Teen FictionMaaf ya penulis mau robak total mulai dari cover judul sampai alur 🙏 Tanpa diskripsi langsung baca Insyaallah ngga ngantung kok😉 Kalau ngantung spam comen atau chat ke akun autor aja yah.. Maap kalau masih ada typo dan salah ya~ Happy reading par...