Kejadian kemarin membuat Arka menjadi lebih perhatian dengan kakak kelasnya itu. Pada akhirnya dia harus menjual seluruh indomie, beras dan kacang hijau yang dikumpulkan di kelasnya. Arka tentu tak hilang akal, anak manja itu meminta mama nya untuk membeli semua itu dengan dalih bisa diberikan ke Panti Asuhan dekat rumah. Ya, Arka memang berasal dari keluarga berada, Papanya adalah seorang pegawai di sebuah Perusahaan BUMN sudah menjadi eselon III atau setara dengan General Manager, sedangkan Mamanya adalah seorang Dosen Ilmu Komunikasi di sebuah Universitas Negeri. Arka tentu saja anak satu-satunya, boleh penampilan luarnya garang dan dingin, tapi ketika sudah berada di rumah dia akan menangis ditinggal mamanya yang diklat sampai tiga hari di luar kota.
Keluarga Arka juga merupakan donatur tetap sebuah Panti Asuhan yang letaknya tidak jauh dari rumah. Dengan dalih yang tak terbantahkan dan tidak mau mendengar anak manjanya merengek, Mama Arka bersedia membeli semua bahan-bahan itu.
"Jangan bikin ulah lagi ya Ka, yang anteng di sekolah. Baru juga hari ketiga." Nasihat Mama.
"Ini kan bantu sekolah kali ma, bukan Arka bikin ulah." Arka ngeles.
"Tetep aja, di luar aja sok garang, Mama tinggal diklat tiga hari di Bogor aja kamu udah nangis-nangis." Mama sambil membereskan cucian piring.
Arka merengut sambil mengerucutkan bibirnya. Mama tidak habis pikir, kenapa anak lelakinya begitu sensitif dan sangat cengeng. Padahal dia sudah dimasukkan ke klub karate di SMP dulu, namun tetap saja tidak merubah kecengengannya. Ya, hanya depan orang asing saja Arka bisa bersikap cool tanpa kecengengannya.
***
Pagi itu, seusai senam pagi semua siswa dikumpulkan di lapangan. Seperti biasa, Andri sudah membawa secarik kertas yang berisi kegiatan di hari ketiga MOS Siswa-siswi SMA Jayakarta 2. Arka, Kenzie berada barisan di paling depan. Arka menatap lekat pada sosok yang mulai mencuri pandangannya.
"Jadi hari ini kita akan melihat demo dari beberapa organisasi yang ada di SMA Jayakarta 2. Mohon untuk panitia kelas bisa mengatur siswa baru untuk duduk di pinggir lapangan dan mengarah ke tengah."
Para panitia menggangguk dan mulai mengatur siswa. Iya hari ini hanya ada acara perkenalan organisasi. Semua organisasi akan mendemokan sesuatu yang menjadi ciri khas dari organisasi tersebut.
Demo akan dibagi menjadi dua sesi, yakni bagian pagi dan setelah duhur. Bagian pagi akan ada Paskibra, PMI, Pramuka dan Jurnalistik. Sedangkan selepas duhur akan ada Kelompok Riset Siswa, Remaja Masjid, Kesenian Jayakarta, Klub Olahraga dan terakhir ditutup dengan perkenalan OSIS.
"Langsung saja kita mulai, acara ini akan dipandu oleh kakak kelas kita, Kak Ghani, beliau adalah Ketua OSIS Angkatan 2009, Tolong tepuk tangannya yang meriah."Andri mencoba mencairkan suasana.
Microphone pun diambil alih oleh Ghani yang begitu heboh. Oke doi bukan ketua OSIS yang gagah dengan daya kharismatik tinggi ya, tapi sosok Ketua OSIS yang paling ramah dan rame. Bersahabat sekali..
"Oke guysss adek-adek semua, udah tahu kan yee nama saya siapa, langsung aja cusss kita ke penampil pertama, organisasi ini sangat terkenal loh di sekolah kita, pernah juara umum untuk lomba baris berbaris tingkat regional. Langsung aje yeee, Tim Khusus Paskibra SMA Jayakarta 2."
Tepuk Tangan riuh mengiringi penampilan pertama, baris-berbaris yang sangat rapi dan teratur ditampilkan oleh Tim Khusus Paskibra, semua terpesona apalagi disana ada cewek idola satu sekolah Andien yang bisa menguasai segala emosi di lapangan. Kedipannya sebagai komandan barisan dia sangat cakap. Namun, berbeda dengan Arka tidak ada yangg lebih menarik dari wanita yang sedang sibuk dengan laptop di meja panitia, kacamata yang hari ini dia pakai sungguh pas dengan tulang hidung bangirnya, sedangkan rambutnya seperti biasa hanya dikuncir dan tetap tertata rapi. Wanita ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Kelas
Novela Juvenil"Anak baru yang diospek itu ganteng juga, sayang mukanya judes abis, sok cool, bukan tipe gue banget." Andri melihat adik kelas yang sedang mengikuti senam pagi kala itu. "Oh, namanya Andriani Kusuma, pantesan wangi kayak bunga kusuma wijaya, tapi...