Ciao, Mia!

100K 4.3K 16
                                    

"Ini Mas Abimana, kan? Bener, kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini Mas Abimana, kan? Bener, kan?"

Suara melengking itu berhasil menarik perhatian semua orang yang ada di ruangan meeting. Mereka menoleh ke arah asal suara. Di dekat pintu masuk, ada seorang wanita berparas Indonesia asli dengan rambut panjang berwarna hitam kecoklatan dan mengenakan pakaian yang sangat fashionable. Wanita itu tersenyum ke arah laki-laki yang ia panggil dengan nama Abimana. Sementara, laki-laki yang dipanggil Abimana hanya mengernyit kebingungan.

"Pak Abimana, Mia. Panggil pake Pak," bisik laki-laki yang tiba-tiba ikut berdiri di sebelah wanita tersebut.

Mia, wanita yang mendadak menjadi sumber perhatian di sana kembali tersenyum ramah kepada Abimana. "Ini Mia, Mas. Mia Rezklyn. Lupa, ya?"

Abimana mengerutkan dahinya lagi sebelum akhirnya tersenyum simpul. Kecil sekali, bahkan nyaris tidak terlihat. "Right. Mia. Kamu model pilihan iklan e-commerce ini?"

Mia mengangguk dengan bersemangat. "Iya, Mas—eh Pak."

"Ya, silakan duduk, Mia. Kita mulai dulu meeting-nya," kata Abimana sambil mempersilakan Mia duduk.

Mia tersenyum lalu mulai duduk di kursi yang masih kosong. Selama dua jam, Mia mendengarkan briefing konsep dari iklan yang akan ia bintangi. Kebetulan klien dari e-commerce memang meminta khusus Mia Rezklyn sebagai model dan mengatakan menyetujui apa pun konsep yang diajukan AT Advertising asalkan Mia setuju.

Biasanya, Mia hanya mendengarkan briefing satu sehari sebelum syuting. Besoknya, ia akan datang ke lokasi sesuai waktu yang ditentukan dan tinggal mengikuti arahan saja. Namun, kali ini berbeda.

A&T Advertising sudah mendapatkan approval klien untuk konsep. Namun, mereka ingin tahu bagaimana pendapat Mia apakah setuju atau keberatan. Jika Mia keberatan maka mereka bisa mengganti atau mengatur ulang sesuai preferensi Mia.

Di akhir presentasi, Mia sempat melirik beberapa orang dari AT yang terlihat khawatir kalau ia tidak menyetujuinya. Tentu saja Mia setuju dengan konsep yang dipresentasikan A&T. Konsepnya bagus dan Mia tidak punya alasan untuk menolak.

Selama meeting berlangsung tadi, Mia juga sempat mencuri pandang ke arah Abimana. Ia tidak menyangka bahwa dirinya akan bertemu dengan Abimana di sini. Sudah delapan tahun mereka tidak bertemu dan pria itu tampak lebih dewasa dari yang ia ingat dulu.

Abimana Wigani adalah laki-laki yang dahulu ingin dijodohkan dengan Mia. Saat itu, Mia yang baru berusia 17 tahun dipaksa ayahnya untuk ikut tour liburan ke Italia sendirian dan di sanalah ia bertemu dengan laki-laki dingin bernama Abimana Wigani.

Mia langsung menyukai Abimana sejak pertama mereka bertemu walaupun ia tahu bahwa pria itu tidak menyukainya. Dan meskipun rasa sukanya besar, Mia menolak keras pernikahan dini. Ia baru berusia 17 tahun dan belum lulus SMA. Ia merasa sang ayah begitu kolot karena melakukan perjodohan ini. Lulus SMA saja belum masa sudah mau dijodohkan? Yang benar saja!

Sera, Mia! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang