Little Girl

40.3K 3.4K 21
                                    

Hari Sabtu dan harus bekerja itu sudah biasa bagi Mia. Dengan pekerjaannya yang seperti ini, waktu liburnya memang tidak pernah bisa sama setiap minggu. Kadang Senin-Jumat menganggur, kadang juga sibuk. Ya semua tergantung Hari karena pria itu yang mengatur jadwalnya..

Saat itu, sedang istirahat makan siang ketika Mia mendengar suara teriakan anak kecil. Ia langsung mengalihkan pandangan dari ponsel dan mencari asal suaranya. Ia melihat Abimana sedang menggendong anak perempuan sambil bercanda dengan salah satu staff-nya. Ia otomatis berdiri dan berjalan menghampiri mereka.

"Hai, kamu siapa namanya? Aku Mia, lucu banget sih kamu." Mia mencubit gemas anak perempuan itu. Tentu saja Mia tahu namanya, Ranasya, tapi tidak mungkin kan tiba-tiba sok kenal dan sok tahu?

Ranasya terlihat takut dengan kehadiran Mia.

"Nasya, salim dulu sama Tante Mia," kata Abimana sambil memberikan tangan kanan Ranasya pada Mia. Dengan bantuan Abimana, Ranasya–Nasya lalu salim pada Mia.

Mia tersenyum. "Nasya mau main sama Tante nggak? Tante punya kue enak loh."

Ranasya langsung menjulurkan kedua tangannya minta digendong Mia.

Mia langsung menoleh ke arah Abimana. "Eh boleh kan, Pak?"

Abimana mengangguk lalu menyerahkan Ranasya pada Mia. Mia langsung menggendongnya dan membawa Ranasya ke tempatnya tadi beristirahat. Ranasya tidak gemuk, juga tidak kurus jadi Mia tidak terlalu kesusahan menggendongnya.

Mia mendudukkan Ranasya di kursi sementara Mia berjalan ke meja tempat Hari meletakkan cake chocolate-nya. Ia memang selalu meminta Hari untuk membawakan cake setiap shooting karena lidah manisnya selalu minta dimanjakan. Jadinya, Hari pasti membawa atau memesan berbagai jenis cake ketika shooting.

Sambil membawa kue, Mia kemudian berjongkok di depan Ranasya.

"Nih, kue coklat. Ranasya mau nggak?" tanya Mia sambil tersenyum menunjukkan potongan kue coklat ke depan Ranasya.

Ranasya mengangguk kuat sambil tersenyum. "Mau, mau, mau. Ayah! Nasya boleh makan kue coklat?"

Mia ikutan menoleh ke arah Abimana menunggu jawabannya.

"Boleh, tapi jangan banyak-banyak ya," jawab Abimana seraya berjalan mendekat ke arah mereka berdua.

Mia langsung menyuapi kue coklat ke mulut Ranasya dan ia tertawa kecil melihat ekspresi Ranasya yang girang ketika merasakan lelehan coklat di mulutnya.

"Tante Mia juga makan," kata Ranasya sambil mendorong sendok kecil yang sudah berada dekat mulutnya kembali ke arah Mia.

"Iya, Tante Mia juga makan nih," ucap Mia sambil memasukkan sendok ke mulutnya. Ia tersenyum gembira merasakan manisnya coklat, Ranasya ikutan tertawa melihat Mia.

Jadilah Mia bergantian menyuapi Ranasya dan dirinya sendiri. Di sebelahnya, Abimana memandang keduanya sambil tersenyum hangat.

"Terakhir, ya," kata Mia sambil menyuapi potongan terakhir ke mulut Ranasya.

Ranasya cemberut. Setelah selesai mengunyah, anak itu mengadu ke bapaknya. "Ayah, kuenya habis. Nasya mau lagi."

"Tadi kan Ayah bilang jangan banyak-banyak. Sudah ya, kapan-kapan lagi," kata Abimana.

Ranasya hampir menangis.

"Eh, anak cantik jangan nangis dong. Nanti Tante Mia bawain kue lagi yang lebih enak dari kue tadi. Oke? Jangan nangis ya," kata Mia nyaris panik. Seumur-umur ia tidak pernah dihadapkan pada anak kecil menangis.

"Beneran, Mia?" tanya Ranasya.

"Tante Mia, Sya," kata Abimana mengoreksi.

"Benar ya Tante Mia bawain lagi?"

Mia langsung mengangguk. "Benar. Nanti kapan-kapan kalau kita ketemu lagi. Oke?"

Ranasya mengangguk lalu menjulurkan kedua tangannya ke arah Mia. Mia bingung tapi akhirnya ia ikut memajukan tubuhnya. Ranasya memeluk dan Mia membalas pelukannya.

"Mia, stand by ya, 10 menit lagi kita mulai shooting," kata salah satu kru memberitahu Mia.

"Oke," sahut Mia masih mengelus lembut rambut Ranasya.

Mia mencoba melepaskan pelukan Ranasya, tapi anak itu memeluk lehernya dengan erat. "Ng.. Nasya, Tante Mia mau kerja dulu, ya? Kamu sama Ayah dulu ya."

Ranasya menggelengkan kepalanya.

Mia mendongakkan kepalanya ke arah Abimana meminta pertolongan.

"Nasya, sini sama Ayah. Tante Mia mau kerja dulu," kata Abimana sambil berusaha menarik badan Ranasya.

"Nggak mau."

"Nasya," suara tegas Abimana membuat Ranasya akhirnya mau digendong oleh Ayahnya.

Mia pamit lalu bergegas mencari MUA-nya untuk segera touch-up. Keasyikan makan bersama Ranasya membuat Mia lupa kalau hari ini ia masih bekerja.

Di tengah-tengah shooting, Abimana pamit bersama Ranasya yang mulai rewel karena mengantuk. Mia hanya bisa memandang bapak dan anak itu dari jauh karena tentu saja ia masih berada di depan kamera yang siap mengambil gambarnya. Ia tidak ada waktu untuk berpamitan dengan Abimana dan Ranasya..

***

Sera, Mia! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang