Sejak hari itu, Mia semakin sering datang ke kantor Abimana untuk menitipkan kue untuk Ranasya. Tidak bertemu langsung sih, Mia kadang hanya menitipkannya pada sekretaris Abimana karena kadang ia datang ketika Abimana sedang meeting. Well, memang baru dua kali—dan ini yang ketiga sih, tapi nampaknya Abimana juga tidak terganggu.
"Pak, ada titipan lagi dari Mia Rezklyn sudah saya taruh di meja ya," kata Lily begitu melihat bosnya akan masuk ke ruangan bersama Bos satunya lagi, Tama.
Abimana hanya menganggukkan kepalanya. "Makasih, Li."
Abimana lalu masuk ke ruangannya diikuti oleh Tama di belakang. Tama adalah partner di agensinya ini. Agensi ini adalah miliknya dan Tama. Kalau Abimana mengurusi soal kreatifnya, Tama mengurusi segala yang berhubungan dengan pemasaran jasa mereka.
"Mia eh? Gue dengar dia sering banget ke sini. Ada hubungan apa lo sama dia?" tanya Tama sambil tersenyum penuh arti. Ia duduk di sofa ruangan Abimana.
Abimana melihat paper bag yang ada di meja lalu mengintip isinya. Boneka beruang kecil dan sekotak kue. Ia tersenyum, lalu berjalan menuju sofa. "Nggak ada hubungan apa-apa."
Tama terkekeh. "Masa? Gue dengar loh Bim anak-anak ngegosipin lo sama Mia saking seringnya dia ke sini. Lo juga datang kan pas shooting-nya dia?"
"Gue kan memang sering datang kali kalau anak-anak shooting," balas Abimana. "Nggak pas dia doang. Nggak usah mengada-ada."
"Emang apaan sih tuh?" tanya Tama sambil menunjuk paper bag di meja Abimana dengan dagunya.
"Titipan buat Ranasya. Ranasya pernah ketemu Mia dan suka dengan cake yang dia kasih, jadi Mia sering nitip kue buat Ranasya," jelas Abimana jujur. Well, memang itu kan alasannya Mia menitipkan kue padanya.
Tama tertawa.
Abimana mengernyitkan dahinya heran melihat temannya malah tertawa. "Kok lo ketawa? Memang ada yang lucu?"
"Kelamaan jomlo ternyata bikin lo nggak peka ya, Bim."
Abimana mengernyitkan dahinya lagi tidak mengerti.
"Kayaknya, Mia suka sama lo, lihat aja usahanya buat ngedeketin anak lo. Mana mungkin orang iseng tanpa maksud apa pun sengaja datang ke kantor terus berulang kali nitipin makanan segala. Pasti ada maksudnya tuh."
"Nggak mungkinlah. Mia dan gue... teman lama. Yah kalau bisa dibilang teman sih," balas Abimana sambil berpikir. Mana mungkin wanita seperti Mia tertarik padanya yang sudah punya anak? Yang benar saja. Lagipula Mia juga mengatakan bahwa dulu ia menolak perjodohan mereka. Jadi, sepertinya tidak mungkin deh dugaan Tama itu.
Tama menggeleng-gelengkan kepalanya. "Sangat mungkin. Siapa sih yang nggak suka sama Abimana Pradipta Wigani?"
"Banyak. Apalagi Abimana Pradipta yang sepaket dengan Ranasya Pradita."
"Yah, lo dendaman nih. Sorry deh, Cita bilangnya oke waktu gue bilang lo sudah punya anak, nggak tahunya mundur juga." Tama merasa tidak enak pada Abimana mengingat peristiwa beberapa bulan lalu saat ia memaksa Abimana untuk berkenalan dengan temannya tapi berakhir tidak bahagia.
"Santailah, gue juga nggak cocok. Ranasya juga nggak suka sama dia," balas Abimana, "Kenapa jadi ngalor ngidul sih? Katanya lo mau ngomong penting. Apaan?"
"Bentar. Gue belum beres ngomongin Mia," sahut Tama membuat Abimana memutar bola matanya. "Saran gue nih, bolehlah lo pertimbangin si Mia itu. Lihat usahanya dulu aja, barangkali dia memang serius sama lo dan bisa nerima Ranasya. Sudah waktunya lo nyari istri dan ibu baru buat Ranasya. Memangnya nggak bosen jomlo terus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sera, Mia! ✓
RomanceMia Rezklyn seorang selebgram masa kini yang hampir sepenuh hidupnya terekspos di social media. Dalam sebuah kesempatan, ia dipertemukan kembali oleh semesta dengan Abimana Pradipta--seseorang yang pernah digadang-gadang menjadi suaminya dalam sebua...