Kakak Kelas

22 2 0
                                    

Make your smile
And show your smile

Part 2

Happy Reading

Disinilah Syasya sekarang berada, dihalte depan sekolahnya dengan mulut sedari tadi tidak pernah berhenti menggerutu kesal. Sesekali kepalanya menoleh kembali kearah sekolahnya yang jika dilihat suasannya sudah sangat sepi ,hanya tinggal beberapa siswa-siswi yang Syasya tebak pasti anak osis

"Gimana nih abang kok belum nyampe-nyampe? "gumannya. Sekali lagi Syasya menoleh ke arah sekolah astaga bahkan anak-anak osis sepertinya sudah akan bergegas pulang kerumahnya masing-masing.

"Apa gue jalan ajah yah? Siapa tau ketemu abang dijalan?" Katanya seraya berdiri bersiap-siap untuk berjalan.

"Eh tapi gue mau pulang kemana? Gue aja gak tau jalan pulang" Astaga Syasya semakin dibuat kalang kabut mana dia sendirian lagi dihalte.

"Tapikan siapa tau gue ketemu abang dijalan yakan? "Entahlah Syasya bertanya kepada siapa mungkin angin atau rumput yang sedang bergoyang?
Kaki Syasya sedari tadi sibuk mondar-mandir bisa saja dia menelfonn abangnya lagi-lagi dia harus menghela napas pasrah hpnya lowbat.

"Gak, gak, gak jangan konyol Caa, entar klo hilang kan makin runyem" Lanjutnya tidak memikirkan orang-orang yang juga sedang menunggu jemputan di halte. Syasya tetap berbicara sendirian, mondar-mandir tidak jelas bahkan syasya sampai tidak menyadari kalau sekarang halte semakin sepi.

"Gak capek? " Kepala Syasya refleks menoleh kearah samping dan sontak terkejut saat mendapati dirinya hanya tinggal berdua dengan cowok yang..ehm berseragam sama dengannya? Yang dia yakin pasti kakak kelas yang menjabat sebagai osis di sekolahnnya itu. Sudah Syasya bilangkan hanya tinggal anak osis yg masih stay disekolah.

"Kakak nanya sama saya?" Tanyanya dengan pelan, memastikan kalau cowok disampingnya tersebut memang benar-benar berbicara dengannya. Kalau nggak kan disangka kegeeran.

"Gak, gue lagi ngomong sama tiang disamping lo".Jawabnya jengah, emang dia nanya siapa lagi coba? disini kan tinggal mereka berdua.Bego ni cewek.

"Iya." Demi apa iya doang?. Batin cowok ber tagname Zean Wildan Hanif. Benar Zean, si ketua osis SMA Visit.

Hening. Hanya suara kendaraan umum yang terdengar.

"Lo cewek yan-.. "Baru saja Zean akan bertanya namun tiba-tiba pendengarannya menangkap suara isakan kecil, dia menoleh kesamping dan sontak terkejut melihat cewek disampingnnya sedang berjongkok sambil menangis, lengkap dengan punggung yang bergetar.

"Heh! lo kenapa? "tanya zean dengan nada kaku. Pasalnya dia belum pernah melihat cewek nangis tepat dihadapannya. Buset bisa-bisa dia yang dituduh ngapa-ngapain ni cewek.

Namun, yg ditanya tidak ada tanda-tanda akan menjawab. Zean kemudian mengamati Syasya, keringat dingin mulai muncul dipermukaan dahi dan wajahnya tidak lupa tangan yang sedang meremas bagian atas perutnya

"Sak..it"rintihnya

"iyaa apanya yang sakit?".Dasar zean IQ nya aja tinggi giliran peka astaga NOL besar, jelas-jelas Syasyanya megang perutnya, eh masih aja nanya.

"perut gu..e" lirihnya bertepatan dengan ambruknya syasya, bersyukur syasya sedari tadi jongkok.

Panik. Zean panik tidak tau harus di apakan ini anak, masa dia tinggal dijalan dengan keadaan pingsan. Oh zean tidak sekejam itu. Oke tidak ada pilihan lain.

********

Tepat didepan rumah bercat putih minimalis dengan halaman yang ditumbuhi beberapa bunga dan tidak lupa sebuah ayunan juga bertengger rapi disana. Tepat dibawah pohon mangga yg ada di samping rumah tersebut.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang