Chapter 5

2K 229 123
                                    

Note:

Jika ada hal-hal yang kurang masuk akal terjadi dalam adegan cerita ini, harap dimaklumi karena ini hanyalah Fanfiction yang bertujuan untuk menghibur dan hasil imajinasi dari seorang yang masih amatir.

It's just for fun.
.

I'm Sorry for typo.

Happy Reading^^

~♥~

"Dasar pria brengsek! Bajingan!" Sehun mengumpat sambil menendang kerikil-kerikil tak berdosa yang bernasib malang karena kebetulan berada di sekitar namja tersebut.

"Tapi..Dimana aku harus mencari uang sekarang? Arghh!" Sehun mengerang kesal sambil meremat rambutnya frustasi.

Sehun kembali mencoba menghubungi Tao. Siapa tahu kali ini temannya itu bisa menerima panggilan Sehun.

Namun sayang, Sehun harus menghela nafas lagi disaat hanya nada sambung dari operator yang menjawab disana.

Dengan sangat terpaksa Sehun kembali ke rumah sakit dengan tangan kosong.

******

Sehun berjalan memasuki pekarangan rumah sakit menuju ruang rawat sementara ayahnya.

"Code Blue..... Code blue.... Code blue di kamar rawat pasein nomor 19, code blue di kamar rawat pasien nomor 19....."

Terdengar suara orang yang memberi pengumuman melalui speaker darurat. Pengumuman yang menandakan ada pasien dalam kondisi terancam keselamatannya tersebut diulang beberapa kali.

Mendengar nomor kamar yang disebut membuat Sehun langsung berlari menuju kamar rawat sang ayahnya.

Disaat itu pula terlihat dokter dan beberapa orang perawat memasuki ruangan rawat Tuan Oh Insung dengan tergesa.

Tuan Choi Jinhyuk sudah lebih dulu berada disana dan terlihat cemas.

Monitor di sebelah ranjang Oh Insung menunjukkan ritme detak jantungnya yang tidak beraturan dan mengeluarkan suara berisik.

"Appa.." guman Sehun kembali mengkhawatirkan ayahnya. Dilihatnya sang ayah masih terbaring tidak sadarkan diri dengan perban yang melilit sebagian kepalanya juga alat-alat medis yang terpasang ditubuhnya.

Para perawat dan dokter pun segera melakukan pengecekan dan penanganan.

Sehun dan Jinhyuk diminta untuk menunggu diluar ruangan.

Mereka pun kembali menunggu dan mendudukkan diri di kursi yang disediakan disana.

"Appa.." Sehun berguman pelan. Ia memikirkan kembali keadaan ayahnya yang makin memburuk.

Choi Jinhyuk menggenggam tangan Sehun. Berusaha menguatkan anak itu.

"Sehun.. Bagaimana? Apakah Chanyeol bersedia memberikan pinjaman?" Tuan Choi bertanya pelan.

Sehun menggeleng lemah. "Aku memang tidak berguna, Samchon." Jawab Sehun. Pria manis itu menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Punggungnya terlihat bergetar pelan. Ia menangis.

Jinhyuk penepuk pelan pundak Sehun. "Jangan menyalahkan dirimu lagi. Kau sudah berusaha, Sehun."

"Samchon, memang benar aku hanya bisa menghabiskan uang dan merepotkan." ujar Sehun. Ia teringat dengan ucapan Chanyeol beberapa waktu lalu.

Drama of Marriage (CHANHUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang