3| Rencana

2.9K 268 8
                                    

Ashia tidak pulang kerumahnya. Gadis itu masih saja termenung bahkan menangis dibawah pohon mangga yang cukup besar. Kini ia berada disebuah danau yang tak jauh dari rumah Yola. Ia memeluk lututnya seraya menangis. Isakkan tangisnya cukup terdengar karena suasana disana sangatlah sepi.

Tiba-tiba, ada yang memegang pundaknya. Ashia sontak menghentikan tangisnya. Matanya membelalak dan mempersiapkan aba-aba untuk teriak

Satu..

Dua..

"SETANNN!!!!" teriak gadis itu membuat seseorang yang memegang pundaknya tadi segera membekap mulutnya.

"Lepas!"

"Ini gue, sialan lo setan setan aja." Ashia langsung menoleh, dan didapati wajah tampan Ralenzi disana. Ralenzi pun duduk disamping Ashia, lalu bertanya mengapa gadis itu ada disini. Dan jawaban Ashia hanya ingin mencari angin.

"Punya masalah tuh dihadapi, jangan malah lari." ucapan Ralenzi membuat Ashia menoleh.

"Apaan sih,"

"Gue pikir lo cukup dewasa untuk ngerti." kata Ralenzi dengan tenang.

Kini, berganti Ashia yang bertanya kepada cowok itu. "Lo sendiri, ngapain disini? Buntutin gue?" tuding Ashia membuat Ralenzi terkekeh. "Gue cari lo. Tadi temen-temen rese lo itu minta tolong." kata Ralenzi.

"Halah sok perhatian lo! Udah sana, pulang aja!" usir Ashia kejam.

"Masih untung lo gue temuin disini, kalo gue temuin lo didalem perut buaya?"

Plak

"Ngeselin lo ya?! Nyumpahin gue mati?!"

"Lo sensian banget sih, oh ya, wajar ya cewek baru puber." celetuk Ralenzi membuat Ashia semakin kesal. Gadis itu memukul dada bidang Ralenzi dengan brutal, Ralenzi hanya diam dan mencegah jika pukulan Ashia mengenai wajahnya.

"ARGHH!"

"Gimana? lega? emosinya udah keluar semua?" tanya Ralenzi membuat Ashia terdiam. Lalu ia mengacak-acak rambut Ashia gemas, lalu terkekeh. "Jangan emosian, nanti cantiknya ilang."

"Apaan sih!"

"Gue antar lo pulang."

**

Pagi hari, Ashia sudah sampai disekolah. Ia malas jika harus lama-lama dirumahnya. Kyra dan Selina baru saja datang, ia menepuk pundak Ashia yang tengah termenung.

"Kenapa lo? Masih keinget kejadian semalem?" tanya Kyra kepada Ashia.

"Ya iyalah, gila aja! Papi gue tunangan gak bilang-bilang gue, bahkan gue gak kenal sama sekali tuh cewek! Gimana gak kepikiran?"

"Lo coba aja dulu untuk mendekatkan diri lo sama calon mama tiri lo. Siapa tau cocok." ujar Selina.

"Gak akan mau gue punya mama tiri!" tegas Ashia. Gadis itu pun menundukan kepalanya diatas meja.

"Woelah ini bocah kenapa?" tanya Jack, teman sekelas Ashia.

"Kepo lo! Sana!" usir Kyra seraya mengipas-ngipasi Jack dengan kipas yang ada ditangannya.

"Ya elah gue cuma nanya kali Jubaedah!"

"Lo nanya bukannya meringankan masalah tapi malah memperbanyak masalah! Sana kek! Gerah gue Jackkkk!"

"Tau lo! Itu rambut kuning lo itu menganggu keindahan mata gue Jack!" pekik Selina.

"Iye-iye ini gue pergi!" ucap Jack lalu ia pergi dari bangku Ashia dan Selina. Cowok itu pun duduk ditempatnya sendiri.

Dear, AshiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang