4| Pertemuan Yang Menyebalkan

2.8K 248 14
                                    

Poppy terbangun dari tidurnya karena ia merasa sangat terganggu oleh suara musik yang terdengar jelas diteliganya.

Poppy membuka pintu kamar Ashia yang masih belum terkunci. Ia menggelengkan kepalanya melihat ketiga gadis cantik yang berbalut piyama tidur ini masih saja membuka matanya.

"Kalian belum tidur?" tanya Poppy.

"Kalo udah, gak mungkin Tante ngomong sama kita." jawab Selina.

"Hm, ini kan udah malam. Kecilin lagi ya musiknya? Kamu juga Kyra, Selina, jangan ngajarin Ashia yang aneh-aneh kalau nginap disini. Ayo, tidur."

"Ih Tante suudzon aja! Yang ada Tante tuh, masih tunangan kok udah berani nginep disini. Masih untung si Ashia ngebolehin!" celetuk Kyra membuat Poppy menggeram kesal.

"Kita mau tidur." ucap Ashia seraya mematikan musiknya. "Tante balik deh ke kamar tamu, ganggu!"

Poppy pun keluar dari kamar Ashia dengan raut wajah yang jengkel. "Dasar anak-anak gak sopan."

Keesokan paginya, Ashia, Kyra dan Selina pun baru saja tiba disekolah. Disetiap perjalanan menuju kelas mereka terus saja tertawa, sehingga semua mata memandang mereka kebingungan.

"Kesurupan kali ya?"

"Kayaknya, iya deh."

"Horor."

"Abisan lo bego banget, ngerjain si Popay segitunya, haha.." ucap Kyra yang masih saja tertawa. Ia menggelengkan kepalanya lalu duduk dikursinya saat tiba dikelasnya.

"Bawa koper padahal nginep cuma sehari, hahahahaaa.."

"Shi, Shi!" panggil Jack, Ashia pun menautkan kedua alisnya. Jack masih diam saja tak memberitahu ada apa ia memanggilnya.

"Gak jawab gue duduk nih!"

"Lo dicariin sama kak Ralenzi." ucapan Jack membuat satu kelas bergeming. Mereka diam seraya menatap Ashia terang-terangan, Ashia hanya bingung mengapa dirinya--ah tau ah!

"Buat?"

"Udah sana keluar. Bisa diamuk gue kalo sampe lo gak keluar." ucap Jack seraya duduk ditempatnya. Ashia pun bangkit dan keluar untuk menemui Ralenzi yang katanya ada diluar kelas menunggu dirinya.

Dan benar, disana ada lima cowok tampan dengan penampilan urakan seperti dua kancing atas terbuka begitu saja, baju dikeluarkan, tidak memakai dasi, celana dikecilkan. Ashia menggeleng pelan ketika menelaah penampilan mereka satu persatu. Kemudian, ia terfokus pada cowok yang sedari tadi memperhatikannya.
"A-da apa nyari gue?" tanya Ashia gugup.

"Sapu tangan gue, mana?"

Sial! Ashia lupa! Sumpah, ia lupa! Ini karena ulahnya yang sibuk mengerjai Poppy hingga lupa membawa sapu tangan milik Ralenzi.

"Gue.. Lupa.." jawab Ashia dengan watadosnya. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal, lalu kembali menatap Ralenzi dengan tatapan menggemaskannya.

"Yaudah, nanti gue ambil dirumah lo. Pulang sama gue, jangan kabur duluan." ucap Ralenzi membuat Ashia membelalak lalu menggeleng.
"Besok aja ya? jangan nanti.." mohon Ashia pada Ralenzi.

"Itu punya siapa?"

"Lo."

"Gue kurang baik apa udah minjemin ke lo?"

"Lo gak ikhlas?!" sungut Ashia kesal.

"Bukannya gak ikhlas. Gue juga butuh sapu tangan itu kali waktu abis main basket atau olahraga. Dan satu hal, gue gak punya sapu tangan lagi." ucap Ralenzi membuat Ashia menatapnya terkejut.

Dear, AshiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang