calon gebetan

16 1 0
                                    

“bertemu denganmu, entahlah ingin ku sebut apa peristiwa apa”

“Hai mel, kenapa sih lo pagi-pagi muka udah di tekuk kayak gitu? Kenapa?” vivin langsung menyambutku dengan wajah berseri, sangat kontras dengan wajahku yang lecek ini.

“kenapa?” vivin menangkupkan kedua tangannya pada pipiku.

“apaan sih vin , gue lagi males”

"Ya ampun kenapa sih?” namun aku hanya memutar bola mata malas, tanpa ada keinginan menjawab.

“Selamat pagi semua, silahkan kumpulkan buku tugas kalian”

Deg!

Gawat pak danang sudah masuk kelas, oiya bagaimana dengan tugasku semalam yang belum selesai? 1 kata untukku saat ini

MAMPUS!

“Buku lo mana mel?” sigit membangunkanku dari lamunan. Aku berfikir sejenak, lebih baik aku mengumpulkannya sekarang daripada nanti pak danang curiga.

"Mel?” sigit menggoyangkan bahuku pelan.

“Eh, iya ini buku gue” aku mengeluarkan buku bersampul pink dari tasku lalu memberikannya pada sigit.

“Oke” lalu sigit berlalu menuju meja guru.

“Baik semuanya hari ini kita akan belajar mengenai Aljabar, apa masih ada yang bingung dengan penjelasan saya minggu kemarin?”

“Tidak pak” semuanya menjawab dengan kompak, kecuali aku, iya aku yang tengah sibuk memikirkan bagaimana nasibku bila pak danang tau aku belum selesai mengerjakannya?
“Melinda?”

“ME-LIN-DA?”
Aku tersentak, aduh gawat, ya tuhan kenapa banyak sekali kesialan yang menipaku hari ini?

"Iya pak? Bapak manggil saya?” tawa semua orang yang ada di sana pecah seketika.

Bodoh!

Aku mengumpat dalam hati, memangnya ada murid lain di kelas ini yang namanya melinda? Ya ampun melly kemana sih kesadaran kamu? Kenapa jadi ga fokus gini? Atau mungkin ketinggalan di jok mobil kak briel?

“Kamu memperhatikan apa yang saya bicarakan?”

“I..iya pak Sa..saya memerhatikan bapak kok, aduh maksudnya memperhatikan apa yang bapak bicarakan tadi”

sekali lagi tawa semua orang meledak, ingin rasanya aku mengutuk mereka yang menertawakanku di saat seperti ini, apa mereka tidak bisa melihat bahwa pipiku jelas sudah memerah sekarang.

“Kalau begitu, silahkan kamu kerjakan soal halaman 42 nomor 14, yang kemarin saya suruh mengerjakan di rumah sebagai PR, Ayo melinda” pak danang menyodorkan spidol boardmarker pada melly.

“Aduh mampus gue, mampus! Lo udah tamat mel!” batin berteriak dalam hati.

Aku maju dan mengambil buku tulis bersampul pink cerah di atas meja pak danang.

“ya tuhan bantu aku plissss, habis ini aku janji bakal mandi kembang 7 rupa”

Aku membuka buku dengan pasrah, siap menerima segala konsekuensi yang akan aku terima. dan aku terkejut ternyata prnya sudah di kerjakan!

“pasti kak briel yang ngerjain! Makasih kak”

“Melinda kenapa lama sekali? Kamu tidak mengerjakan tugas dari saya?” kalimat itu membuatku tersentak.

“Mengerjakan kok pak”. Pak danang meminta bukuku.

“Bagus saya suka cara pengerjaan kamu, begitu memahamkan, tulis di papan supaya teman-teman yang lain juga tau” lalu pak danang memberikan bukuku kembali.

My Sweet BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang