B.O.Y 2

6.4K 401 18
                                    

Waktu sudah menunjukkan tengah malam jalanan sudah mulai sepi dan toko² di sekitaran sana sudah banyak yang tutup, terlihat pemuda manis berpipi chubby sedang berjalan ogah-ogahan.

"Hahh..... Seharusnya jam segini aku sudah berada di ranjang empukku dan memeluk chimi smabil bermimpi indah"
"Tpi kenyataannya berjalan sendiri, membawa buku² besar ini😣" rengek Jimin entah pada siapa, tpi dia tetap berjalan menuju apartemennya.

Ya Jimin tidak jadi menginap di rumah Jungkook, karena besok dia harus berangkat ke kampus lebih awal karena tiba² dia mendapat informasi besok dosennya akan mengadakan kuis, Jimin tidak membawa buku tentang materi yg akan di jadikan kuis, jadi dia terpaksa pulang ke apartemennya tadi Jungkook ingin mengantar tpi dia tidak ingin merepotkan Jungkook. Dia mempercepat langkahnya ketika mengingat kejadian yg di katakan Jungkook tadi siang.

Saat belokan terakhir menuju apartemennya, dia mendengar suara seorang berbicara sendiri di dlm gang sempit.
Tiba² angin berhembus mengenai kulit putihnya membuat Jimin merinding seketika. Dia ingin mengabaikan suara tsb tpi saat dia mendengar suara rintihan dari gang itu dia mulai penasaran dan memberanikan diri untuk mendekat, saat hampir memasuki gang tsb Jimin dpt melihat siluet seseorang sedang duduk , sedikit meringkuk dan memegangi perutnya.
Jimin mengira orang tsb penduduk sekitar sini yg terkena peluru nyasar hingga membuatnya masuk ke gang sempit ini untuk bersembunyi.

" Permisi ajusshi knpa kau duduk di sini?" Tanya Jimin saat mendekati orang itu, yg di tanya menengadahkan kepalanya guna melihat orang yg menghampirinya

"Sedang berpesta" jawabnya asal sambil memegang perutnya yg terus mengeluarkan darah.

Jimin terlihat bingung dengan jawaban orang itu, tpi dia seketika panik saat orang itu membenarkan posisi dudukny dan darah keluar lagi dari perutnya. Dia berniat mengajak pemuda itu ke rumah sakit, walau Jimin calon dokter tpi dia tidak bisa memeriksa kaadan pemuda itu tanpa alat medis.

"Ajusshi sebaiknya aku mengantar mu ke rumah sakit" dengan cekatan Jimin membantu orang itu bangun.
"Hmm .... Akhh...., Bisakah kau pelan² aku terkena beberapa tembakan" jawbnya
" Ma...maaf...." Jawab Jimin dia menoleh dan melihat jelas wajah pemuda yg sedang di rangkulnya.
Tampan sekali. Batin Jimin

Saat berada di perjalanan hanya keheningan yg ada, Jimin sama sekali tidak melihat kendaraan umum untuk mengantar pemuda ini agar segera sampai ke rumah sakit.

"Jika kau ingin mencium ku katakan saja, aku tau aku tampan, ludah mu sampai menetes melihat ketampanan ku" ucap Taehyung tiba² dengan nada yg dingin, karena merasa di tatap oleh Jimin

"Untung saja kau sedang sekarat, jika tidak mungkin aku akan membiarkan mu di gang sempit itu, tidak akan ada yg menolong mu sampai kau benar² di jemput oleh malaikat maut da........."

Cup.....

Ucapan Jimin terpotong saat benda kenyal mendarat tiba² di bibirny, jimin terkejut dan membuatkan matanya.

"Ap...a..apa yg kau lakukan?" Dengan mata yang membuat sempurna.

"Itu aku lakukan agar kau bisa diam" jawab Taehyung dengan wajah datar nya

"Sialan..... brengsek kau merebut first kiss ku dasar ajusshi MESUM"
Teriak Jimin dan tiba² refleks mendorong Taehyung hingga terjungkal antara tempat sampah yg ada di dekat mereka

"Sialan knp kau mendorongku" ucap Taehyung kesal memegang bokongnya yg mendarat sempurna di tumpukan sampah

"Aku baru bertemu denganmu,tidak tahu kau siapa dan kau sudah berani mencium ku, ajusshi messu......" Ucapan Jimin terpotong

" Berhenti memanggilku ajusshi, aku tidak setia itu untuk dipanggil ajusshi. Lalu kalau aku mesum kenapa? Dan tadi kau bilang aku menciummu, itu cuma sebuah kecupan dan satu lagi aku ini straight, aku melakukan itu agar kau diam" ucap Taehyung santai

Jimin masih diam mematubg tempat memegangi bibirnya, yaa... walau dia seorang gay tetapi dia ingin berciuman dengan pemuda yang dia suka bukan orang asing yang baru dikenalnya beberapa menit ini. Jimin lelah akan kejadian ini dia hanya ingin pulang sekarang juga, kalau dia marah dengan pemuda yang berjalan di sampingnya tapi dia juga merasa kasihan melihat kondisi pemuda ini.

"Huhh..... Sebaiknya kau ikut dengan ku ke apartemenku aja, jarak dari sini menuju rumah sakit masih jauh setidaknya aku akan mengobati luka lalu pergilah dari apartemen ku" ucap Jimin setelah mahala nafas dan membantu Taehyung agar berjalan lebih cepat.

jarak apartemen Jimin tidak terlalu jauh dari tempatnya berada sekarang, dari pada berjalan jauh atau sekedar menunggu kendaraan yang lewat untuk pergi ke rumah sakit itu akan memerlukan waktu yang lama.

Sesampainya di apartemen Jimin mereka masuk setelah Jimin membuka sandi  apartemennya, Jimin mama dedeh yung untuk merebahkan tubuhnya di sofaa ruang tamu, sedangkan dia sendiri pergi ke dapur untuk mengambil baskom berisi air dan kotak p3k. Lalu cemen kembali dan mulai mengobati luka yang ada di tubuh Taehyung.

" Bagaimana kau sampai tertembak seperti ini, dan wajahmu banyak sekali ada luka pukulan apa kau juga ikut bertarung seperti para mafia itu?" Tanya Jimin sambil membersihkan darah-darah yang mulai mengering di tubuh Taehyung.
"Hemm......" Jawab Taehyung sesekali meringis saat Jimin menekan lukanya
"Siapa yang mengeluarkan peluru- peluru yang mengenai perut dan lenganmu?" Tanya Jimin
"Aku sendiri yang mengeluarkan nya" jawab Taehyung
"APA..... Kau melakukannya sendiri dan itu tanpa membiusnya? Dan apa kau tidak merasakan sakit" heran Jimin sedikit terkejut.

Sebagai calon dokter Jimin mengetahui caranya mengeluarkan sebuah peluru dari tubuh seseorang, dia bergidik ngeri saat membayangkan Taehyung melakukannya.

"Biasa saja" jawab Taehyung

"Oh ya siapa namamu dari tadi aku belum mengetahui namamu, tapi kau sudah berani - beraninya mencium ku" tanya Jimin dan mencabik kan bibirnya, dia kembali kesal jika mengingat kejadian tadi
"Kim Taehyung, kau tak mengenal ku?" Tanya Taehyung
"Tidak" jawab Jimin dengan polosnya
" Yg benar saja, kau tidak mengenal ku sama sekali ? V itu juga nama ku" ucap Taehyung
"Mau namamu V W X Y atau Z aku tak perduli" jawab Jimin

Taehyung hanya memutar bola matanya malas, ohh ayolah siapa yang tidak mengetahui seorang Kim Taehyung anak dari ketua mafia BANGTAN mafia yang paling berkuasa di Korea, walau identitas pribadi para anggota mafia ini tidak terlalu diketahui publik.

"Sudah...... Lengan dan perutmu sudah aku obati, untuk lukanya tidak terlalu parah dan setidaknya kau tidak mati tangan para mafia itu" ucap Jimin telah selesai mengobati luka Taehyung.

"Terima kasih......." Ucapannya tergantung
"Oh ya aku belum memperkenalkan namaku, aku Jimin Park Jimin" ucap Jimin
"Terimakasih Jimin" jawab Taehyung tulus
"Ini sudah larut, kau bisa tinggal  disini dulu besok kau bisa kembali ke rumah mu" ucap Jimin, hanya anggukan yg di dapatkannya
"Tpi di sini hanya ada satu kamar, kau tidur di sofa ini saja" lanjutnya dan pergi dari hadapan Taehyung.
Belum sempat Jimin memasuki kamarnya Taehyung memanggilnya.

"Hayy Jimin aku ingin meminjam ponsel mu, aku ingin menghubungi seseorang" ucap Taehyung
"Ini..... Jangan lama-lama nanti pulsaku habis" menyerahkan ponsel miliknya

Jimin kembali ke kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya dia benar-benar lelah hari ini. Sedangkan Taehyung dia mulai mengetikkan nomor seseorang dan menghubunginya.

"Jemput aku.........., Aku tidak akan tenang selagi orang menembak masih hidup" ucapnya memerintah seseorang
"Baik bos......" Jawab orang di seberang sana

Taehyung langsung mematikan ponsel milik Jimin. Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan menampakan pemuda chubby dengan piyama tidur nya membawa bantal dan selimut.

"Ini" ucap Jimin  meletakkan selimut dan bantal yang di bawanya di samping Taehyung
"Hemm...." Jawab Taehyung dan menganggukkan kepala
"Selamat malam Taehyung" ucap Jimin dan kembali ke kamarnya

Entah kenapa senyum tipis nampak di wajah Taehyung melihat tingkah Jimin yang seperti itu. Dia mulai membaringkan tubuhnya di sofa dan memejamkan matanya.

.
...
.
.
.
.
TBC

Huhuhu.... 🤗
Mood sedang mendukung 😅

Sorry for typo 😚😚

Pay ......pay....pay

Bacause Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang