CHAPTER 5

187 11 2
                                    

Aku mengejar Tika yang berlari dengan tubuh bergetar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengejar Tika yang berlari dengan tubuh bergetar.

Aku berlari secepat mungkin dan

HAP!

Aku berhasil mencengkram pergelangan tangannya.

"LEPASIN AKU BIL!!" teriak Tika berontak.

"Hei, aku cuma bercanda. Kenapa kau serius sekali?" tanyaku dengan suara lembut.

"Aku pengen pulang Bill, kumohon" rintih Tika sambil menangis.

Aku mengeluarkan pisau kecil dari saku ku dan menggoreskan pisau itu ke tangan Tika.

"AKHH!!!"

"Kamu jangan rebut Lussy dari aku dong Tik" kataku cemberut.

"Engg-gakk, aku g-gak akan rebut Lussy dar-ri kamu. Ta-tapi tolong lepasin ak-ku" lirih Tika.

"Gak." aku menarik Tika ke gudang dan menduduk kan dia di kursi lalu mengikat tangan dan kakinya.

Aku menggenggam tangannya dan menggores-goreskan pisauku tadi di tangannya.

"Akhh!!! Kumohoon!! Hikss!! AKHHHHH!!!" teriak Tika membuatku tersenyum senang.

Kenapa suaramu begitu bagus sih Tika? Aku pengen banget punya suara yang bagus kayak gitu...

"LEPASKAN AKU, KUMOHON!!" mohon Tika dengan menatapku memelas.

"Hei, berhentilah menatapku dengan tatapan menjijikkan itu. Aku gak suka orang yang meminta belas kasihan padaku sambil mengemis-ngemis seperti itu! Kau membuatku ingin muntah saja!"

"Lepaskan aku bill" lirihnya lagi dan aku menatapnya datar.

Aku berjalan ke arah meja untuk mengambil palu dan kapak. Lalu mendekati Tika yang mendelik menatapku ketakutan.

"Ja-jangan siksa aku, kumohon"

"Berisik." kataku dan jongkok di depan Tika.

"AAAAKKHH!!!!" Indah sekali suaranya.

Kau tahu apa yang aku lakukan?

Aku memukul jarinya dengan palu itu sampai jarinya tak berbentuk.

"Kak?"

"Tolong aku!!" mohon Tika kepada orang yang berada di belakangku.

Sempat terkejut sih.

Aku menoleh dan mendapati Charlli yang baru pulang sekolah.

Charlli itu adikku.

"Kau ngapain? Itu siapa?" tanya Charlli yang memegang tasnya.

"Apa? Kau tak lihat aku sedang bekerja?" tanyaku sinis dan melanjutkan memukuli kaki Tika dengan palu itu.

"Astaga, aku hanya bertanya" kata Charlli dan pergi berlalu begitu saja. Aku gak peduli juga sih.

"Lepaskan aku, kumohon" mohon Tika semakin kencang suara tangisannya.

Aku berdiri dan mendekati dia, lalu membelai rambut indahnya, "Hei, jangan takut, aku hanya ingin berbain denganmu, disaat terakhirmu" kataku dan memukul kepala Tika dengan palu itu.

"AKH!!! STOP!! KALAU KAU MAU BUNUH AKU BUNUH SAJA! TAPI JANGAN SIKSA AKU BEGINI. KUMOHON BILL!!!"

"Sudah kubilang, aku hanya ingin bermain denganmu. Aku gak menyiksamu kok! Jangan buat aku makin kesel deh!"

aku melayangkan palu itu dan mengenai kepala Tika, dia memejamkan mata setelah berteriak.

Ekspresiku berubah saat melihat Tika masih sanggup membuka matanya, aku mengerucutkan bibirku.

"Kuat juga kau ternyata" kataku

"Kak, mau kubantu?" tanya Charlli yang sudah mengganti bajunya.

"Terserah kau, aku lihat aja. Capek juga, lama banget matinya" kataku dan menyenderkan tubuhku yang penuh darah di tembok.

Charlli berjalan menuju meja yang ada kapaknya.

Dia mendekati tika dan melayangkan kapak itu di paha Tika sampai kakinya mau putus.

Darah muncrat ke baju Charlli yang masih bersih itu.

Aku mengusap darah yang mengenai mukaku.

Tiba-tiba aku mendapatkan ide.

"Ah, tunggu Charlli" cegahku sebelum Charlli ingin memutuskan leher Tika dengan kapak itu.

"Kenapa? Kau menganggu saja" Charlli kesal.

"Ish, ini kan bonekaku. Bunuh saja pacarmu itu" kataku dan mendapat pelototan dari Charlli.

"Kau jangan coba-coba menyakiti pacarku kak, awas kau" kata Charlli mengancam.

"Haha, enggak kok. Lagian kan dia satu komplotan sama kita"

"Hm"

"Oh ya, tolong ambilkan garpu"

"Bisanya cuma menyuruh!" keluh Charlli tapi dia tetap melaksanakan perintahku.

Aku melihat ke arah Tika yang sudah lemas.

"Nih"

Aku mengambil garpu itu dari tangan Charlli dan memegang dagu Tika.

"Tika, aku boleh ya ambil mata kamu, matamu indah banget, warnanya biru. Boleh ya"

Tika menggelengkan kepala.

Aku mendelik.

"Aku gak menerima penolakan." kataku dan mengarahkan garu itu ke mata Tika dan mencongkelnya keluar.

Teriakan menggema di seluruh ruangan.

Gak peduli.

Aku mengeluarkan pisau yang ada di saku ku.

"Oh ya, kau tadi bilang kau suka sama daging manusia kan? Sekarang kau akan mencoba rasa dagingmu sendiri, pasti lezat" kataku tersenyum dan memotong bagian betis Tika.

Tika kembali berteriak kesakitan.

Itu memang yang kutunggu-tunggu.

Aku memasuk kan daging tika ke mulutnya dan memaksanya untuk mengunyah dan menelannya.

Setelah puas bermain, aku menyerahkannya pada Charlli yang sedang nganggur.

"Hei, habisi saja dia. Aku sudah selelsai, sudah muak juga lihat mukanya dan seperti pengemis, mengharap-harap terus" kataku dan duduk di sofa.

"Baik"

Charlli memotong leher Tika dengan kapak itu.

Kepala Tika jatuh ke lantai.

Charlli mengambil kepala Tika dan membawanya. "Akan kuambil, lumayan. Untuk makanan Spike" kata Charlli dan pergi.

Spike adalah anjing berjenis Husky milik Charlli yang selalu diberi makan daging atau otak manusia.

Terserahlah, suka suka dia.

Yang penting gak akan ada lagi yang mengganggu pertemannanku dengan Lussy.

Tbc

Salam
Human Jombloh❤🔪

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Psychopath Best Friend -Billie Eilish-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang