"Didalam cahaya-Mu,aku belajar mencintai.
Didalam keidahan-Mu aku belajar berpuisi.
Didalam cinta-Mu aku mulai bercerita.
Tetang suara beduk yang di tabuh, sebagai pertanda tuk kerinduan yang menyesaki dada.
Beduk itu mulai bergema merdu, Menalu-nalu jantng kerinduan.
Dalam fikiranku, berlayarlah aku pada-Mu, tetap mengemudi perahu, mengibarkan sauh, menuju laut-Mu yang abadi.
Ingin meraba cahaya, meski kadang mengembuni mata .
Pantang berpulang karna Kaulah gayaku.
Ombak bisa saja mengombang -ambingkabku, juga menghantamkan pada duri-duri karang yang keras lagi menyakitkan...
Tapi Kekasihku....
Luka ini, sakit ini, duka ini, lara ini, nestapa ini, kunamai dengan cinta yang memabukkan.
Ku tanggalkan dunia demi-Mu,
Ku matikan hidupku, dan Kau hidupkan matiku.
Lalu Kau kekal dalam fanaku.
Deritaku adalah kerinduan yang kau cari takala menari bersama-Mu.
Akulah sang pencinta yang meminum anggur agar Kau cinta. "Susan arisanti
puisi ini ada di novel dengan judul sangingan pandita,
Novel faforit banget, buagus bange nget,
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Dan Ungkapan Hati
Poesíacerita absurd, yang isinya curhatan gak jelas buat yang baca, siapa tau ngalamin ini isinya campuran, puisi(sajak) quotes bisa juga curhat gak jelas semoga suka jangan lupa likenya