One Moment (Part 5).

3 0 0
                                    

Susi : Riyanti bisa buatkan teh dan bawakan cemilan ke ruangan pak rido..

Riyanti : Iya mbak bisa, sebentar saya buatkan dulu.. (Aduh mana ini aini lama sekali dianya)

Susi : Makasih ya yanti... Oohh iya, mana aini ?

Riyanti : Iya sama-sama itu kan tugas ku. Tadi dia permisi pergi sebentar untuk ibadah tapi belum kembali juga dari masjid, padahal masjid di dekat area kantor.

Susi : Ya sudah tunggu saja, mungkin lagi dijalan. Saya tinggal dulu ya, nanti antarkan saja langsung ke ruangan.

Riyanti : Iya semoga saja, iya nanti begitu selesai aku antarkan.

Susi pun pergi. Dan tak berselang lama riyanti pun kembali, ia datang begitu lama ternyata ia sibuk mencari buku nya, buku yang menurutnya penting. Di dalam buku itu walau hanya beberapa kata saja. Tapi baginya buku itu sangat berharga untuknya.

Aini : Permisi kak yanti.. Maaf aku telat.

Riyanti : Iya enggak papa, emang kamu dari mana ?

Aini : (Aduh aku enggak mungkin cerita ini) Enggak kak k emana-mana, dari masjid tapi telat datang kesini...

Riyanti : Iyaa kakak tau dari masjid, tapi dari mana lagi sesudah itu ? Ya sudah lah, kamu antarkan saja ini keruangan pak rido ya.. Kakak ngerjain yang lain lagi.

Aini : Ta.. tapi kak, kan aku belum pernah keruangan pak rido. Nanti aku di marahi. Apa lagi aku baru disini..

Riyanti : Kamu mah, udah enggak papa kok. Pak rido enggak bakal marah, lagian kamu belum baca ya pedoman di sini itu 3P... Peramah, Penolong, Pemurah.. Jadi kamu tenang saja yaa...

Aini : Hmmm.. Iya kak, do'akan ya kak...

Riyanti : Kamu seperti mau masuk kandang serigala aja. Santai aja kalii...

Aini pun pergi mengantarkan minuman dan cemilan untuk pedagang asongan tadi. Lalu di dalam ruangan pedagang asongan melihat-melihat isi ruangan dan ia melihat sebuah buku yang menurutnya aneh. Karena buku itu hanya berisikan judul dengan dua kata saja... Yaitu, One Moment.

To be continue...

One MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang