Terlambat

101 27 15
                                    

Malam itu untuk terakhir kalinya
Perpisahan di depan mata
Kamu dan aku bertukar cerita
Seolah besok dan lusa akan selamanya

Coklat panas dan roti tawar menjadi saksinya
Percakapan kita tentang rasa

Kamu mengakuinya
Dan akupun sama

Kita pernah sama-sama saling suka
Hanya saja ragu bicara karena terbiasa bersama

Sebagai teman, sahabat atau sejenisnya
Tidak terlambat bukan untuk mengakuinya?

Meskipun waktu memberi jawaban untuk tidak memulainya
Semesta memang senang mempermainkan penghuninya

Seolah tidak pernah ada waktu yang tepat untuk kita

Dia berkata “boleh kan aku rindu lusa?”
Aku tersenyum miris mendengarnya
“aku perginya lama, jatuh cinta lagi ya” katanya

Ku balas dengan tawa, bagaimana semudah itu untuk lupa

Malam itu berujung nostalgia
Cerita bagaimana awal mula kita berjumpa
Sampai bagaimana kita tumbuh bersama

Kenangan manis di dalamnya
Tentu akan ku dekap selamanya
Di relung hati paling istimewa

Tentang kita, sampai jumpa

Jangan lupa beri jejak

Through The Night [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang