PART 3

290 19 5
                                    

Aku menggerutu kesal memikirkan perilaku Tae yang mengesalkan. Asal kalian tau saja, Pak Namjoon tidak tau kalau Tae tidak melaksanakan hukumannya. Benar-benar menyebalkan.

Aku pergi ke kantin lalu mengantre untuk mengambil makanan. Ya, di Korea makan siang murid, disediakan oleh sekolah. Beda halnya jika kau menginginkan hal lain maka kau harus membayarnya.

Setelah mendapat bagianku, aku mengambil tempat duduk dan makan disitu, namun naas bukannya makan dengan nyaman, dihadapannya duduk seorang putri sekolah ini, Irene dan teman se-gengnya.

"Heh, lu! Ngapain dekat-dekat sama Tae, hah?!" ucapnya sinis.

Aku hanya menunduk, tak berani. Faktor utama aku tak menanggapinya karena aku takut beasiswa ku dicabut.

Fyi, Ayahnya irene salah satu donatur yang menyumbang disekolah ini.

Irene menghentakkan sendoknya, kesal. Dia berdecih sinis, lalu berkata dengan keras,"KAU MENGABAIKANKU HAH!?"

Jantungku rasanya mau lompat mendengar suaranya yang seperti toak. Jangankan jantung, telingaku saja ingin meledak.

Aku meletakkan sendokku, lalu berhenti makan. Aku menatapnya lalu berkata,"Mian."

Setelah mengatakan itu, aku mengambil papan makan ku, berniat untuk pindah meja.

Tapi bukannya jadi pindah, Irene menyiramkan jusnya ke arahku sehingga bajuku basah.

Aku meletakkan papan makanku, lalu mengambil tisu di kantongku, dan membersihkan bajuku.

Bajuku hanya satu. Hanya satu. Dan ini juga belum sepenuhnya terbayar. Aku masih menyicilnya.

"Akhh!"

Aku meringis saat temen Irene menjambakku kuat.

Irene maju ke hadapanku lalu, memegang daguku.

"Sekali lagi aku tau kau berdekatan dengan Taehyung, akan kubuat lebih parah dari ini. Kau paham?"

Tak ingin berlama-lama menjadi tontonan murid-murid, aku hanya mengangguk.

Setelah mendapat anggukanku, Irene melepaskan tangannya dari daguku kasar, lalu pergi bersama gengnya dengan jalan mentelnya.

Murid-murid yang lain hanya tertawa, tanpa niat membantu.

Aku merapikan pakaianku lalu pergi ke toilet. Makananku? Tidak ku makan lagi. Aku sudah terlanjur malu.

Kubuka salah satu bilik toilet, lalu menangis didalamnya. Rasanya sangat sesak. Aku yakin bentar lagi video pembulianku dishare ke grup line kelas.

Setelah puas menangis, aku keluar lalu merapikan penampilanku yang jauh dari kata baik baik saja. Setelah merasa cukup, aku keluar dari toilet dan kaget karena ada Tae didepanku.

"Kau tidak apa-apa?" tanyanya sambil membolak-balik badanku.

Aku tersenyum manis,"Ya, gapapa kok heheh, makasih ya udah khawatir."

Ternyata, aku salah sangka. Disekolah ini masih ada yang mau mengkhawatirkan ku. Dia, Taehyung.

"Siapa bilang gue khawatir? Gue kesini pengen tau keadaan lu. Udah sekarat apa belum. Kalau sekarat kan, gue bisa bikin pesta. Kegeeran lu."

Setelah mengatakan hal itu, dia pergi sambil menertawakanku.

Aku menghela napas. Harapan hanya harapan. Dia tidak menganggapku teman. Berharap aku mati? Benar-benar mengesalkan.

Aku menguatkan hatiku, lalu berjalan menuju kelasku, sebelum bel berbunyi.

Baru saja melangkah satu tapakan, semuanya menyorakiku.

"Kyaaaa, bau banget,"

"Tolong mana ember? Gue mau muntah."

"Astaga ini si cupu, hama banget ya."

Berusah mengabaikan mereka, aku berjalan ke tempat dudukku sambil menunduk.

Aku menunduk, tapi entah apa yang dipikiranku sehingga aku tak sadar Irene berhasil  menjegel kakiku sehingga aku terjatuh. Semuanya tertawa.

Aku berusaha bangkit dan menahan tangisku, lalu berjalan ke tempat dudukku.

Baru saja duduk tenang, lagi-lagi Irene menghampiriku.

"Pindah lu. Gue duduk tempat lu."

"Ta-tapi kan aku yang duduk disini."

"Berani lu?"

Aku menggelengkan kepalaku, lalu mengambil beberapa buku ku dan duduk ditempat Irene.

Hell, I'm coming.

Aku benar-benar tersiksa selama duduk di tempat Irene. Sangat. Bayangkan saja pulpenku ditarik-tarik, Dino, sebangku Irene. Tidak hanya itu, Sheren, perempuan yang dibelakangku, mengolok-olok aku dengan suara yang keras, agar aku mendengarnya.

Menyedihkan sekali hidupku.

Ya Tuhan, kapan semua ini berakhir? Apa tunggu aku mati, baru aku bahagia? Ya, sepertinya mati aalah cara untuk bahagia.








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IDOL BOY [Kim Taehyung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang