"Never," "I'll never get rid of you, no matter how hard I try." It was no longer an effort to say the words. "I love you."
--- SUZANNE COLLINS, Gregor and The Code of ClawWell, not yet. I'm still the same, a guy whose heart stuck on a super dead girl. Why super? It's been years since she died, but yet, she's still pretty much on every corner of my mind, playing a big part actually, my focus point. Just need to imagine her and I'll gain my focus back, only the problem is, that is fine with me, but talking about her makes me sad, I don't really get it what it means, what makes it so different with thinking about her? Huh. When exactly I'm going to find your replacement becca if you always playing big part on my head? Isn't that what you want? Me to move on? This is so ridiculous, I'm talking to myself.
**
Semakin sibuk diri gue, semakin sering becca muncul, kayanya emang gue harus berbagi hati aja sama siapapun cewe itu. Rencana doang gak pernah terwujud, yaudahlah, setidaknya kan gue mencoba, kalo gak berhasil yaudah nasib deh. Takdir udah ditulis gak bisa dihapus dan ditulis ulang kan? Namanya udah takdir, gak bisa di ganggu gugat juga. Jadi setiap hari gue cuma masang topeng cowo yang gak punya hati--bukan jenis yang bajingan atau apa, tapi jenis yang lainnya itu--setidaknya itu sedikit jujur pada kenyataan
Selama gue sekolah disini, baru 2 cewe yang gue ajak keluar, itu juga karena Meave nyodor-nyodorin gue, emang sih cewenya cakep dan keren, tapi seperti yang udah gue bilang, hati gue gak disana. Sedihnya gue. Kali ini gue bakal keluar sama cewe ke-3, bedanya kalo yang ini gue nemuin sendiri, gak sengaja ketemu dijalan terus ngerasa cocok aja, dan seperti kaya cowo normal lainnya, gue ajak keluar aja, lagian juga gue kan gak ada kerjaan lain selain belajar, mikirin cewe mati, belajar, tidur, bangun, dan terus berulang. Hidup yang ngebosenin, pantes aja becca rela mati, mungkin dia tau kehidupan bakal jadi kaya gini semakin waktu berjalan. Hum.
Sejak gue masih termasuk anak baru dateng, jadi gue nyerahin pilihan tempatnya ke cewe itu, mudah-mudahan aja dia bukan cewe material yang milih restoran yang mahalnya gak ketahan, bokek bisa gue 2 bulan. Tapi ternyata restoran yang dia pilih yang masih masuk kadar tengah, gak mahal atau murah, normal, bagus deh
"So, what's bring you here?" tanya dia setelah kita selesai mesen makan
"Sekolah" gue senyum bales dia
"Masih kuliah ya, aku juga, tapi bentar lagi lulus sih. Jurusan apa?"
"Engineering. Lo?"
Dia ketawa pelan "jurusan ku bener-bener kutu buku" dia senyum sebelum jawab "english literature"
"Oh, keren" yakin gue ini otak gue gak bakal kuat ngedengerin lecture di kelasnya "kenapa milih itu?"
"Aku selalu suka sama sastra. Kamu kenapa?"
"Iseng aja, kayanya seru, ternyata emang iya" well, setidaknya gue gak sepenuhnya boong. Dia ngangguk
"Apa pendapat kamu tentang novel yang alur ceritanya itu sedikit sedih tapi juga ada senangnya?"
"Lumayan lah, jadi gak muluk-muluk gitu"
"Jenis novel apa yang kamu baca?" okay, kenapa cewe ini jadi ngegali-gali gini?
"Yang bagus. Punya saran?"
"Aku gak yakin novel yang aku baca bakal mau kamu baca, soalnya muluk-muluk" dia ketawa pelan
Setelah akhirnya makanan kita dateng, kita langsung makan aja, setelah selesai makanan abis, kita ngobrol bentar sebelum akhirnya pindah ketempat lain. Di deket situ ada taman, dan kesitulah kita pergi. Sebenernya gue gak tau mau ngapain kesana, tapi gue lakuin aja, aneh banget kalo gue nolak, kaya orang gak sabar aja pengen nyelesaiin malam ini. Di sana untungnya kita gak sendirian, cuma banyak orang pacaran. Entah dia merasa gak nyaman sama situasinya atau dia ngeliat gue gak nyaman sama situasinya, belom lama kita disana dia udah minta udahan pergi aja dari tempat itu, gak masalah apapun alasan dia.
Selesai dari acara keluar itu, gue kembali ke asrama, gue kecapean sendiri, baru nyadar kalo ternyata rumah cewe itu jauh dari asrama gue, kalo tau kan gue naik taksi aja gak jalan kaki, sekarang gue kejebak kecapean, yasudah lah, orang udah malem juga, langsung tidur aja kan bisa. Gue buka kamar gue dan pemandangan didepan gue bukan sesuatu yang begitu sedap. Jadi didepan gue adalah meave di dalem kamar bersama seorang cewe yang bener-bener bersih dari pakaian dan mereka melakukan sesuatu yang kurang patut buat dijelasin, dan gue membeku kaget
"Oh, hei dylan"
"Excuse me" gue senyum sambil mundur dan nutup pintunya lagi. Oh my god! Apa yang baru gue liat bukan hal yang dengan mudah dikeluarin dari kepala semenjak gue punya cerita sendiri--eh baru sadar, gue belom mikirin becca semaleman--rekor nih..
"Hey, meave's roommate" si cewe keluar gak lama kemudian dengan pakaian lengkap dan langsung pergi setelah nyapa sambil senyumin gue
"Hai" dan meave dibelakangnya "lo seharusnya belom pulang. Sorry"
"Kapan seharusnya gue pulang?" tanya gue sambil masuk kamar
"Besok"
"Ih, gak deh.. gue bukan lo ya" ucap gue sambil ngeluarin barang-barang dari kantong gue dan pergi mandi.
Hari besoknya itu hari gue nerima surat-surat yang asalnya dari luar sekolah, mungkin tawaran atau apa gak jelas. Dengan malas gue jalan ke arah kumpulan kotak pos siswa dan ngambil surat-surat gue, balik ke kamar dan ngelempar surat-surat itu kearah kasur. Pas itulah gue ngeliat surat apa kabarnya becca. Nice timing. Timingnya itu pas banget antara tanggal gue nerima surat sama tanggal 3 tahunnya becca. Masih aja ya jago buat kejutan.
Setelah selesai baca surat itu, rasanya sih emang kaya baru nyelesaiin tugas terberat gue, tapi sayangnya, beberapa detik setelahnya beban itu balik jatoh, bahkan lebih berat lagi, gak tau kenapa, mungkin karena pengakuan tertulisnya? Atau karena emang salah guenya yang seharusnya gak gue baca tapi gue baca? Dan kakak cewenya yang dia bilang disurat itu, beneran gak ya dia bisa bantu gue nyelesaiin masalah gue ini? Semoga aja
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Ending (Finding Us Series #1.5)
Teen FictionIni adalah cerita tentang Dylan Paxton, seorang artis remaja sensasional yang berpikir kehidupannya sempurna, sampai semua yang ia percaya tentang hidupnya hancur berkeping-keping. Menyimpulkan tentang kehidupannya selama 3 tahun setelah ia kehilang...