Did I think she was "the one?" Iʼll never know. At sixteen, everyone is "the one."
--- K.A. TUCKER, Ten Tiny BreathHer letter brought a closure for a moment, but turns out not really. She was right, I should not read that part before I was suppose to read it. And there's now, I made a plan, she mention a sister in her letter, so now, I'm going to meet that lady and maybe, just maybe, make my own closure, an end for this chapter of my life. I hope this time it would work just as I imagining it.
**
Menurut google, alamat yang gue cari itu ini, tapi gue gak yakin apa google nunjukin alamatnya bener, karena rumah yang gue tatapin lebih keliatan kaya benteng daripada rumah, pertama, penjaganya banyak banget, kedua pagernya tinggi banget, ketiga, rumahnya gede banget, belom pelatarannya.
Gue deketin pagernya dan si penjaga langsung menatap gue curiga, semakin deket gue kepagernya, semakin keliatan curiga si penjaganya, begitu gue bener-bener di pagernya, si penjaga langsung nyetop gue di posisi gue
"Bisa dibantu, sir?"
"Uh, ini 14 Wallace Avenue Toorak kan?"
"Ada urusan apa?"
"Saya anggap itu ya" gue diem, okay, kenapa becca gak ngemention hal ini di suratnya? "Saya mau ketemu sama Clare Walsh"
"Tidak ada yang bernama itu"
"Really?" tanya gue gak percaya "bisa coba tanya ke dalem, mungkin bapak gak tau"
"Saya tahu"
"Okay. Lupain siapa yang saya cari tadi. Bilangin ke dalem ada tamu"
"Dalam urusan?"
"Cuma mau ketemu aja"
"Sir, you have to leave"
"Rumah siapa sih ini emang, kayanya ketat amat, paranoid deh" gumam gue pelan tapi kayanya si penjaga denger "fine, maaf ngehabisin waktu bapak" gue berbalik dan hampir ketabrak sama mobil yang baru belok mau masuk
"Sir, you really have to leave now" penjaga lain muncul
"I'm about to, before this fuckin' car almost hit me" ucap gue
"I'm sorry about that sir" ucap si penjaga yang kedua "but please mind your language"
"Maaf" gue senyum dan pergi
Okay, mungkin bukan hari keberuntungan gue buat bisa nemuin kakak becca yang begitu susah ditemuin. Mungkin bisa dan akan gue coba lagi nanti, mungkin besok atau lusa.
Nyatanya gue balik lagi kesana besoknya. Dengan perlakuan yang sama gue dilayani, tapi kali ini gue gak pantang menyerah, gue harus ketemu sama si kakak, gue pengen dan harus ketemu sama dia, ada sesuatu yang ngebuat gue begitu tertarik buat bisa ngomong sama dia, mungkin entah kekepoan gue atau emang sebuah keharusan
"Before you say a thing, it wouldn't hurt just to ask whoever inside for Clare Walsh" ucap gue begitu si penjaga buka mulut
"Baik. Anda diam di tempat"
"Okay" gue angkat kedua tangan gue dan diam di tempat. Si penjaga jalan ke boothnya dan ngomong sesuatu di telepon, ngangguk-ngangguk dan kembali keluar "gimana? Adakan? Sok tau sih.."
"Boleh saya tahu siapa yang mencari?"
"Let's just say, temen dari adeknya yang saya cari, dengan nama siapa pun yang anda kenal"
"Mrs. tidak punya adik"
"Oh ya? Mungkin anda tidak berhak mengetahui itu. Sekarang, boleh saya masuk?"
"The other guard will accompany you" dan muncul 2 penjaga dengan mobil golf
Pake mobil itu, gue dianter sampe ke depan pintu masuknya, gue gak perlu ngetok atau apa langsung dibuka sama bapak-bapak yang kayanya salah satu pegawai, mungkin butlernya? Ngeliat dari bentuk rumahnya sih hal kayanya itu mungkin. Si bapak-bapak itu ngarahin gue ke sofa dan nyuruh gue duduk sementara nunggu si manusia yang mau gue temuin dateng dari manapun sebelumnya dia berada. Si butler digantiin sama housekeeper, yang nanyain gue mau minum apa, yang gue jawab apa aja, dan gue disuguhin teh.
Setelah gak lama kemudian, munculah suara yang gak gue tebak, suara anak kecil, cewe. Kok yang muncul malah anak kecil? Gue nengok ke sumber suara, gue liat ada anak ya gak begitu kecil berdiri dibelakang gue pake baju renang dan setelah itu diikuti sama wanita yang gue liat di Internet, itu pasti yang namanya clare
"Hai, kamu yang mana?" sapa yang gue anggap clare
"Maaf?" maksudnya apaan tuh pertanyaan?
"Ada 2" jelasnya gak jelas
"Yang namanya Dylan?" bales gue gak yakin
"Oh, jadi kamu si 'temen'" ucap dia ngutip kata temen
"Iya" gue ngangguk "emang satunya siapa?"
"Jack, si kakak" dia ketawa "dan udah pernah ketemu, cuma ngetes aja" dia senyum "oh, I'm being rude. Aku Clare, Walsh itu nama gadisku, orang taunya nama ku Claryne Harper. Yang tadi itu Thalia"
"Oh, artinya aku gak salah rumah"
"Engga.. kenapa emang?"
"Kemaren aku juga kesini tapi malah diusir sama penjaganya"
"Maaf ya, suami ku agak paranoid, penjaganya jadi ikutan deh" dia ketawa lagi "jadi, dalam cara apa becca, adik tercinta ku mengirim kamu kesini?"
"Surat"
"Humm, old fashion" dia ngangguk "dia sering ngomongin kamu, sampe bosen aku, rasanya kaya aku udah kenal aja sama kamu"
"Becca gak pernah cerita dia punya kakak kandung"
"Kalo itu aku gak tau kenapa, tapi seperti yang kamu pasti tau, dia selalu punya alasan bagus untuk itu. Jadi, apa yang kamu pengen tau selain yang barusan?"
So the adventure begins, again.
Ada beberapa fakta yang kakaknya kasih ke gue bikin kaget.
1) becca pernah mati sebelumnya
2) tapi dia balik hidup cuma koma 3 bulan
3) becca nyeritain semuanya ke si kakak
4) alesan kenapa becca minta tolong hal itu di bali
5) kenapa becca gak pernah nyeritain kakaknya ini
6) dan terakhir, kenapa dia gak pernah bilang 3 kata itu sebelumnya
Gue juga menemukan kalo selama ini becca ngejalanin 2 kehidupan, yang dia tunjukin ke orang-orang sama yang cuma bener-bener dia dan kakaknya yang tau. Mereka lumayan deket, seminggu sekali mereka skypean dan cerita. Seandainya aja dia masih hidup, gue pasti gak harus ngerasa bersalah sendiri entah kenapa. Tapi ternyata cerita-cerita ini emang ngebantu, gue merasa lebih enteng, lebih lega, mungkin yang biasanya ngebebanin gue bukan beccanya, tapi tentang dianya. I found my closure! At last.
**
Don't worry becca, wherever you are now--either still a ghost or had reincarnated to something--and whatever going to happen in future, you will always have a special place in my heart, because there's a saying that say "you never forget your first" and that's sort of true. Hope you have a great "life" there. Thanks for everything; you're not the only one who got the change in life. I know it's not that appropriate to say it anymore, but, I do still love you, but that's not the point of my pain anymore, but thanks anyway.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Ending (Finding Us Series #1.5)
Ficção AdolescenteIni adalah cerita tentang Dylan Paxton, seorang artis remaja sensasional yang berpikir kehidupannya sempurna, sampai semua yang ia percaya tentang hidupnya hancur berkeping-keping. Menyimpulkan tentang kehidupannya selama 3 tahun setelah ia kehilang...