Air mata lain

4 0 0
                                    

"Drrrttttt....."
Hp ku bergetar saat yang tidak tepat.  Ku pikir itu Tama .
Ternyata itu Raina , sahabat ku .

"Halo,...."

"Halo. Na ... Eh tunggu Na lu kenapa ? Lu nangis ??". Tanya ku. 

"Ta , lu bisa ke sini ?..Reno, Ta Reno." Jawabnya

"Reno kenapa ?,.. eh tunggu tunggu gw ke rumah lu . Lu tenang dulu ya ... Jangan nangis . Tunggu gw otw ke sana".

Aku pun menutup Telpon Raina dan langsung bergegas pergi ke rumahnyan.

"Bun, aku ke rumah Raina dulu ya . " . Pamit ku,

"Iya . Hati hati . Jangan pulang terlalu larut" . Kata Bunda ku .

Aku nggak tau Raina kenapa tapi pikiran ku udah kemana mana , mungkin dia ada masalah sama Reno .

.....

Tak berapa lama aku sampai di rumah Raina .
Aku langsung bergegas masuk saat bik Min pembantu Raina membukakan pintu .

Aku lari ke kamar Raina , dan aku lihat Raina ada di pojok kamar , memeluk kedua kakinya dengan banjir air mata d pipi .

"Raina ". Triak ku dan langsung memeluknya .

"Lu kenapa sih Na ? . Ada apa cerita sama gw lu kenapa?" . Kata ku sambil terus mendekapnya .

"Reno ,Ta. Dia batalin pertunangan kita . Dia mau ninggalin gw. Terus Gw gimana Ta? ". Katanya sambil tersedu sedu .

Aku langsung syok mendengarnya . Aku gak percaya dan gak habis pikir . Reno batalin pertunangannyan, tapi kenapa ? . Mereka udah jalin hubungan ini sejak SMA .

"Gw nggak bisa Ta, Gw nggak bisa trima ini semua . Kenapa harus gw yang alamin ? . Kenapa harus gw yang kaya gini . Gw salah apa Ta ???" .

Triak Raina ,

"Istighfar Na istighfar...semua pasti ada sebabnya kan ? . Kenapa Reno sampai batalin acara sepenting ini ?. Cerita sama gw kenapa? " . Kataku .

"Gw nggak tau Ta , gw bener bener nggak tau . Dia cuma bilang ini semua nggak akan bisa di terusin , karna ada banyak hal yang musti di pikirin lagi. Gw nggak bisa Ta , gw nggak bisa . Gw nggak mau nanggung semua sendirian , gw mau mati aja , gw mau mati ajaaa". Triak nya sambil berusaha lari dari pelukan ku ,

"Raina , Raina tenang ...Raina please liat gw , liat gw ". Kata ku sambil memegang tubuh Raina .

"Na , lu nggak sendiri . Liat ada gw di samping lo . Lo nggak harus nanggung semua sendiri , beban lo beban gw juga . Kita adepin ini bareng bareng , kita selesaiin bareng. Lo harus kuat , lo harus semangat, bukan buat siapa siapa tapi buat diri lo sendiri. Lo nggak perlu khawatir , banyakin istighfar , kita berdo'a sama sama semoga ada jalan keluar buat ini semua.  Tenang yaa.... " . Kata ku memberinya semangat .

Aku memeluknya sampai dia berhenti menangis .
Tak ia sadari air mata kun menetes , ah aku ini cengen sekali .
Aku melupakan sejenak masalah ku dengan Tama demi sahabat ku Reina .

Aku menemani Raina hingga dia tertidur . Aku tak kuat membopongnya ke atas kasur . Jadi ku rebahkan badanya di pojok kamarnya . Untung itu beralaskan karpet. 

Bik Min membuka pintu kamar Raina untuk menengok keadaan kami .
Aku pun berbisik meminta bantal dan selimut untuk Raina .

"Bik , saya pulang dulu ya . Sudah hampir larut . Bibik tolong jaga Raina . Telpon saya kalo ada apa apa . jangan lupa kabar i orang tuanya ya Bik" . Kata ku pada Bik Min ,

"Iya non . Terima kasih yaa . Non Tania hati hati di jalan". Kata Bik Min

"Iya ,Bik .. Assalamualaikum". Pamit ku ,

"Wa'alaikumsalam"...

......

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang