Ketiga

1.1K 180 10
                                    

-----------------------------------------------------------

*Mingyu Attala Juna
*Wonwoo Putra Darmawangsa

Warn~
Bahasa baku dan non baku
Karena saya kamu
School life
Wonwoo dominan
Mingyu bottom

-----------------------------------------------------------

"Jadi kalian bisa memahami?"

Diam.

15 perwakilan olimpiade itu hanya diam. Materi perhitungan luas bintang bukanlah, materi yang mudah di pahami.

"Kak, saya masih gak faham. Materinya, susah. Tapi bukan berarti susah untuk dipahami. Hanya, kita kesulitan memasukkan angka dalam rumus" jelas Mingyu, saat dirinya mengangkat tangan.

Wonwoo menoleh, kemudian mengangguk mengerti.

"Baik, Mingyu"

Mingyu?

Loh, baru tadi siang Wonwoo memanggilnya dia dengan nama Juna?

Sekarang kenapa sudah berubah lagi menjadi Mingyu?

"Jadi kalian semua gak faham bagian itu kan yah?"

"Karena disini tutor nya juga ada 15, setiap tutor akan saya bagi untuk mengajari kalian secara individu. Saya harap, dengan seperti ini, kalian akan lebih mudah mengerti" jelas Wonwoo

"Baik kak"

Setelah mendengar jawaban. Wonwoo tersenyum tipis.

Bukan,

Bukan kearah 15 peserta itu.

Hanya kepada Mingyu.

Yang saat ini, sedang salah tingkah.

"Jadi faham? Ihsan kalau ngajar Jungkook jangan terlalu sering bercanda. Nanti malah tidak masuk ke otak dia"

Ihsan mengangguk.

"Karena ini masih jam 1, kalian bisa ambil tempat di manapun, di sekolah ini, untuk mengajar. Batas waktu sampek istirahat kedua. Setelahnya, kita kembali ke ruang ini dan melanjutkan materi"

Setelah dirasa semua tutor faham. Masing masing mulai melangkahkan kakinya, untuk menemui anak didik mereka sendiri.

Yah, anggap saja kakak kelas ini menjadi guru untuk sementara waktu.

"Ayo Mingyu, kita ke taman"

Mingyu mendongak, sedikit terkejut. Pasalnya tutor dia adalah Wonwoo.

"Emm, iya kak"

Setelah sampai di taman, Mingyu langsung membuka materi yang dia pakai, sedikit mencoret coret bagian yang tidak dia mengerti, kemudian memberikannya kepada Wonwoo.

Wonwoo tersenyum, kemudian mengambil lembaran materi itu, dari tangan Mingyu.

Menuliskan sesuatu. Keduanya kembali dalam suasana canggung. Tidak ada yang berbicara pasalnya. Ditambah, sekarang masihlah jam pelajaran, suasana taman sangat sepi. Seakan akan mendukung kesenyapan mereka.

"Ini" ucap Wonwoo, sambil mengulurkan materinya.

Mingyu menerima dengan senyum canggung, kemudian menyerngit.

"Kak ini maksutnya apa?" tanya Mingyu

Wonwoo terkekeh.

Ah, tampan sekali.

Pantas menjadi idaman.

"Boleh saya memanggil kamu dengan nama, Juna?"

"Eh-emm maksudnya apa yah?" tanya Mingyu lagi

Wonwoo tidak menjawab. Lebih memilih menatap Mingyu terlebih dahulu, kemudian menghelai nafas kasar.

"Saat saya memanggil kamu dengan nama Juna, dikelas tadi pagi, kamu terlihat kurang nyaman. Jadi, saat kamu mendaftar diri di ruang OSIS saya memanggil kamu, dengan nama Mingyu"

"Karena juga, saya mendengar. Jika kamu hanya memperbolehkan, teman dekat kamu. Untuk memanggil kamu, dengan nama Juna"

"Jadi, bolehkan saya dekat dengan kamu? Sehingga saya bisa memanggil kamu dengan sebutan Juna?"

"Dek Mingyu?"

Mingyu merasa aneh.

Gila, dadanya berdetak lebih cepat.

Gugup bahasa kasarnya.

Tangannya kembali bertaut lucu. Membuat Wonwoo sukses kembali tertawa gemas. Tangan panjang Wonwoo, mengusap surai Mingyu.

"Saya anggap iya. Jadi, ayo lanjut belajar Juna"

"Emm, iya kak Won.."

"Panggil saya Putra. Saya juga ingin merasakan kamu memanggil saya, dengan nama itu"

"Ah- iya kak putra"

Tersenyum canggung. Mingyu berhasil membuat hati Wonwoo menghangat.

"Okey, kembali ke materi"




















"Jadi kamu harus mencari luas lingkar setengah bintang dulu, baru kamu bisa memasukkan rumus, faham?"

Mingyu mengangguk semangat. Merasa senang, dirinya bisa memahami materi yang termasuk sulit ini.

"Sekarang mumpung kita lagi bahas tata Surya, saya ada beberapa pertanyaan untuk kamu. Jika kamu benar, istirahat kedua ini, saya akan mentraktir kamu" kata Wonwoo

Mingyu tersenyum lebar.

"Wah, iya kak. Saya mau" jawab Mingyu

"Tapi kalau kamu salah, meskipun itu satu, traktiran saya anggap hangus"

Merengut tak terima. Mingyu sedikit mendengus ke arah Wonwoo, sambil berguman.

"Dasar pelit"

"Haha, baiklah saya mulai"

"Setelah bumi, nama keseluruhan planet yang melingkupi nya adalah?"

"Exo planet" jawab Mingyu cepat. Membuat Wonwoo tersenyum tipis.

"Apa yang akan terjadi, apabila atmosfer bumi menipis?"

"Apabila atmosfer bumi menipis maka besarnya radiasi ultraviolet dari bintang pusat atau matahari yang jatuh ke permukaan bumi, dapat berdampak negatif bagi kesehatan tubuh manusia berserta lingkungan"

"Baiklah terakhir"

"Planet terdingin di tata Surya?"

"Uranus"

"Berapa derajat?"

Mingyu menelan ludahnya gugup.

Dia tidak tahu.

"218? Mungkin"

"Salah, itu suhu planet Neptunus"

Bahu Mingyu turun. Ah, dia salah. Tidak jadi di traktir berarti.

Wonwoo sontak terkekeh geli, kemudian mengacak rambut Mingyu gemas.

"Suhunya adalah 224 derajat, sudah tidak usah merajuk. Kamu tetap saya traktir"

"Loh katanya kalau salah, tidak di traktir"

Wonwoo mengehendikkan bahunya acuh. Kemudian mengambil langkah terlebih dahulu. Meninggalkan Mingyu dibelakang.

"Tidak mungkin saya tega, membuat dek Juna kelaparan"

Blush




























Fyi. Keju banget sih ini😭😭😭. Wkwkwk ehe.

Udah up yah, selamat membaca.

Love❤️❤️❤️

Ps. Matahari adalah bintang.

Just you and me[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang