7. Dinamika

978 128 189
                                    

Rumah kecil dan asri di salah satu perumahan tampak selalu tenang. Hampir tidak ada aktifitas di dalam maupun di sekitarnya.

Wajar, karena kedua penghuninya tidak pernah tinggal disana. Lebih tepatnya tidak ingin. Rumah bagus itu dibiarkan kosong, meski sesekali salah satunya datang untuk sekedar membersihkan tempat tersebut.

Namun satu hari yang tidak disengaja, kedua pemilik rumah itu bertemu. Dalam keadaan canggung seperti biasa.

Menyibukan diri dengan kegiatan masing-masing tanpa sepatah katapun keluar. Hanya bunyi beberapa perabot dan benda-benda lainnya yang sedang dibereskan.

Seongwoo Azwar menghela nafas lelah. Tenaganya tidak cukup kuat untuk menggeser lemari kaca agar menempel pada dinding. Ia lalu merutuk sambil menatap badannya yang kurus kering.

"Huff" meniup keningnya sampai poni ikalnya bergerak.

Sebenarnya Seongwoo bisa meminta bantuan pada sosok yang berada di kamar belakang. Hanya saja tidak pernah terpikirkan sedikitpun untuknya meminta bantuan. Perasaan canggung masih melingkupinya.

Miris sekali padahal beberapa bulan yang lalu hubungan mereka masih baik-baik saja sebagai sahabat. Tetapi takdir dengan culas mengubah hubungan mereka menjadi status yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Jadi lebih rumit dan tak tersentuh.

"Shit!"

Seberapa kuatpun Seongwoo mendorong, lemari sialan itu tidak mau bergerak. Apa yang salah? Dia juga laki-laki.

"Woo?"

Terkesiap ketika mendengar suara yang tak asing baginya terdengar dari arah belakang.

Sebelum Seongwoo merespon, ia mendengar suara decitan lemari. Selanjutnya Seongwoo dapat melihatnya bergerak perlahan sampai di tempat yang Seongwoo maksud.

"Wow" gumamnya takjub.

Si pelaku menepuk nepukan tangannya dari debu yang menempel. "Kalau butuh bantuan bilang aja."

"O-oke..thanks Daniel."

Daniel tersenyum tipis. Ia lalu melirik ke arah dapur. "Lo belanja?" Tanyanya ketika melihat keresek berisi sayuran berjejer di meja pantry.

Pemuda kurus itu mengangguk sambil berjalan menuju dapur hendak membereskan belanjaannya tadi.

Daniel mengekor, "Buat apa?"

"Buat makan lah"

"Lo mau tinggal disini?"

Seongwoo berhenti berbenah ia lalu berbalik menghadap Daniel. "Kalau Hyunbin pergi, gue tidur disini." Jawabnya mantap. "Lo juga sama kan?"

Daniel hanya mengangguk mendengar pertanyaan Seongwoo.

"Mau makan gak?" Seongwoo ingat dia belum makan dari tadi pagi karena sibuk belanja dan beres-beres rumah. Lalu Daniel tiba-tiba datang dan langsung memasuki kamar belakang seperti biasa.

"Boleh.."

Seongwoo mulai mencuci wortel dan buncis. Ia ingin membuat omelet saja yang mudah dan cepat sebagai menu sarapannya yang telat.

"Perlu dibantu gak?" Tanya Daniel, padahal dirinya sedang sibuk membereskan belanjaan juga.

"Gak usah..itu aja."

Beberapa menit ke depan tidak terdengar lagi suara obrolan manusia. Aktifitas di dapur sangat padat dan sibuk, hingga tercium aroma sedap masakan.

Seongwoo menaruh dua piring berisi omelet di atas meja makan. Sementara Daniel segera menyusul setelah dirasa cukup menyimpan barang-barang di tempat seharusnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DUA | OngNiel - MinHyunBinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang