2. Cerita Masa Lalu

1.2K 278 159
                                    

Seongwoo tidak sedikitpun bersuara sepulangnya dari acara makan malam. Perasaan kesal dan sedih bercampur menjadi satu hingga membuatnya harus pandai mengontrol diri agar tidak kelepasan meluapkan amarah pada orang tuanya.

Baru ketika mobil mereka hendak memasuki pelataran rumah, Seongwoo tiba-tiba keluar dan berjalan tergesa memasuki rumahnya.

Melihat hal itu, Yoonaㅡsang ibu menyusul putra semata wayangnya setelah mendapat anggukan persetujuan dari sang suami.

"Seongwoo," panggilnya lembut.

"Kenapa ma?" Seongwoo duduk memunggunginya di sisi tempat tidur. "Kenapa mama ngelakuin ini?"

Yoona menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan sang putra dengan tenang. "Kakekmu dan kakek Daniel sama-sama berhutang budi di masa lalu. Mereka punya janji untuk menjodohkan kalian di masa depan."

"Dan ngorbanin kebahagiaan aku sama Daniel?" Seongwoo berhenti sejenak. "Mama tau sendiri aku udah punya Hyunbin dan Daniel juga punya Minhyun. Kita semua udah bahagia."

"Woo, kamu tahu kakekmu kayak gimanaㅡ"

"Kenapa mama sama papa gak coba kasih pengertian sama kakek? Kenapa orang dewasa selalu bersikap seenaknya?"

"Seongwoo," Yoona perlahan mendekati sang putra memberikan usapan menenangkan di punggungnya. Dia bisa merasakan perasaan sedih yang merudungi putranya. "Semuanya udah direncanain dari awal..dari Daniel dan kamu yang berteman sejak kecil."

Seongwoo terkesiap menatap ibunya tak percaya.

"Kakekmu punya harapan kalau kamu dan Daniel bisa saling menyayangi dari kecil dan berlanjut sampai waktunya kalian dewasa."

"Tapi sekarang mama tau kan apa yang terjadi? Iya aku emang sayang Daniel. Tapi kita saling sayang cuma sebatas sahabat, gak lebih dari itu ma!" Pemuda manis itu hampir berteriak. "Sekarang gimana? Sekarang kalian mau gimana?"

"Woo, nanti kita bicarakan lagi ya sayang."

Seongwoo menggeleng, "Secepatnya sebelum semua terlambat. Kalau mama sama papa gak bisa ngehadepin kakek, biar aku sama Daniel yang bicara sama kakek." Putusnya sebelum mengakhiri pembicaraan menegangkan dengan ibunya.










Sepeninggal sang ibu, Seongwoo merebahkan tubuh lelahnya di atas ranjang. Manik jernihnya menatap langit-langit kamar mengharapkan sebuah keajaiban yang bisa menuntaskan permasalahan ini.

Sampai ketika dering ponselnya berbunyi, Seongwoo baru menyadari jika ia seharusnya memberi kabar secepatnya pada Hyunbin. Tapi begitu jemarinya hendak menggeser tanda hijau, ia urungkan jauh-jauh niatnya untuk menjawab panggilan sang kekasih.

Ia belum mau berbicara dengan Hyunbin dalam kondisi yang seperti ini. Lagipula, ia tahu betul jika Hyunbin bukan sosok posesif yang akan terus menerornya jika tak segera memberi kabar.

Beberapa menit dari panggilan Hyunbin yang tak kunjung dijawab, sang kekasih kemudian mengiriminya pesan singkat yang bisa Seongwoo intip bagaimana isinya.

Bin❤
Besok-besok kalau mau tidur bilang ya, biar aku gak capek capek olah vocal buat nyanyiin kamu.
Good night love ❤


Oh, Hyunbin..

Bagaimana bisa Seongwoo meninggalkan lelaki yang dicintainya itu?









⚭⚭⚭







Esok hari, Minhyun dibuat bingung dengan keadaan Daniel yang terlihat sangat lemas tanpa semangat hidup. Jauh berbeda dari Daniel yang biasanya enerjik.

DUA | OngNiel - MinHyunBinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang