Hukuman(03)

43 3 8
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

🔸🔸🔸
 Cintailah seseorang dari imannya bukan dari rupanya karena iman menjamin kebahagiaan dunia dan akhirat, sedangkan dunia hanya memberi kenikmatan yang sesaat.

-Skenario Terindah-

🔸🔸🔸

Written by : dfagst

Happy reading, jangan lupa vote dan commentnya ❤️

***


   Terduduk disofa ruang keluarga, ditatap oleh kedua orang tuanya yang sedang begitu marah membuat Adara merasa berada dalam sidang pengadilan. Bahkan baginya ini terasa lebih menakutkan dari sidang biasanya. Kedua orang tuanya masih saling diam sembari menatapnya dengan tatapan tak terbaca.

  Ayahnya sangat marah, ia tahu itu. Karena sesampainya di rumah sore tadi ayahnya itu tak mengajaknya bicara, bahkan setelah turun dari mobil Adara ditinggalkan begitu saja didalam mobil. Biasanya sang ayah akan memperlakukan Adara bak seorang putri, ayah tersayangnya itu akan melarangnya untuk membuka pintu mobil sendiri, dan dengan tergesa-gesa berlari memutari mobil demi membukakan pintu untuk Adara.

  Semua ini karena kejadian sore tadi, belum lagi masalah sekolah yang pastinya akan memperkeruh keadaan malam ini.

  Kepala cantik gadis itu terasa penuh, masalah sekolah, hukuman dari sang bunda, amarah Ayah, dan. Ahk bahkan Dara rasanya tak ingin mengingat kejadian sore tadi, dimana ia mendengar seorang Kevin Anjasmara mengungkapkan perasaan yang tak seharusnya ada.

  "Adara Alexa Firdaus"

  Adara yang merasa terpanggil merasakan tubuhnya menegang, ayahnya menyebut namanya dengan lengkap. Jelas malam ini ia akan mendapat masalah besar.

  "I-iya yah"

  "Hanya ada dua pilihan, besok ke sekolah dengan hijab atau homeschooling"

  Adara menyernyit tak mengerti, tunggu! apa baru saja ia dengar ayahnya memberikan dua pilihan yang sama sekali tak diminatinya?

  "Ayah Adara masih mampu untuk pergi ke sekolah, kenapa harus homeschooling?" Bicara dengan setengah berbisik menjadi pilihan Adara kali ini, ia ragu untuk menentang keputusan sang ayah. Tapi tak bisa juga untuk memilih salah satunya. Adara belum siap berhijab!

  "Itu artinya berhijab!" Tukas bundanya menekan setiap kalimat yang diucapkan, seolah tak mau mendapat bantahan ataupun penolakan dari putrinya.

  "Bunda Adara belum siap, tolong jangan maksa. Adara nggak suka" Adara mengalihkan pandangan ke arah lain, tak mampu bersitatap dengan kedua orang tuanya yang tampak bertanya-tanya kepadanya.

  "Siapa yang tahu maut? Mau menunggu sampai kamu siap? Memang yakin kalau besok masih hidup?" Tidak dipenuhi amarah memang ucapan Farah kali ini, tapi perkataan itu berhasil membuat hati Dara terasa seperti tertusuk belati.

  "Bun pokoknya Adara belum siap, setau Adara sih kalau untuk urusan agama kita itu harus melakukannya dengan ikhlas, bukan karena paksaan dari orang lain."

  Adara mengatakan itu dengan sangat pelan, inilah dirinya. Selalu membantah kedua orang tuanya, entah sudah ke berapa kalinya orang tuanya memintanya untuk mengenakan hijab.

  "Adara menutup aurat itu wajib bagi perempuan yang sudah baligh, kenapa kamu nggak ngerti-ngerti nak? Hatimu benar-benar sulit sekali menerima nasihat." Adara meringis, hatinya mencelos melihat setitik bening menetes dari kedua mata bundanya, ia berhasil membuat orang tuanya tak berdaya seperti saat ini. Bahkan ayahnya tertunduk membisu dengan kesedihan yang terpancar dari wajah berdarah turki itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Skenario TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang