[1.1] Perkara Dan Para Pangeran

53 7 9
                                    

“A-Alvino?”

Alvino Diaz Galendra.

Kenalkan, anak sulung dari Bapak Galendra dan Ibu Miler sekaligus kakak kandung dari Alana. Ketua geng Variancious itu memang terkenal dengan ketampanan juga kecerdasannya, tak jarang jika banyak sekali surat cinta bertebaran di loker pribadi Alvino, yang bahkan tidak di sentuh sedikit pun oleh sang empu.

Tubuh tinggi dan atletis itu selalu menjadi topik utama oleh sebagian kaum hawa, pun juga dari kaum adam tak kalah banyaknya. Rambut hitam dengan poni menyamping itu selalu menjadi atensi utama saat ia berjalan di setiap koridor sekolah. Setiap pesona yang di pancarkan cowok itu acap kali menjadi perdebatan kepemilikan.

Oh, jangan lupa juga dengan cewek yang sama sekali tidak bisa luluh dengan pesonanya. Sahabat adiknya sekaligus rivalnya, Aruna Varsya Antika.

Kembali lagi bersama Alvino yang kini menatap nyalang ke arah Bianca.

Bianca menutup mulut tidak percaya dengan ada yang ada di hadapannya ini. Reaksinya tak jauh beda dengan anggota geng Bianca yang lain. Cowok yang dia idamkan selama hampir tiga tahun ini memergokinya. Membuat cewek itu gugup dan takut secara bersamaan.

“A-aku... t-tadi itu c-cuma—”

“Cuma apa?!” sahut Edward yang sudah emosi melihat kejadian tadi.

Genta Stephan Edward.

Cowok humoris yang disapa Edward itu adalah sahabat karib Alea dari kecil. Sebenarnya Edward seumuran dengan Alea, karena dia tidak sekolah TK, aggota ke empat geng Variancious setelah Rega itu langsung lompat ke kelas satu Sekolah Dasar.

Edward juga ketua basket paling kece seangkatan dan menjadi penyumbang nama sekolah di kejuaraan basket setiap tahun. Cowok yang tidak lebih pintar dari Revan itu tak kalah populernya dengan Alvino.

“Atur emosi lo, biar gue yang urus. Lo urus aja Alea.”

Alvino atau cowok yang lebih akrab dipanggil Vino itu berujar kepada Edward dengan hati-hati. Dia tahu kalau jiwa kakak pada temannya itu akan datang kalau terjadi sesuatu pada Alea—sahabatnya.

Tanpa suara lagi, Edward langsung menarik tangan Alea menjauh dari kantin untuk membersihkan dan menenangkan kekacauan Alea.

“Cuma apa?” Alvino mengulangi pertanyaan Edward tadi kelewat dingin. Bukan sekali dua kali anak dari Bapak Galendra itu lihat ada pembullyan di sekolah ini dan pelakunya selalu sama, Bianca and the geng.

Bianca menunduk begitupun Salsa, Tata, Jessica, juga Bella. Mereka merasa kecil dan malu karena kepergok membully orang. Kalau saja itu orang lain dan bukan kelompok lelaki yang berpengaruh di sekolahannya, mereka tidak masalah.

Karena tidak mau menjadi bahan tontonan di kantin dan mengganggu waktu istirahat, akhirnya Alvino menghela nafas dan memutuskan, “Pergi ke ruang BK dan akui semua kelakuan juga kesalahan kalian...”

... dan jangan harap gue bakal milih lo. Lo udah jelek di mata gue.” Ucapan Alvino barusan bagai belati yang menusuk hati Bianca. Sakit hati, itu yang dia rasakan.

Tapi Alvino? sama sekali gak peduli. Dia juga malas berurusan sama yang namanya troublemaker sekolah.

“Aska, lo anter mereka.” ucapnya final.

Aska Alderay Atmaja.

Cowok dingin berawakan tinggi itu merupakan anggota terakhir geng Variancious. Dia memegang penuh tentang tanggung jawab ketertiban di sekolahnya selama tiga tahun berturut-turut. Siapa sih yang tidak kenal dengan President of Students itu? Yang selalu menegur dan menghukum pelanggar peraturan di sekolah.

Friendship GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang