BISAKAH LEBIH DARI ITU?

35 10 9
                                    

Ada kalanya dimana nanti saatnya harus bahagia. Dan ada kalanya dimana nanti saatnya kesulitan yang akan melanda. Akhir-akhir ini banyak yang membuatku termenung. Sejenak berpikir, terkadang menjadi seseorang bertameng es adalah pilihan terbaik untuk bertahan. Tidak ingin lagi mengenal rasa yang terkadang membuat hati senang namun tak lama setelahnya hanya meninggalkan luka mendalam hingga akhirnya sulit dipendam.

Mulai detik ini, mulai saat ini, kubangun benteng es ini dalam hati. Sudah cukup untuk sekarang. Dulu mungkin aku dianggap lemah, dulu mungkin aku terlalu mudah untuk dipanah. Namun, diriku yang dulu tidaklah sama dengan yang sekarang.

Disela renunganku, teringat seseorang yang sejak dulu rela bersabar, yang sejak dulu menjadi tempat bersandar, dan yang dengan perhatian menjadi pendengar. Dia, sahabat yang selalu hadir disaat aku terpuruk. Yang selalu menjadi pereda dikala hati ini mengamuk. Yang selalu menghibur disaat wajah ini tertunduk. Ia yang tak pernah bosan mendengar keluh kesahku. Ia yang tak pernah melepas genggamannya dari tanganku. Ia yang selalu mengembalikan kebahagiaanku disaat semua orang berusaha mati-matian untuk menindas dan merampas.

Hey. Bodohnya diri ini. Yang tak bisa menghargai. Yang tak bisa mengerti. Yang hanya bisa kembali saat semuanya dirasa sudah tak berarti. Orang macam apa aku ini. Ingin sekali rasanya merutuki diri sendiri. Ingin rasanya untuk mengulang waktu dan berharap agar aku tidak bertemu laki laki itu. Dengan begitu, tak akan aku tinggalkan sahabatku sendiri dan kemudian berbalik hanya karena keadaan yang sedang tidak baik.

Ingin sekali aku berkata agar kau bisa membalas kelakuanku yang saat itu mungkin sama sekali tidak mengenakkan untukmu. Ya. Aku ingin merasakan apa yang kau rasakan. Ditinggalkan disaat kau menemukan bahagiamu, lalu kembali disaat semua menjadi kacau. Aku juga ingin merasakan itu. Rasanya tak adil. Kau selalu membagi kebahagiaanmu, tapi tak pernah mau membagi kesedihanmu. Saat aku memaksamu untuk melakukannya, lantas kau hanya berucap "hei, ada apa denganmu?" ada apa denganku?? Bukankah seharusnya aku yang bertanya "ada apa denganmu?" dari apa hatimu itu? Seolah kau tak pernah ingin orang lain melihat kesedihanmu. Kau lebih memilih untuk memendam daripada mengutarakan.

Pernahkah kau merasakan rasa sakit dan bahagia secara bersamaan? Disatu sisi kau merasa bahagia bisa mengenalnya, namun disisi lain kau merasa sakit karena tak bisa menjadi sahabat yang baik untuknya. Dia selalu mengatakan bahwa sahabat harus saling memberi sayap, saling memberi semangat. Iya benar. Tapi kurasa disini kau yang memberi sayap paling kuat. Memberikan semangat paling hebat. Yang membuat tubuh ini kembali tegap. Kau yang memberikan jabatan paling erat. Tak peduli jikalau nanti kau harus hancur lebur. Kau lebih mementingkan kebahagiaan didalam persahabatan dibanding kebahagiaan yang ada dihidupmu sendiri.

Aku yakin, kau pasti sudah tau kalau aku sangat membutuhkanmu. Kau pasti sudah tau aku tak bisa jauh darimu. Kau pasti sudah tau bahwa hanya kau yang bisa memulihkan keadaanku. Kau selalu bisa mengerti apa yang ada dipikiranku. Kau terlalu peka untuk aku yang terlalu sukar diteka. Dan aku terlalu dungu untuk kau yang serba tau.

Kau perlu tau hal ini. Kau selalu bisa membangkitkan lagi percaya diriku. Sungguh. Kau bahkan bisa mengusir rasa nerveousku. Tapi, berada didekatmu justru membuatku merasa telah membohongi perasaanku. Ya. Jauh didalam diriku, ada rasa ingin memilikimu lebih dari sekedar ikatan sahabat. Saat didekatmu, justru aku sangat takut jika suatu saat kau meninggalkanku. Disatu sisi aku ingin jujur padamu, tetapi disisi lain, aku tak mau perasaanku ini justru mengacaukan semuanya.

Hey kau yang rela menjadi penopang rasa sakitku, bisakah kita melakukannya lebih dari ini? Hatiku ini sangat egois sampai sampai ingin memilikimu sepenuhnya. Tapi, kurasa kau tak akan pernah bisa kugapai. Kau terlalu tinggi untuk kuraih. Kau dan aku terlalu mustahil untuk dapat bergabung dalam sebuah kata "kita"







------------------------------------------------------
Kalau dengan jujur akan membuat semua hancur,
maka akan kusimpan rasa ini,
hingga nantinya akan menghilang sendiri.
-----------------------------------------------------

ILUSI HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang