Mwehehehe maap ya, harusnya update hari kamis tapi belum sempat soalnya banyak laporan, praktikum online, ginilah derita anak farmasi..... jadi hari ini bakal double update sebagai permohonan maaf author hehehe. Let's read!
Sialnya, pria itu Revan.
"Kamu gak apa-apa?" tanya Revan sambil menyodorkan sapu tangan miliknya.
Asyela setengah melongo dan setengah ingin menjerit. Dunia ini terlalu sempit. "Kenapa kamu ada di mana-mana sih?"
"Kamu yang selalu muncul di depanku. Masa jadi salah aku?"
"Iiiihhhh Get lost, Revan! Get lost!"
Di tengah omelan Asyela, tiba-tiba ada suara lembut yang mengagetkannya dari belakang. "You must be Asye-," ucapannya terputus melihat baju Asyela yang tercemar cairan yang ditebaknya adalah kopi. "You okay?"
"You must be Viona. Its okay, Im perfect," kata Asyela dengan senyuman yang agak dipaksakan.
"I will get you a new shirt, please follow me to my room." Wanita itu berhenti sejenak dan menatap ke arah Revan yang berdiri mematung tanpa berkata apapun. "Jadi kamu yang tanggung jawab buat kopi ini?"
"I think so," jawab Revan sambil mengangkat bahunya.
"Wait, wait," sergah Asyela yang tiba-tiba merasa jadi orang paling ketinggalan berita di seluruh dunia. Ia menatap lurus wanita di depannya. Jadi kalian kenal? Dan kamu bisa bahasa Indonesia?
"Of course, she is," kata Revan sambil maju dan mencium pelipis wanita itu.
Ayela menjadi panas melihat hal yang baru saja dilakukan Revan. Satu hal yang harus kalian ketahui, Asyela shock bukan main. Tetapi ia tidak menunjukkannya sama sekali dan merasa ada di keadaan yang salah. Revan memang selalu membawa hari-hari sial padanya.
"Revan memang norak. Anyway, kita pakai bahasa Indonesia saja kalau buat kamu itu lebih nyaman."
"Okay," jawab Asyela.
Mereka masuk ke dalam ruangan direktur utama yang ternyata terdiri atas dua bagian di dalamnya. Salah satu bagiannya adalah ruang kerja direktur dan ruang tunggu bagi tamu-tamu khusus.
"Rev, kamu tunggu di luar, ya!" pinta wanita itu sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Yakin nggak mau aku ikut masuk?"
"Nggak usah!" ketus Asyela.
Asyela pun masuk ke dalam ruangan kerja, sementara Revan menunggu di bagian ruang tunggu. Di ruang tunggu ini ada akuarium ukuran sedang yang berisi biota-biota laut yang memanjakan mata.
Revan sebenarnya merasa sedikit bersalah pada Asyela tentang kopi itu, tetapi pandangannya terhadap Asyela yang galak langsung berubah drastis ketika tadi melihat tatapan kaget Asyela saat dirinya mencium adiknya sendiri, Viona.
Sementara Asyela masih termangu-mangu melihat bagian dalam ruang kerja Viona, sangat elegan dan penuh dengan interior yang tidak bisa dibilang murah. Wanita di hadapannya menyodorkan sebuah kemeja putih bersih ke arah Asyela. Asyela malu untuk mengganti bajunya di sana.
Viona dengan setengah terkekeh menatap Asyela dengan lucu. "Syel, bukan di sini, tapi di toilet sana," katanya sambil menunjuk pintu kecil di sudut ruangan yang ternyata adalah pintu toilet. Bodohnya aku, batin Asyela.
Setelah mengganti bajunya dengan kemeja putih yang diberikan, Asyela duduk di sofa ruang kerja itu. Harus diakuinya, ia tidak bisa berhenti kagum dengan ruangan ini.
"So, Asyela, once again, I am Viona Isabelle."
"Yes, Miss Viona."
"Vio aja, Syel. Umur kita paling nggak beda jauh," ujar Viona sambil tersenyum.
"Oh, oke, Vio."
"Jadi, aku cuma mau tanya obat asam lambung apa yang bagus nih? Agak parah soalnya."
"Omeprazole atau Lanzoprazole, I guess."
"Okay then."
"Thats it?" tanya Asyela bingung.
Viona tertawa mendengar kebingungan Asyela. Tentu saja Asyela bingung, Viona memanggilnya kemari bukan karena ingin konsultasi obat untuk ibunya, tetapi hanya ingin melihat wanita mana yang berhasil membobol apartemen Revan.
Revan orangnya sangat jarang terbuka, bahkan tidak seorangpun yang pernah masuk ke dalam apartemen Revan. Ceritanya cukup rumit, tetapi semuanya dimulai ketika Kate yang adalah teman baik Viona meneleponnya dan menceritakan pertemuan antara Asyela dan Revan.
"Jadi kamu kenal Revan dari mana?"
"Eh, Revan?" tanya Asyel yang masih bingung.
"Iya, Revan."
Perasaan Asyela bercampur aduk antara bingung dan tidak enak. Oh Tuhan, masa iya aku jadi orang ketiga diantara mereka, batin Asyela.
.
.
.
What do you think?
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scars
RomanceHanya sebuah kisah cinta klasik rumit yang tidak romantis di antara dua orang dengan masa lalu penuh tragedi. Luka yang mereka bawa adalah hal yang memperkuat perasaan mereka.