"Rin, Rin, Erin. Woy", aku melepaskan headset ku karena merasa ada yang memanggil dan menoleh ke sumber suara. di pintu kulihat ada sahabat karibku, Karin.
"Rin, kantin yuk. Dah istirahat nih", ajaknya dan aku mengangguk. aku langsung menaruh headset ku didalam tas dan berjalan dengan Karin ke kantin.
kalau kalian tanya Mia dimana, dia sudah pindah sejak kelas 9. jadi kami tidak bersamanya lagi sejak hari itu. tapi kami masih saling memberi kabar satu sama lain.
aku sekarang lebih sering bersama Karin, dia sepupu sekaligus temanku sedari kecil. Makanya aku nyaman bersamanya. aku lebih kakak darinya tapi tingkahnya dewasa daripada aku.
dia cantik, sudah sering sekali berganti-ganti pacar. beda denganku, aku tidak tertarik dengan siapapun sejak aku suka kak Jungwoo. Ngomong-ngomong, aku satu sekolah lagi dengannya tahun ini.
tapi aku tidak terlalu menyukainya lagi sejak waktu itu. hanya sedikit hehe.
kak Jungwoo juga pernah nembak Karin, hanya dia tidak menerimanya. saat kutanya alasannya kenapa dia tidak mau memberitahuku, menurutku dia kasian padaku.
"rin, duduk disana aja yuk", ajak Karin membuyarkan lamunanku. Kulihat arah jarinya menunjuk. "engga, ah. disitukan ada kak Jungwoo", tolakku mentah-mentah.
"ih justru bagus dong. lo bisa deket-deket sama kak jungwoo, ayo!", Karin menarikku paksa. Aku sudah tidak ada tenaga lagi karena belum sarapan.
"hai kak, boleh gabung disini, gak?" sapa Karin. kak Jungwoo menatapku dengan Karin bergantian, "boleh kok, duduk aja", kami duduk dikursi itu dengan kak Jungwoo dihadapanku. Sumpah Karin, aku akan mencakarmu nanti. aku tidak kuat seperti ini, menatapnya saja sudah tidak berani.
"rin, gue pesen dulu yak. lo tunggu dulu disini sama kak Jungwoo, oke?", kedua kalinya aku ingin menjambak rambut Karin, mana dia mengatakannya sambil nyengir membuatku malu setengah mati. kurasa telingaku sudah merah sekarang menahan malu, buru-buru aku menutupnya sebelum kak Jungwoo liat. bisa malu aku.
kak Jungwoo terus melahap baksonya, sementara aku terus mengamatinya yang sedang makan. indah sekali, apalagi sedekat ini.
"ada yang mau dibilang?", saat sedang memandangi kak Jungwoo tiba-tiba saja aku tersentak karena dia menolehkan kepalanya padaku.
aku langsung salah tingkah. kurasakan telingaku memanas lagi. duh, sial.
aku ingin menjawab tapi rasanya leherku tercekat. aku tidak bisa mengeluarkan suara.
"e-e-e", aku tergagap. kak Jungwoo masih menunggu jawabanku.
tiba-tiba sebuah mangkok berisi nasi goreng ada dihadapanku, aku menoleh ternyata Karin. dia langsung duduk disampingku. "tuh makan yang bener, tapi jan sok imut juga mentang-mentang ada-AW!", gue reflek injak kakinya Karin.
kak Jungwoo heran liat kita berdua, ia terkekeh pelan. "kalian kembar ya? kok kelahi terus daritadi", dan kita berdua langsung cengo.
"gak kak cuman temen aja kok hehe", jelas Karin sok imut. duh, pen tampol.
kita lagi makan, suasana tiba-tiba hening. aku tidak tau harus bicara apa, sumpah. gemeteran sekali berada dihadapannya kak Jungwoo.
"kak, tumben makan sendiri. biasanya bareng temen-temen kakak", itu bukan saya yang nanya ya, tapi Karin.
"mereka lagi ada dikelas, lagi pacaran makanya malas ke kantin. beda sama gue, gue kan laper terus. jadi harus kekantin dong", jelas kak Jungwoo sambil nyengir. aduh manisnya.
"jadi kakak gapunya pacar?", gue kaget tiba-tiba nanya begini. sumpah ini reflek keluar dari mulut gue.
gue liat ekspresi kak Jungwoo kayak kaget mendengar itu, Karin juga sudah mangap-mangap.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRER-JUNGWOO
Fanfiction"aku suka dia sejak smp, dia seniorku. tidak ada hal spesial yang membuatku suka dengannya. aku hanya menyukainya, tapi mengungkapkannya aku tidak berani sama sekali. maka aku memilih jalan menjadi secret admirernya saja"-Erin.